Sukses

Harga Gabah Naik, Mendag Jamin Harga Beras Bulog Tak Naik

Penyebab kenaikan harga beras karena adanya peningkatan harga gabah.

Liputan6.com, Jakarta Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan memastikan harga beras yang Bulog tidak akan mengalami kenaikan. Kendati diakui ada kenaikan harga beras yang dijaul di pasaran.

Penyebab kenaikan harga beras karena adanya peningkatan harga gabah. Dengan begitu, ada kenaikan sedikit di harga beras yang dijual di pasaran.

"Harga gabah naik, oleh karena itu sedikit naik. Tetapi beras Bulog dijamin harganya," ujarnya saat ditemui di Kementerian Perdagangan, Selasa (11/10/2022).

Di sisi lain, dia tak menjamin kalau beras premium bisa dijaga. Alasannya, beras premium mengikuti mekanisme pasar. Artinya, tidak ada intervensi pemerintah terkait harga jual beras tersebut.

"Kalau premium kan seperti minyak goreng yang brand, memang itu selera, tapi yang Bulog itu harganya tetap tidak berubah, kalau ada kenaikan tentu ditanggung, disubsidi oleh pemerintah," ungkapnya.

Mengutip Panel Harga Badan Pangan Nasional, harga beras premium rata-rata berada di angka Rp 12.630 per kilogram. Sementara, beras medium rata-rata berada di angka Rp 11.090 per kilogram.

Harga beras medium paling tinggi berada di Sumatera Barat dengan Rp 13.400 per kilogram. Mengacu pada grafik yang ditampilkan, terjadi tren kenaikan harga beras sejak Juli 2022.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Atur Harga Acuan

Ditemui terpisah, Plt Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kemendag Syailendra menuturkan sudah ada langkah yang dilakukan.

Misalnya, Badan Pangan Nasional yang sudah menyesuaikan harga acuan pembelian gabah. Artinya, ada keuntungan pembelian di tingkat petani.

"Kalau dari data yang disampaikan teman-teman di kementerian lain yang terkait itu produksi kita masih surplus, jadi kita minta supaya Bulog segera menyerap, kan produksi banyak," terangnya.

Syailendra mengungkapkan, saat ini pemerintah masih menguasai stok beras di Perum Bulog sekitar 700 ribu ton.

Sedangkan, data riil stok beras yang ada di masyarakat ataupun di Bulog sebanyak 2 juta ton. Dengan begitu, ia memastikan stok ini cukup hingga akhir tahun.

"Kalau data yang kita terima, termasuk yang di masyarakat segala macem itu angkanya di atas 2 juta ton. Cukup sampai akhir tahun? Cukup lah," pungkasnya.

 

3 dari 4 halaman

Harga Beras dan Gabah Kompak Naik

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, harga pada komoditi beras mengalami kenaikan pada September 2022 sebesar 2,56 persen.

Kepala BPS, Margo Yuwono mengatakan kenaikan tersebut dipicu berbagai faktor, salah satunya kenaikan upah kuli panggul.

"Beras di september ada inflasi lebih disebabkan karena berpengaruh ongkos angkut dan upah harian dari kuli panggul," ucap Margo saat menyampaikan rilis inflasi September, di kantor BPS Jakarta Pusat, Senin, (3/10).

Sementara itu, BPS juga mencatat dari 1.760 transaksi penjualan gabah di 28 provinsi selama September 2022, tercatat transaksi gabah kering panen (GKP) di tingkat petani Rp5.142,00 per kg atau naik 5,68 persen.

Sedangkan di tingkat penggilingan harganya Rp5.264,00 per kg atau naik 5,57 persen dibandingkan harga gabah kualitas yang sama pada bulan sebelumnya.

Rata-rata harga gabah kering giling (GKG) di tingkat petani Rp5.802,00 per kg atau naik 5,58 persen, dan di tingkat penggilingan Rp5.916,00 per kg atau naik 5,37 persen.

"Harga gabah luar kualitas di tingkat petani Rp4.933,00 per kg atau naik 8,86 persen dan di tingkat penggilingan Rp5.034,00 per kg atau naik 8,51 persen," sebut Margo.

Selanjutnya, jika dibandingkan September 2021, rata-rata harga gabah pada September 2022 di tingkat petani untuk kualitas GKP, GKG, dan gabah luar kualitas masing-masing naik sebesar 13,05 persen; 14,94 persen; dan 13,25 persen.

 

4 dari 4 halaman

Tingkat Penggilingan

Di tingkat penggilingan, rata-rata harga gabah pada September 2022 dibandingkan dengan September 2021 untuk kualitas GKP, GKG, dan gabah luar kualitas masing-masing naik sebesar 13,23 persen; 14,56 persen; dan 12,30 persen.

Margo menambahkan, selama September 2022, survei harga produsen beras di penggilingan dilakukan pada 878 perusahaan penggilingan di 31 provinsi, dimana diperoleh 1.129 observasi beras di penggilingan.

Sementara pada September 2022, rata-rata harga beras kualitas premium di penggilingan sebesar Rp10.252,00 per kg, naik sebesar 3,55 persen dibandingkan bulan sebelumnya, sedangkan beras kualitas medium di penggilingan sebesar Rp9.785,00 per kg atau naik sebesar 4,56 persen, dan rata-rata harga beras luar kualitas di penggilingan sebesar Rp9.466,00 per kg atau naik sebesar 4,37 persen.

Jika dibandingkan dengan September 2021, rata-rata harga beras di penggilingan pada September 2022 untuk kualitas premium, medium, dan luar kualitas masing-masing naik sebesar 8,43 persen; 9,18 persen; dan 10,21 persen.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.