Sukses

Bank Dunia, ADB hingga IMF Siapkan Anggaran Rp 710 Triliun Tangani Krisis Pangan

Dana Moneter Internasional (IMF) turut memberikan dukungannya dengan membentuk program Food Shock Window untuk mengatasi krisis pangan global.

Liputan6.com, Jakarta - Sejumlah lembaga keuangan internasional bahu-membahu untuk menyelesaikan masalah krisis pangan. Salah satu cara yang dijalankan adalah menyediakan anggaran khusus untuk negara-negara yang mengalami kesulitan pangan. Beberapa lembaga tersebut seperti Bank Dunia, ADB hingga IMF.

Tercatat, Bank Dunia (World Bank) dan platform global yang menyiapkan anggaran USD 30 miliar atau setara Rp 463,09 triliun.

"(Untuk) merespon keamanan pangan USD 30 miliar dari World Bank Groups (WBG)," dikutip dari Rangkuman Hasil Pertemuan Menteri Keuangan dan Menteri Pertanian G20 di Washington DC, Amerika Serikat, Selasa (18/10/2022).

Kemudian lembaga platform global mengalokasikan anggaran USD 6 miliar atau setara Rp 92,66 triliun. Dana tersebut akan disalurkan dalam bentuk investasi ke sektor swasta.

Bank Pembangunan Asia (ADB) mengalokasikan dana senilai USD 10 miliar, setara Rp 154,49 triliun. Dana tersebut akan digunakan dalam Program Respn Keamanan Pangan melalui Bank Pembangunan Islam

Begitu juga dengan Dana Moneter Internasional (IMF) juga turut memberikan dukungannya dengan membentuk program Food Shock Window untuk mengatasi krisis pangan global.

Beberapa lembaga tersebut menyatakan dukungan mereka kepada negara-negara yang membutuhkan tambahan utang dalam menghadapi krisis pangan global. Bahkan, jika diperlukan Negara G20 akan memberikan relaksasi utang.

Namun beberapa negara anggota lain menilai perlu adanya pertimangan khusus sebelum memberikan tambahan utang. Sebab dalam pertemuan tersebut ada beberapa inisiatif lain yang disampaikan dalam pertemuan tersebut.

"Beberapa menyatakan dukungan mereka untuk kemungkinan layanan utang yang potensial jika perlu, di bawah kerangka umum G20 yang ada untuk perawatan utang, namun, yang lain menekankan perlunya mempertimbangkan keadaan negara ketika menilai inisiatif bantuan utang," tulis rangkuman tersebut.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Negara G20 Gandeng FAO dan Bank Dunia Petakan Wilayah Rawan Pangan

Masih dalam pertemuan yang sama, Negara Anggota G20 sepakat untuk berkonsultasi dengan Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia (FAO) dan WBG untuk berbagi data terkait wilayah yang terancam krisis pangan.

Data tersebut akan dikonsolidasikan dengan meminta pertimbangan para pakar di bidangnya. Termasuk berbagi organisasi sejenis yang bisa memberikan analisis sistemik untuk mengatasi ancaman krisis pangan global ini.

Cara ini ditempuh dalam rangka mengidentifikasi kesenjangan utama di tingkat global. Kemudian memeriksa variabel makanan dan nutrisi dan pendanaan. Memeriksa penawaran dan permintaan pupuk, Build on G20 Pertanian Sistem Informasi Pasar Pertanian (AMIS).

Termasuk mengidentifikasi masalah jangka menengah yang memerlukan analisis teknis dan sistemik lebih lanjut. Berbagai analsis data tersebut akan disampaikan FAO dan WBG di tahun depan.

"FAO dan WBG akan melapor kembali kepada kami pada pertemuan musim semi 2023," tulis rangkuman tersebut.

Reporter: Anisyah Al Faqir

Sumber: Merdeka.com

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.