Sukses

Data Tenaga Kerja AS Membaik, Rupiah Menguat ke 15.673 per Dolar AS

Pada Senin (7/11/2022), rupiah pagi ini menguat 65 poin atau 0,41 persen ke posisi 15.673 per dolar AS.

Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pagi ini mampu menguat setelah pada pekan lalu mengalami tekanan yang dalam. Penguatan nilai tukar rupiah ini terjadi merespons rilis data ketenagakerjaan Amerika Serikat (AS).

Pada Senin (7/11/2022), rupiah pagi ini menguat 65 poin atau 0,41 persen ke posisi 15.673 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya 15.738 per dolar AS.

Tim Riset Monex Investindo Futures dalam kajiannya menulis bahwa kurs dolar AS terhadap beberapa mata uang utama dunia melemah usai keluarnya data tenaga kerja AS.  

"Dolar AS jatuh pada setelah laporan non farm payrolls AS untuk Oktober menunjukkan ekonomi terbesar dunia itu menciptakan lebih banyak pekerjaan baru dari yang diharapkan, tetapi juga menunjukkan tanda-tanda perlambatan dengan tingkat pengangguran yang lebih tinggi dan inflasi upah yang lebih rendah," tulis kajian tersebut, dikutip dari Antara.

Dolar AS awalnya naik setelah rilis data, tetapi jatuh karena pelaku pasar mencerna laporan pekerjaan, mencatat data tidak semuanya positif, dan mendukung pandangan The Federal Reserve dapat memperlambat laju kenaikan suku bunga pada masa depan.

Laporan ketenagakerjaan non pertanian atau Non Farm Payrolls (NFP) AS meningkat 261.000 bulan lalu. Data untuk September direvisi lebih tinggi untuk menunjukkan 315.000 pekerjaan ditambahkan, bukan 263.000 seperti yang dilaporkan sebelumnya.

Sebelumnya ekonom yang disurvei oleh Reuters telah memperkirakan 200.000 pekerjaan, dengan perkiraan mulai dari 120.000 hingga 300.000.

Namun, tingkat pengangguran Negeri Paman Sam naik menjadi 3,7 persen dari 3,5 persen September. Penghasilan per jam rata-rata meningkat 0,4 persen setelah naik 0,3 persen pada September, tetapi kenaikan upah melambat menjadi 4,7 persen secara tahunan pada Oktober setelah naik 5 persen pada September.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Depresiasi Rupiah Cuma 8,62 Persen, Lebih Baik dari India hingga Malaysia

Sebelumnya, Stabilitas sistem keuangan (SSK) pada kuartal III 2022 masih tetap berada dalam kondisi yang resilien. Hal tersebut dibuktikan dengan kondisi nilai tukar rupiah yang masih lebih baik dibanding dengan beberapa negara tetangga.

Dalam Rapat Komite Stabilitas sistem keuangan (KSSK) yang dihadiri oleh Menteri Keuangan Gubernur Bank Indonesia (BI), Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) terungkap bahwa stabilitas nilai tukar rupiah tetap terjaga di tengah tren menguatnya Dolar AS.

Dikutip dari keterangan tertulis KSSK, Kamis 3/11/2022), Indeks nilai tukar Dolar AS terhadap mata uang utama (DXY) mencapai level tertinggi dalam dua dekade terakhir yaitu 114,76 pada tanggal 28 September 2022.

Sementara itu, nilai tukar rupiah sampai dengan 31 Oktober 2022 terDepresiasi 8,62 persen (ytd), relatif lebih baik dibandingkan dengan depresiasi mata uang sejumlah negara berkembang lainnya.

 

3 dari 3 halaman

Negara Lain

Contohnya India yang terdepresiasi 10,20 persen, Malaysia terdepresiasi 11,86 persen, dan Thailand terdepresiasi 12,23 persen.

Depresiasi ini sejalan dengan persepsi terhadap prospek perekonomian Indonesia yang tetap positif.

Tren depresiasi nilai tukar negara berkembang tersebut didorong oleh menguatnya Dolar AS dan meningkatnya ketidakpastian pasar keuangan global akibat pengetatan kebijakan moneter yang lebih agresif di berbagai negara, terutama AS.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.