Sukses

Menko Luhut: Indonesia Bukan Negara yang Suka Minta-Minta

Indonesia juga memiliki 17.500 pulau dengan berbagai kekayaan sumber daya alam yang berbeda-beda. Bahkan, Indonesia memiliki penduduk sebanyak 280 juta jiwa, yang mana bisa diberdayakan.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan, mengingatkan kepada generasi muda bahwa Indonesia bukan negara yang tergantung dengan negara lain. Justru Indonesia sekarang merupakan negara yang memiliki banyak potensi.

“Saya ingin mengingatkan kalian yang muda untuk melihat Indonesia sekarang ini supaya kita tuh jangan merasa kita minta-minta kepada orang lain. Indonesia is the one the best of country today,” kata Luhut Binsar Pandjaitan dalam 4th Indonesia Fintech Summit 2022 - Day One, Kamis (10/11/2022).

Luhut menegaskan, Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia dengan potensi yang besar. Diantaranya, Indonesia menjadi negara penghasil nikel terbesar di dunia, kemudian Indonesia memiliki cadangan timah terbesar kedua, dan urutan ketujuh sebagai negara yang memiliki cadangan tembaga terbesar di dunia.

“Indonesia is the one the best of country today, kalau anda lihat, kita itu world largest nikel reserves, kita bisa bermain apa saja. Kita juga bisa second largest biggest tin reserves, kita juga seven biggest copper reserves,” ujarnya.

Bahkan kata Luhut, tembaga yang dimiliki Indonesia diprediksi pada 20230 harganya bisa naik 8 kali lipat. Selain itu, Indonesia juga berpotensi memiliki listrik sebesar 437 Giga Watt Renewable energy.

“Ingat copper (tembaga) pada tahun 20230 naiknya bisa 8 kali tapi sekarang lagi dibutuhkan untuk clean energy. Kita punya 437 Gigawatt Renewable energy. Salah satu negara yang punya renewable energi yang potensial yang besar 437 GW itu adalah Indonesia,” katanya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Potensi Besar Lain

Di samping itu, Indonesia juga memiliki 17.500 pulau dengan berbagai kekayaan sumber daya alam yang berbeda-beda. Bahkan, Indonesia memiliki penduduk sebanyak 280 juta jiwa, yang mana bisa diberdayakan.

“Kita 17.500 pulau, populasi kita sekarang 280 juta juga lokasi kita sangat hebat,” imbuhnya.

Oleh karena itu, kata Luhut, Pemerintah memiliki mimpi pada tahun 2045 Indonesia bisa menjadi negara yang pendapatan per perkapita tinggi.

“Apa mimpi kita? Kalau kita lihat Indonesia vision 2045 becoming a high income country, saya kira ini mimpi kita,” ujarnya.

Saat ini pendapatan per kapita Indonesia sudah mencapai USD 4.000. Maka Luhut semakin optimis di tahun 2030 pendapatan per kapita Indonesia bisa mencapai USD 10.000 lebih.

“Kita mimpi pada 2030 kita bisa nanti di USD 10.000, menurut saya angka itu bisa lebih. Kita sekarang GDP USD 1,3 triliun dan saya percaya 2023 GDP kita bisa USD 3,5 triliun atau lebih dari itu, kalau konsistensi pembangunan kita ini bisa tetap di 5,3-5.7 pertumbuhan kita,” pungkasnya.

 

3 dari 3 halaman

Indonesia Mulai Produksi Baterai Kendaraan Listrik 2024

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengungkapkan, produksi baterai kendaraan listrik pertama di Indonesia ditargetkan mulai 2024.

"Pada 2024 mendatang, kita (Indonesia) dapat memproduksi baterai lithium sendiri bersama CATL dan LG," kata Luhut, dalam acara Seminar Internasional yang digelar LPS di Nusa Dua, Bali pada Rabu (9/11/2022).

"Kita juga sudah mulai dengan (produksi) EV (kendaraan listrik) mobil dan motor," lanjutnya.

Hal itu terlihat dari banyaknya kendaraan listrik yang telah dibuat untuk menyambut KTT 20 di Bali pada 15-16 November mendatang.

Dalam kesempatan terpisah, Luhut Binsar Pandjaitan menyebutkan bahwa produksi baterai lithium di Tanah Air akan dimulai antara kuartal III dan IV 2024.

"Sekarang sedang jalan, 2024 (antara) di kuartal ketiga dan keempat akan produksi baterai baterai lithium kita (Indonesia) sendiri," terangnya kepada wartawan di sela-sela Seminar Internasional LPS dan IADI.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.