Sukses

Ini Perbedaan Resesi 2023 dengan Krisis 2008, Indonesia Siap?

Indonesia dinilai lebih siap menghadapi ancaman resesi 2023 dibandingkan krisis subprime mortgage 2008 dan tapper tantrum 2013.

Liputan6.com, Jakarta Indonesia dinilai lebih siap menghadapi ancaman resesi 2023 dibandingkan krisis subprime mortgage 2008 dan tapper tantrum 2013. 

Staf Ahli Menteri Keuangan mengatakan Masyita Criystallin sda perbedaan besar antara krisis tahun 2008 dan tahun 2013 dengan krisis yang saat ini berlangsung. Krisis yang terjadi saat ini memberikan banyak tekanan yang langsung mengarah ke nilai tukar. 

“Turki contohnya, tingkat inflasinya menembus 84% dan year to date mata uangnya sudah melemah 30 persen terhadap dollar AS,” ujarnya dalam acara The Indonesia Summit 2023 yang diinisiasai oleh Bank Danamon, Adira Finance, dan MUFG Bank, Ltd, pada pekan lalu.

Masyita menegaskan kondisi Indonesia saat ini cukup baik dibandingkan negara-negara peers group. Nilai tukar rupiah masih cukup baik dan Indonesia mendapat kompensasi yang signifikan dari surplus neraca perdagangan. 

“Dibandingkan negara-negara berkembang lain, capital outflow di Indonesia sangat rendah,” jelasnya.

Dia menambahkan fundamental ekonomi Indonesia saat ini lebih baik Dibandingkan 2008 dan 2013. Pada masa dahulu, Indonesia memang mampu mencatat pertumbuhan ekonomi yang relatif tinggi. Namun, hal itu mesti ditebus dengan defisit neraca perdagangan dan defisit neraca transaksi berjalan. 

“Sekarang, Indonesia tidak lagi mengalami defisit karena mampu mencetak surplus di neraca perdagangan. Salah satu faktor pentingnya adalah inisiatif untuk memulai hilirisasi industri minerba sejak beberapa tahun lalu telah membuahkan hasil,” jelasnya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Inflasi Indonesia

Terkait dengan inflasi Indonesia yang relatif tinggi, Masyita menegaskan bahwa hal tersebut masih terkendali. Pemerintah menempuh bauran kebijakan dalam menghadapi tantangan-tantangan utama ekonomi saat ini. 

Dia menambahkan pada tahun 2023, kebijakan fiskal pemerintah akan fokus pada lima aspek, yaitu kualitas sumber daya manusia, infrastruktur, reformasi birokrasi, revitalisasi industri, dan ekonomi hijau. 

Pemerintah akan terus mempertahankan tingkat rating surat utang untuk menjaga biaya dana (cost of fund). Proyeksi di tahun depan, defisit fiskal diproyeksi 2,85 persen dari PDB. 

“Apa yang telah dan akan dilanjutkan tahun depan adalah reformasi pajak dengan meningkatkan kepatuhan dan basis wajib pajak,” ujarnya.

Berikutnya, belanja APBN juga akan diarahkan pada program prioritas yang efisien, sinergis, dan berorientasi hasil. “Di samping itu, diversifikasi pendanaan juga akan terus digalakkan melalui peran Indonesia Investment Authority dan kerja sama pemerintah dengan badan usaha,” tegasnya.

 

3 dari 3 halaman

Pemulihan Ekonomi

Dalam kesempatan yang sama Direktur Utama Danamon Yasushi Itagaki mengatakan sebagai bank yang melayani semua lini dalam rantai pasok keuangan, Danamon bersama Adira Finance dan didukung oleh MUFG Bank memiliki komitmen penuh sekaligus berperan aktif dalam pemulihan ekonomi nasional. 

"Kami percaya, di situasi yang tidak menentu seperti saat ini, nasabah dan pemangku kepentingan memerlukan informasi terkini dan terbaik untuk mendukung mereka menjawab tantangan sekaligus mencari peluang bisnis untuk tumbuh berkelanjutan bersama Danamon," ujarnya. 

Oleh karenanya, Danamon bersama dua mitranya menggelar The Indonesia Summit 2023, yang merupakan forum diskusi terbuka tahunan yang menitikberatkan pada aspek ekonomi-politik Indonesia dan global. 

"Kami tetap optimis dengan prospek pertumbuhan jangka panjang Indonesia yang didorong oleh faktor demografi, komitmen pemerintah terhadap investasi asing, dan pembangunan infrastruktur," ucap Executive officer, Country Head of Indonesia MUFG Bank, Kazuhige Nakajima.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.