Sukses

Pengobatan Gagal Ginjal Akut Ditanggung BPJS Kesehatan

Direktur BPJS Kesehatan, Ali Ghufron Mukti memastikan penyakit gagal ginjal akut misterius yang diidap anak-anak bisa ditanggung BPJS Kesehatan

Liputan6.com, Jakarta Direktur BPJS Kesehatan, Ali Ghufron Mukti memastikan penyakit gagal ginjal akut misterius yang diidap anak-anak bisa ditanggung BPJS Kesehatan. Catatannya, selama pasien anak-anak tersebut merupakan peserta BPJS Kesehatan.

"Kalau dia peserta BPJS Kesehatan termasuk yang gagal ginjal untuk anak-anak dan dia peserta BPJS Kesehatan, BPJS Kesehatan siap untuk membiayai asal sesuai prosedur," kata Ghufron saat ditemui di Kantor BPJS Kesehatan, Jakarta Pusat, Rabu (19/10/2022).

Ghufron menjelaskan, apapun penyebab pasien menderita penyakit akan ditanggung BPJS Kesehatan selama memang ada indikasi penyakit medis.

Mengingat pihaknya hanya fokus pada proses perawatan dan pelayanan rumah sakit yang menangani pasien. Berapa pun klaim yang diajukan fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes) akan tetap dibayar.

"Kita bicaranya dia sudah memerlukan perawatan dan pelayanan. Dia peserta BPJS, prosedurnya sesuai, ada indikasi medis, kami bayar. BPJS siap membayar," kata dia.

Tak hanya itu, Ghufron mengatakan, pihaknya juga membayar klaim dari perawatan pasien yang menjalani cuci darah, transplantasi ginjal hingga biaya obat-obatan. Dia menyebut, total klaim dari perawatan ini cukup besar, setara dengan klaim perawatan penyakit jantung.

"Gagal ginjal itu masuk di dalam pembiayaan yang bersifat katastropik. Artinya itu besar, pembiayaannya tinggi," kata dia.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Klaim Terbayarkan

Bila diakumulasikan sejak tahun 2014, BPJS Kesehatan telah membayarkan klaim untuk penyakit katastropik hingga Rp 8 triliun.

"Yang jelas itu untuk 10 besar (penyakit katastropik) termasuk gagal ginjal itu totalnya Rp 8 triliun akumulasi dari tahun 2014 sampai sekarang," pungkasnya.

Diberitakan sebelumnya, Pemerintah mencatat dalam dua bulan terakhir kasus gagal ginjal akut misterius terus mengalami peningkatan. Berdasarkan data diterima Kementerian Kesehatan (Kemenkes), kasus gagal ginjal akut misterius hingga Selasa (18/10), mencapai 189 kasus.

Pelaksana Tugas Direktur Pelayanan Kesehatan Rujukan Kemenkes Yanti Herman mengatakan, kasus gagal ginjal akut itu didominasi pada usia enam bulan hingga 18 tahun. Namun Yanti mengimbau para orangtua tidak panik dengan tetap memantau kondisi kesehatan serta pemenuhan kebutuhan cairan anak.

 

3 dari 3 halaman

Imbauan dari IDAI

Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mengimbau masyarakat mewaspadai gejala gangguan ginjal akut misterius yang terjadi pada anak. Saat ini, IDAI mencatat ada 131 anak di Indonesia terkena penyakit tersebut.

Sekretaris Unit Kerja Koordinasi (UKK) Nefrologi IDAI Eka Laksmi Hidayati mengatakan, gejala spesifik gangguan ginjal akut misterius yakni penurunan volume urine atau air seni.

"Kami ingin menyampaikan kewaspadaan, adalah bahwa kalau ada penurunan jumlah volume buang air kecil pada anak-anak maka itu harus segera diperiksakan ke rumah sakit," kata Eka dikutip Kamis (13/10).

Gejala lainnya yakni batuk-pilek, diare, muntah, dan demam. Menurut Eka, pasien yang terkena gangguan ginjal akut misterius mengalami gejala batuk-pilek, diare, muntah, dan demam hanya beberapa hari.

Reporter: Anisyah Al Faqir

Sumber: Merdeka.com

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.