Sukses

Cerita Mendag, Dagang dari Umur 6 Tahun hingga Gadaikan Ijasah SMA

Mendag Zulkifli Hasan berbagi kisah soal pengalamannya di sektor perdagangan. Dia mengaku sudah bergulat jadi pedagang sejak usia 6 tahun, sehingga mengklaim telah memahami banyak soal pasar dan UMKM.

Liputan6.com, Jakarta Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan berbagi kisah soal pengalamannya di sektor perdagangan. Dia mengaku sudah bergulat jadi pedagang sejak usia 6 tahun, sehingga mengklaim telah memahami banyak soal pasar dan UMKM.

Pria yang akrab disapa Zulhas itu bercerita, dirinya sudah bersentuhan dengan sektor perdagangan sejak masih berusia 6 tahun. Kerajaan bisnisnya pun terus berkembang di berbagai wilayah 14 tahun kemudian.

"Saya terlatih umur 6 tahun sudah belajar berdagang dan melakukan kegiatan dagang. Kemudian umur 20 tahun sudah di 20 provinsi 100 lebih kabupaten," ujar Mendag Zulkifli Hasan pada Konferensi Maju Digital di Kota Kasablanka, Jakarta, Kamis (27/10/2022).

Berpegang pada pengalaman tersebut, Zulhas menyatakan dirinya sudah paham betul soal mekanisme pasar dan sektor UMKM.

"Jadi, soal UMKM atau soal pasar sangat pengalaman, terlatih, dan sehari-hari dulu disitu. Jadi saya paham betul," imbuh dia.

Pria kelahiran 1962 ini pun menjabarkan, gurita bisnisnya sudah menjalar ke pasar luar negeri di usia 22 tahun.

"Pada tahun 84 saya sudah berdagang dengan korea Selatan dengan Taiwan, dengan Tiongkok," ungkap Mendag Zulhas.

Menurut dia, kisah suksesnya ini bisa ditiru oleh para pelaku UMKM. Sebab, dengan bemodal ijazah SMA dan kemauan kuat ia bisa menjadi pengusaha sukses.

"Tapi jangan heran saya mulai usaha dari modal nol, enggak punya apa-apa. Saya berdagang, awalnya saya bermodal ijazah SMA. Kadang ada yang enggak bisa beli barang, atau enggak punya modal, maka ijazah SMA jadi jaminan, terus berkembang. Jadi, UMKM kalau ada kemauan di situ ada jalan," tuturnya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Lepas Ekspor Smartphone ke Singapura, Mendag: RI Bisa jadi Basis Produksi

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan menyebut, Indonesia bisa menjadi basis produksi telepon seluler (ponsel) pintar yang diekspor ke berbagai negara di dunia.

Hal ini terlihat  dengan pencapaian produksi ponsel pintar PT Samsung Electronics Indonesia (PT SEIN) yang berhasil mengekspor 8 juta unit ponsel pintar ke berbagai negara sejak 2018 hingga kuartal ke-3 tahun 2022. 

Hal itu disampaikan Mendag Zulkifli Hasan saat melepas ekspor ponsel pintar produksi PT SEIN ke  beberapa negara, di Cikarang Utara, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Kamis (13/10/2022).

Turut hadir Dubes Korea untuk Indonesia Park Taesung dan Presiden PT SEIN Simon Lee, serta Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Didi Sumedi yang mendampingi Mendag.

“Pelepasan ekspor PT SEIN ini merupakan salah satu bentuk nyata peran pelaku usaha Indonesia yang  terus mendorong ekspor ke berbagai negara mitra dagang Indonesia. Selain itu, capaian ekspor ini tentunya  dapat mendorong Indonesia untuk menjadi basis produksi untuk produk elektronik, termasuk telepon  seluler (ponsel) pintar (smartphone),” kata Mendag Zulkifli Hasan. 

Mendag juga mengapresiasi atas kontribusi Samsung terhadap produksi dalam  negeri. Capaian ini, dimungkinkan karena kerja keras dan dedikasi para eksportir  Indonesia, termasuk PT SEIN.

“Saya sampaikan terima kasih dan apresiasi kepada pimpinan PT SEIN beserta jajaran yang terus  mendorong peningkatan ekspor Indonesia untuk produk elektronik, termasuk ponsel pintar,” ujar Mendag. 

Kendati begitu, Mendag menegaskan kita tidak boleh lengah sebab tantangan global ke depannya akan  semakin besar. Presiden Joko Widodo telah memberikan arahan kepadanya untuk meningkatkan ekspor  dan meminta agar Kemendag melakukan misi dagang setiap bulan.

3 dari 3 halaman

Sektor Unggulan

Lebih lanjut, Mendag Zulkifli Hasan menjelaskan, sektor elektronik merupakan sektor unggulan yang masuk dalam  prioritas Making Indonesia 4.0.

Sektor elektronik (HS 85) merupakan komponen ekspor ke-4 terbesar dalam  struktur ekspor Indonesia. Pada periode Januari-Juli 2022, nilai ekspor elektronik Indonesia mencapai USD  9,43 miliar. Nilai ini naik 18,9 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar USD 7,93  miliar. 

Sedangkan pada 2021, ekspor elektronik Indonesia mencapai nilai USD 14,1 miliar dengan tren lima  tahunan (2017-2021) positif sebesar 6,54 persen. Di tahun yang sama, nilai ekspor telepon seluler (HS  851712) Indonesia mencapai nilai USD 305,8 juta.

Secara umum, kata Mendag Zulkifli Hasan, kinerja perdagangan elektronik Indonesia tercatat cukup baik.  Saat ini Indonesia berada pada urutan ke-34 sebagai negara eksportir elektronik dengan pangsa 0,25  persen.

Menurutnya melalui sinergi antara pihak swasta seperti PT SEIN dan  Pemerintah untuk mewujudkan Making Indonesia 4.0, diharapkan Indonesia mampu menjadi salah satu  negara eksportir elektronik dan ponsel pintar dengan pangsa pasar yang semakin meningkat.  

Making Indonesia 4.0 merupakan program Pemerintah dalam menyiapkan Indonesia untuk menghadapi era  industri digital 4.0 yang difokuskan pada 7 sektor industri yakni makanan-minuman, tekstil, otomotif, kimia,  elektronik, alat kesehatan dan farmasi yang menyumbang 70 persen produk domestik bruto (PDB) industri,  65 persen ekspor industri, dan 60 persen tenaga kerja industri Indonesia. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.