Sukses

Rusia Kerahkan 10 Pesawat Khusus ke KTT G20 Bali, Vladimir Putin Jadi Hadir?

Delegasi Rusia direncanakan akan menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 dan disebut akan membawa sekitar 10 pesawat.

Liputan6.com, Jakarta Delegasi Rusia direncanakan akan menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 dan disebut akan membawa sekitar 10 pesawat. Kendati begitu, belum ada kepastian apakah Vladimir Putin akan turut hadir dalam helatan 15-16 November 2022 mendatang.

Direktur Utama Angkasa Pura I Faik Fahmi menyebut pihak Rusia sudah melakukan berbagai persiapan untuk kedatangan delegasi. Termasuk tim VVIP untuk mengatur kedatangan di Bandara I Gusti Ngurah Rai, Bali.

"Gini, kalau dari sisi persiapan, mereka sudah mempersiapkan diri. Tapi masalah hadir enggaknya kita belum tahu. Tapi tim apa istilahnya untuk VVIP tim advance-nya, bahkan mereka merencanakan akan ada 10 pesawat yang akan melayani mereka di logistik, dan segala macam mereka sudah mempersiapkan, sudah kordinasi," paparnya dalam Rumpi BUMN di Pressroom Kementerian BUMN, Senin (7/11/2022).

Meski telah melakukan berbagai persiapan kedatangan, Faik tak bisa mengonfirmasi kepastian Vladimir Putin akan turut hadir di KTT G20. Menurutnya, keputusan itu ranahnya ada di Kementerian Luar Negeri (Kemenlu).

"Tapi masalah finalnya apakah mereka hadir atau enggak memang kita belum tahu. Mungkin hadir, kita enggak tahu tapi yang jelas mereka sudah melakukan persiapan," ujarnya.

Mengacu data yang ditampilkan oleh Faik, ada 3 pesawat Ilyushin IL-96 yang akan dibawa Rusia untuk KTT G20. Pesawat ini masuk dalam kategori wide body, atau berbadan lebar.

Rombongan Rusia ini masih masuk dalam kategori Diplomatic Note. Pada kategori ini, ada 2 negara anggota G20, yakni Rusia dan Brazil.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Rombongan Negara G20

Masih mengacu paparan Faik, 20 anggota G20 bersama dengan 9 undangan G20 akan hadir untuk mendarat di Bandara I Gusti Ngurah Rai, Bali. Rinciannya, Indonesia akan menggunakan pesawat Boeing B737-800.

Australia akan menggunakan pesawat Tanker KC-30A MRTT, Arab Saudi akan menggunakan pesawat Boeing B737-800 dan G650. Korea Selatan akan menggunakan pesawat Boeing B747-8i, Jepang akan menggunakan pesawat Boeing B777-300 ER.

Turki akan menggunakan pesawat Boeing B747-800 dan Airbus A330-200, Kanada akan menggunakan pesawat CC 150 POLARIS. Afrika Selatan akan menggunakan Boeing B737-BBJ, Perancis akan menggunakan pesawat Airbus A330 dan pesawat Falcon.

Britania Raya akan menggunakan pesawat Airbus A321, Jerman akan menggunakan pesawat Airbus A350. Tiongkok akan menggunakan pesawat Boeing B747-800, India akan menggunakan pesawat Boeing B777-300E.

Amerika Serikat akan menggunakan pesawat Boeing B747-200 dan Boeing B757-300, Italia akan menggunakan pesawat Airbus A319 CJ. Argentina akan menggunakan pesawat Airbus A 330-300, Rusia akan menggunakan pesawat IL 96.

Brazil akan menggunakan pesawat Airbus A319CJ, Meksiko akan menggunakan pesawat Boeing B737-BBJ, dan Uni Eropa akan menggunakan pesawat B777-S.

"Saya kira ini jadi satu kesempatan bagus untuk memastikan reputasi indonesia menjadi lebih baik, asal kita bisa melaksanakan pelayanan dengan sebaik-baiknya. Kita koordinasi dengan stakeholder yang ada," paparnya.

 

3 dari 4 halaman

Ekonomi Bali Tumbuh

Wilayah Bali dan Nusa Tenggara mencatatkan pertumbuhan ekonomi 6,69 persen di kuartal III 2022. Angka ini di atas pertumbuhan ekonomi nasional yang berada di angka 5,72 persen untuk periode yang sama.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Margo Yuwono mencatat, pertumbuhan ekonomi di wilayah Bali dan Nusa Tenggara ini mampu tumbuh tinggi sebagai dampak dari diselenggaranya berbagai kegiatan Presidensi G20.

"Pertumbuhan di Bali-Nusra 6,69 persen dengan andil dari Bali sebesar 3,69 persen," kata Margo Yuwono dalam konferensi pers, Jakarta, Senin (7/11/2022).

Margo menjelaskan dilihat dari sumber pertumbuhan utama di Bali ini ditopang dari sektor penyediaan akomodasi dan makan-minum, dan sektor transportasi pergudangan.

"Ini mudah dipahami karena ada pelonggaran mobilitas dan berbagai event internasional. Makanya kontribusinya tinggi," kata Margo.

 

4 dari 4 halaman

Lebih Rendah dari Sebelum Pandemi

Meski telah mencatatkan pertumbuhan yang tinggi, Margo mengatakan pertumbuhan ekonomi di Bali masih lebih rendah dari posisi sebelum terjadi pandemi.

Berdasarkan data BPS, ekonomi di Pulau Dewata ini pada kuartal I-2022 terkontraksi 2,93 persen. Kemudian di kuartal II-2022 tercatat tumbuh 3,05 persen. Sedangkan di kuartal III-2022 tumbuh 3,69 persen.

"Di Bali ini PDRB kuartal I-II 2022 ini masih dibawah periode yang sama di 2019 atau sebelum pandemi," kata dia.

Adapun sektor pendorong pemulihan ekonomi disumbang dari penyediaan akomodasi dan makan-minum serta karena perbaikan mobilitas.

Tak hanya itu, jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) juga berkontribusi. Mengingat di sepanjang tahun 2022 ini banyak kegiatan bertaraf internasional yang merupakan rangkaian dari Presidensi G20 Indonesia yang berlangsung di Bali dan Nusa Tenggara.

"Kunjungan wisman meningkat signifikan karena ada event internasional di Bali," kata dia mengakhiri.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.