Sukses

Bank Mandiri Masih Kaji Dampak Kenaikan Bunga Acuan BI Jadi 4,75 Persen

Bank Mandiri (BMRI) masih melakukan kajian terhadap kenaikan suku bunga untuk Dana Pihak Ketiga (DPK) dan kredit.

Liputan6.com, Jakarta - PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) menanggapi terkait kebijakan Bank Indonesia (BI) menaikkan suku bunga acuan atau BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 50 basis poin menjadi 4,75 persen pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) yang berlangsung pada 19 - 20 Oktober 2022.

Direktur Keuangan dan Strategi Bank Mandiri Sigit Prastowo menuturkan, pihaknya masih melakukan kajian terhadap kenaikan suku bunga untuk Dana Pihak Ketiga (DPK) dan kredit. 

"Hingga saat ini kami masih mengkaji kenaikan suku bunga baik itu dana pihak ketiga maupun kredit. Memang kami melihat adanya potensi untuk menaikkan suku bunga kredit khususnya, terkait dengan beberapa debitur-debitur yang menggunakan reference rate,” kata Sigit dalam konferensi pers, Rabu (26/10/2022).

Meski demikian, ada banyak hal yang menjadi pertimbangan Bank Mandiri dalam melakukan repricing

"Namun ada banyak hal yang perlu dipertimbangkan pada saat kita akan melakukan repricing tersebut, antara lain tentu harus memperhatikan kesehatan keuangan debitur yang ini akan bisa berdampak pada kualitas kredit nya dan juga tingkat permintaan atau demand dari kredit di market,” kata dia.

Selain itu, dalam jangka pendek, sebagian dari kredit Bank Mandiri terutama segmen wholesale akan mengikuti tren kenaikan suku bunga acuan.

"Sedangkan suku bunga acuan yang bersifat tetap atau fixed tentu ini tidak sensitif terhadap kenaikan suku bunga. Untuk kenaikan bunga dana pihak ketiga atau simpanan, kami juga terus memantau kondisi likuiditas di pasar untuk selanjutnya kami tentukan strategi pricing di dana pihak ketiga tersebut,” ujar dia.

Sigit juga menuturkan, hingga saat ini kondisi loan to deposit ratio (LDR) Bank Mandiri masih relatif baik di level 83 persen. Oleh karenanya, masih memberikan ruang dalam pengendalian kenaikan suku bunga DPK.

Fokus Bank Mandiri selama dua tahun terakhir ini adalah peningkatan CASA ratio melalui inisiatif digital seperti Livin’ dan KOPRA.

"Inisiatif inilah yang sebetulnya sangat membantu untuk mengendalikan cost of fund bank mandiri yang akan kita teruskan mudah-mudahan menjadi tetap relatif rendah pada 2023,” imbuhnya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Bank Mandiri Tekan NPL ke Level 2,3 Persen hingga September 2022

Sebelumnya, di tengah ketidakpastian ekonomi global, PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) konsisten menjaga kualitas aset. Hal ini tercermin dari posisi non performing loan (NPL) bank only yang melandai ke level 2,3 persen per September 2022. 

Posisi tersebut jauh lebih baik jika dibandingkan periode September 2021 yang sempat menyentuh 3,1 persen atau telah turun sebesar 80 basis poin (bps). Dalam menjaga kualitas aset, Bank Mandiri juga telah membentuk pencadangan yang memadai. 

"Sampai dengan kuartal III 2022 kami telah menyiapkan pencadangan yang cukup, dengan NPL Coverage ratio mencapai 292 persen, meningkat dari posisi kuartal III tahun sebelumnya yang sebesar 247 persen,” kata Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi, Rabu (26/10/2022).

Adapun, hingga akhir September 2022, posisi restrukturisasi kredit terdampak Covid-19 Bank Mandiri makin melandai menjadi Rp 45,6 triliun.  Jumlah ini sudah jauh lebih rendah dari September 2021 yang sempat mencapai Rp 90,1 triliun, atau menurun 49,38 persen secara tahunan.

Menurut Darmawan, penurunan ini didorong oleh pelunasan dan pembayaran cicilan debitur, dan bisnis debitur yang sudah kembali normal. 

Di samping itu, peran pemerintah dan regulator dalam menanggulangi COVID-19 di Tanah Air telah terbukti berhasil dan ekonomi telah kembali pulih bahkan tumbuh menguat dibandingkan posisi sebelum pandemi COVID-19. 

"Berkat disiplin dalam mengimplementasikan manajemen risiko, biaya kredit atau cost of credit (CoC) Bank Mandiri secara bank only pun berhasil ditekan menjadi 1,3 persen per September 2022. Jauh lebih baik bila dibandingkan periode setahun sebelumnya 2,1 persen,” kata dia. 

3 dari 4 halaman

Bank Mandiri Setor Rp 517 Triliun ke Negara Berkat Layanan Digital

Sebelumnya, PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) menyiapkan layanan keuangan terbaik untuk mengoptimalisasi penerimaan negara melalui penerapan Modul Penerimaan Negara Generasi ketiga (MPN G3) oleh Kementerian Keuangan.

Hal ini sejalan dengan komitmen Bank Mandiri untuk terus merealisasikan peran sebagai mitra pemerintah yang konsisten mendukung pencapaian target-target pembangunan.

Hasilnya, Bank Mandiri sebagai Collecting Agent penerimaan negara telah berkontribusi sebesar Rp 533 triliun atau sekitar 26,5 persen dari total realisasi penerimaan negara pada APBN 2021 yang mencapai Rp 2.011,3 triliun. Kontribusi tersebut meningkat 24 persen dari tahun sebelumnya yang mencapai Rp 430 triliun.

“Kami telah mengembangkan layanan super app Livin’ by Mandiri dan digital super platform Kopra by Mandiri yang mampu memudahkan nasabah retail dan wholesale dalam memenuhi kewajiban kepada negara. Layanan ini terhubung langsung dengan MPN G3 Kemenkeu sehingga monitoring dan pelaporan dapat dilakukan secara up-to-date,” terang Direktur Treasury dan International Banking Bank Mandiri Panji Irawan dalam keterangan resmi, Rabu (26/10/2022).

Menurut Panji, kedua layanan digital tersebut memberikan kemudahan yang optimal bagi individu maupun pelaku usaha dalam membayarkan setoran kepada negara, karena dapat dilakukan dalam platform yang sama dengan sumber dana. Sehingga sangat praktis dan tidak perlu pindah ke aplikasi lain.

 

 

4 dari 4 halaman

Kontribusi Dua Layanan Digital

“Berkat Livin’ dan Kopra by Mandiri, antusiasme nasabah dalam membayar setoran kepada negara pun meningkat. Buktinya, hingga September 2022, penghimpunan penerimaan negara melalui Bank Mandiri telah mencapai Rp 517 triliun, naik 32,5 persen dari periode yang sama tahun lalu,” kata Panji.

Tak ayal, Kementerian Keuangan lantas menganugerahi Bank Mandiri dengan predikat Diamond dalam Collecting Agent Performance Award 2021 kategori BUMN, yang merupakan penghargaan tertinggi atas realisasi volume penerimaan negara terbesar.

Penghargaan itu diserahkan oleh Dirjen Perbendaharaan Kementerian Keuangan Hadiyanto di Gedung Dhanapala, Kementerian Keuangan, Jakarta, Selasa 25 Oktober 2022, kemarin.

"Ke depan, kami percaya kehadiran dua layanan digital terkini tersebut akan semakin berkontribusi pada peningkatan penerimaan negara, karena jumlah pengguna yang terus meningkat dan pengembangan inovasi fitur keuangan, baik pada Livin’ maupun Kopra by Mandiri,” ujar Panji.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.