Sukses

Singapura Jadi Investor Terbesar RI, Menteri Investasi: Itu Uang Orang Indonesia Juga

Menteri Investasi Bahlil Lahadalia, mengatakan minat investasi asing ke Indonesia terus bertumbuh, dimana Singapura saat ini masih jadi penyumbang dana terbesar.

Liputan6.com, Jakarta Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia, mengatakan minat investasi asing ke Indonesia terus bertumbuh, dimana Singapura saat ini masih jadi penyumbang dana terbesar.

Namun, ia meyakini pemasukan yang datang dari Singapura separuhnya berasal dari Tanah Air juga.

"Pertama masih Singapura. Jadi 2019- 2022 pertengahan itu masih Singapura. Sekalipun saya yakin uang ini bukan uang Singapura semuanya, sebagian orang Indonesia semuanya," ujar Bahlil dalam acara Anugerah Layanan Investasi (ALI) 2022 di Fairmont Hotel, Jakarta, Rabu (12/2/2022).

"Biar sumpah potong kucing, saya tidak yakin uang orang Singapura semua. Sebagian uang orang indonesia, sebagian Singapura jadikan hub untuk mereka penetrasi masuk Indonesia," tegas Menteri Investasi.

Sebagai gambaran atas ramainya minat investasi ke Indonesia, Bahlil Lahadalia menjabarkan, China yang sebelumnya bertengger di peringkat dua pada 2019-2020 harus rela tergeser oleh Hong Kong pada 2021.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Investasi AS ke Indonesia Terus Naik

Minat investasi besar juga ditunjukan negara barat, seperti Amerika Serikat (AS) yang duduk di posisi 4. Tak hanya Negeri Paman Sam, Bahlil menyebut antusiasme juga diperlihatkan negara-negara Eropa yang berlomba menanamkan modalnya di RI.

"Jadi izin untuk pertanggungjawaban moralitas saya, tidak benar kalau ada isu kalau investasi itu hanya dikuasai oleh satu negara tertentu. Ini sudah merata," seru Bahlil.

Di pasar domestik, penanaman modal asing (PMA) pun disebutnya sudah tidak hanya berpusat di Jawa saja. Dia mencontohkan Sulawesi Tengah, Riau, dan Maluku Utara sebagai wilayah dengan tujuan investasi asing terbesar.

"Jadi pemerataan investasi sudah merata di Jawa dan luar Jawa. Ini terjadi karena kerja fokus dan arahan bapak Presiden pada 5 tahun periode pertama tentang pembangunan infrastruktur yang merata," tuturnya.

3 dari 3 halaman

Bocoran Kabar Terbaru Rencana Investasi Tesla di Indonesia

Juru Bicara Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Jodi Mahardi mengungkap, pembicaraan soal investasi Tesla Inc ke Indonesia masih dalam proses. Menurutnya, negosiasi masih terus berjalan baik.

Untuk diketahui, perusahaan yang dimiliki Elon Musk itu sebelumnya dikabarkan akan ikut andil mengembangkan ekosistem kendaraan listrik di dalam negeri.

Sementara, di sisi lain, sudah ada beberapa produsen mobil yang diskusinya sudah berhasil menunjukkan komitmen yang lebih kuat, seperti Ford. Dia berharap, Tesla juga kedepannya bisa menghasilkan kesepakatan.

"Tesla masih, negosiasinya tentu masih proses ya. Komunikasi dengan timnya Tesla juga kan sudah kirimkan tim juga ke sini. Dan masih berproses, yang pasti Ford juga kemaren sudah teken MoU, kami berharap juga Tesla bisa segera follow shoot," ungkapnya saat ditemui di Hotel Dharmawangsa, Jakarta Selatan, Jumat (7/10/2022).

Jodi memastikan kalau diskusi dengan pihak Tesla terus berjalan. Apalagi, menurutnya sudah ada perwakilan Tesla yang datang ke Indonesia untuk membahas rencana bisnis, meski belum ada kesepakatan.

Jika nantinya Tesla akan terlibat dalam ekosistem kendaraan listrik dari sisi rantai pasok, Jodi belum bisa memastikan apakah Tesla akan ikut mendirikan pabrik mobil listrik di tanah air.

"Mungkin masuk ke dalam salah satu bagian suplai chain ya," ujar dia.

Dia berharap kesepakatan bisnis bisa dihasilkan dalam waktu dekat, mengikuti Hyundai dan Ford yang lebih dulu mengeluarkan komitmen.

"Targetnya secepat mungkin karena beberapa perusahaan kaya Hyundai, Ford, komitmennya sudah detail," ungkapnya.

"Tentu kemarin pas Pak Luhut di Amerika juga ada jg beberapa masukan dari pihak industri otomotif nya juga yang sebetulnya masukannya juga untuk pihak pemerintah Amerika sendiri. Beberapa kebijakan mereka yang mungkin juga bisa menghambat investasi mereka di luar amerika," terang dia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.