Sukses

BRIN Bidik 300 Kerja Sama Bisnis di 2023, dari Startup hingga Perusahaan Besar

Pada 2023 mendatang, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menargetkan ada 300 perjanjian bisnis.

Liputan6.com, Jakarta Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Laksana Tri Handoko menyebut target perjanjian bisnis pasca menghelat Indonesia Research and Inovation (InaRI) Expo 2022. Pada 2023 mendatang, dia menargetkan ada 300 perjanjian bisnis.

Jumlah itu menurutnya sebuah peningkatan yang perlu diraih. Pasalnya, rata-rata perjanjian bisnis antara BRIN dan pelaku usaha masih berkisar di 100-200 kesepakatan bisnis per tahunnya. Pada konteks ini, perjanjian bisnis yang dimaksud merujuk pada penyediaan lisensi bagi pelaku usaha.

"Kalau jumlah, kita bicara perjanjian bisnis tak hanya pada saat selama InaRI, setiap tahun itu kita menargetkan setidaknya ada 100-200 perjanjian lisensi dengan pelaku usaha, itu masih kecil sebenarnya, kita ingin lebih banyak lagi, selama ini sekitar itu.

"Jadi kita berharap tahun depan mungkin mencapai 300 (perjanjian bisnis)," imbuhnya.

Dia mengisahkan selama ini sudah ada beberapa pelaku usaha yang telah menjalani kerja sama. Misalnya, terkait pemanfaatan infrastruktur yang dimiliki oleh BRIN.

"Kita dukung pelaku usaha untuk bisa memanfaatkan infrastruktur yang ada di BRIN, dan di kawasan ini ada cukup banyak pelaku ushaa yang dalam tanpa petik kerja sama (menggunakan fasilitas) yang ada di BRIN, banyak startup juga ada," ungkapnya.

Dalam konteks kerja sama bisnis, lingkupnya tak hanya berorientasi pada jual-beli produk. Hal ini diungkap Sekretaris Departemen Sains dan Teknologi India, Srivari Chandrasekhar.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Kerja Sama Start Up dan Perusahaan Besar

Menurutnya, kerja sama pasca gelaran pameran riset dan inovasi bisa berupa pendampingan dan pengembangan startup atau perusahaan rintisan. Contohnya, kerja sama antara start up dengan perusahaan besar.

Dia berharap, melalui langkah itu, bisa semakin banyak start up yang berkembang. Menurut dia, India sendiri punya pengalaman dalam pengembangan start up di negaranya.

"Dia akan memiliki kesempatan yang lebih besar ketika bertemu dengan perusahaan yang lebih besar," kata dia.

"Pada 2014, kita punya 500 starup saja, tapi sekarang sudah lebih dari 77 ribu start up. Bahkan sekarang sudah lebih dari 100 start up dalam kategori unicorn dan value mereka sudah lebih dari USD 300 miliar, kami mau membagikan pengalaman yang kami miliki ini," paparnya.

 

3 dari 4 halaman

BRIN Bakal Perluas Kerja Sama Gelar InaRI Expo dengan Thailand Hingga Perancis

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) akan memperluas jangkauan kerja sama dalam menyelenggarakan Indonesia Research and Inovation (InaRI) Expo dengan berbagai negara lain. Langkah ini jadi tindak lanjut gelaran pameran riset dan inovasi yang digelar tahun ini.

Kepala BRIN Laksana Tri Handoko mengatakan, tahun ini jadi kesempatan baik dengan menggandeng Asean Sekretariat dan Pemerintah India. Dia membuka kesempatan untuk menindaklanjuti dengan berbagai negara lain, seperti Thailand dan Perancis.

"Tahun ini memang kebetulan kita banyak didukung kerja sama dengan teman-teman dari India, tapi tahun-tahun berikutnya memang, jadi kita tidak membatasi diri ya. Tapi kita juga membuka kesempatan kerja sama dengan banyak negara, apakah itu, Perancis, Thailand, dan sebagainya. Itu karena setiap negara punya kelebihan masing-masing," kata dia dalam konferensi pers InaRI, di Inovation Convention Center, Cibinong Science Center, Kabupaten Bogor, Kamis (27/10/2022).

"Dan saat ini pun kita sedang mendiskusikan banyak potensi kerja sama dengan berbagai negara itu," tambahnya.

Khusus dengan India, Handoko menuturkan telah banyak kerja sama yang dibangun oleh BRIN. Salah satunya dalam pengembangan satelit indra jauh.

Kedepannya, dia ingin membangun kerja sama dalam pemanfaatan bio engineering dan bio technology. Misalnya dalam pengembangan vaksin dan berbagai obat yang bersumber dari kekayaan sumber daya hayati di Indonesia.

"Tentu itu tak hanya dengan India tapi berbagai negara lain," ungkapnya.

 

4 dari 4 halaman

Perluas Kerja Sama Maritim

Lebih lanjut, BRIN juga membidik kerja sama di sektor maritim dengan negara-negara ASEAN, pintu masuknya melalaui ASEAN Sekretariat. Menurutnya, pengembangan sektor maritim perlu dilakukan bersama-sama dengan negara-negara tetangga Indonesia.

"Itukan tidak ada batas, jadi kita tidak mungkin mengerjakan riset-riset itu tanpa kerja sama dengan negara terdekat yang notabene semuanya adalah negara-negara ASEAN," ujarnya.

"Makanya kita sangat apreasiasi sekali dukungan dari asean ya untuk InaRI ini. Dan kita berharap tahun-tahun berikutnya mereka masih bekerja sama dengan baik," pungkas Handoko.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.