Sukses

Teknologi Bayar Tol Tanpa Berhenti Bakal Diintegrasikan Sistem Pemantauan Truk ODOL

Teknologi MLFF merupakan teknologi yang memungkinkan pengguna jalan tol melakukan proses pembayaran tol tanpa berhenti.

Liputan6.com, Jakarta - Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) memastikan uji coba teknologi sistem transaksi tol nontunai nirsentuh atau Multi Lane Free Flow (MLLF) di akhir 2022. Nantinya tenologo bayar tol tanpa berhenti ini alan diintegrasikan dengan sistem pemantau kendaraan obesitas atau ODOL di jalan tol.

Kepala Sub Bidang Operasi dan Pemeliharaan I BPJT Kementerian PUPR Galuh Permana Waluyo mengatakan, Kementerian PUPR akan melakukan sejumlah uji coba, sebelum akhirnya akan meluncurkan teknologi tersebut kepada masyarakat untuk digunakan transaksinya. Uji coba akan dilakukan di akhir 2022. 

Teknologi MLFF merupakan teknologi yang memungkinkan pengguna jalan tol melakukan proses bayar tol tanpa berhenti. MLFF menggunakan teknologi Global Navigation Satellite System (GNSS) dan memungkinkan pengguna tol melakukan transaksi melalui aplikasi khusus di smartphone.

Ke depan, teknologi MLFF ini akan diintegrasikan dengan sistem pemantau kendaraan Overload and Over Dimensions (ODOL). "Jadi nanti ketika ada teknologi weight in motion (WIM) yang bisa diintegrasikan dengan sistem kamera (MLFF) kita sehingga databasenya bisa menjadi satu," kata Galuh dikutip dari Antara, Jumat (7/10/2022).

Kementerian PUPR sendiri menggunakan teknologi MLFF dengan tujuan agar teknologi-teknologi canggih bidang infrastruktur jalan tol pada masa mendatang, misalkan seperti vehicle to vehicle communication atau vehicle to infrastructure bisa digunakan dengan teknologi MLFF.

"Jadi masih banyak yang bisa kita lakukan, makanya kenapa kita memilih teknologi MLFF dengan teknologi Global Navigation Satellite System (GNSS)," kata Galuh.

Sebelumnya, BPJT Kementerian PUPR mengungkapkan sistem MLFF menggunakan teknologi GNSS dan melakukan transaksi melalui aplikasi khusus jalan tol di ponsel pintar atau smartphone.

Selanjutnya GPS akan menentukan lokasi yang ditentukan oleh satelit dan proses map-matching akan berjalan di central system. Saat kendaraan keluar tol dan proses map-matching berakhir, sistem kemudian akan melakukan kalkulasi tarif.

Dengan penerapan sistem ini pengendara tidak perlu lagi berhenti dan kendaraan dapat terus berjalan seperti biasa untuk membayar masuk tol, sehingga tidak ada lagi antrean di gerbang tol.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Begini Kabar Sistem Bayar Tol Tanpa Sentuh, 2 Hal Masih Belum Kelar

PT Jasa Marga (Persero) Tbk (JSMR) mengungkapkan perkembangan proses rencana penerapan transaksi pembayaran tol tanpa sentuh atau non-tunai yang disebut juga multi-lane free flow (MLFF).

Rencananya, sistem bayar tol non tunai ini akan diuji coba pada akhir tahun. Direktur Bisnis Jasa Marga Reza Febriano mengaku pihaknya masih terus melakukan pembahasan dan diskusi lebih lanjut dengan pihak yang bersangkutan.

“Untuk rencana program implementasi multi-lane free flow (MLFF), update sampai saat ini masih dalam proses dan direncanakan pada akhir tahun kita akan melakukan uji coba terkait penerapan MLFF ini dengan pihak ketiga yakni pihak Roadtex,” kata Reza dalam Public Expose Live secara virtual, Rabu (14/9/2022).

Pada pelaksanaan fasilitas bayar tol tanpa sentuh ini, masih ada dua isu yang perlu dirampungkan. Keduanya terkait potensi kerugian dan penegakan hukum (law enforcement). Kedua hal ini yang masih terus dirampungkan bersama pihak terkait.

Namun, Jasa Marga tidak menyebutkan berapa nilai investasi dalam implementasi sistem MLFF terhadap gerbang tol yang dikelolanya.

“Dari sisi investasi, sebetulnya kami dari BUJT, tidak mengeluarkan investasi dalam MLFF ini, karena memang dikeluarkan penyelenggaran yakni Roadtex. Namun, nanti saat implementasi BUJT akan dibebankan terkait dengan kewajiban untuk membayar service fee kepada roadtex yang sampai saat ini terkait dengan besaran maupun perhitungan masih kami belum peroleh dari pihak Roadtex,” imbuhnya.

 

3 dari 4 halaman

Mulai Uji Coba

Sebelumnya, Penerapan sistem transaksi tol tanpa kartu dan setop atau Multi Lane Free Flow (MLFF) target mulai uji coba pada akhir 2022 ini.

Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) tengah menyiapkan satu lajur tanpa pintu gerbang (gentry tol) di sejumlah ruas, seperti Jalan Tol Jakarta Outer Ring Road (JORR) S, Tol Jagorawi, hingga Jalan Tol Samarinda-Balikpapan.

Dalam pelaksanaan tahap uji coba MLFF ini, akan terdapat 1 gentry tol di masing-masing ruas. Sehingga masih menyisakan gerbang tol yang bisa menerima transaksi via kartu.

Bila sudah terlaksana, pengguna jalan tol nantinya tidak perlu lagi menyiapkan kartu untuk alat pembayaran.

Sebagai gantinya, pengguna tol wajib menggunakan aplikasi Cantas, yang akan diluncurkan Desember 2022.

Sistem MLFF ini dalam penerapannya juga harus didukung oleh lembaga pengelola yang berperan sebagai toll service provider, atau electronic toll collection (ETC).

Lantas, teknologi seperti apa yang akan digunakan dalam sistem pembayaran tol tanpa kartu dan henti ini?

4 dari 4 halaman

Teknologi yang Dipakai

Mengutip informasi dari laman Departemen Perhubungan (Dephub), Kamis (1/9/2022), terdapat beberapa alternatif teknologi yang bisa dipakai sebagai ETC seperti yang sudah digunakan negara-negara lain, antara lain:

- Dedicated Short Range Communication (DSRC); merupakan alat yang menggunakan radio frekuensi 5,8 Ghz, sehingga pengguna perlu membeli On Board Unit (OBU), yang menyimpan data identitas dan informasi lain dengan tingkat keandalan 99,95 persen.

- Radio Frequency Identification (RFID); merupakan alat yang menggunakan radio dengan frekuensi (860–960) Mhz, dan pengguna perlu membeli stiker tag RFID sebagai identitas pengguna, dan memiliki tingkat keandalan sekitar 99,5 persen.

- Automatic Number Plate Recoqnition (ANPR); merupakan alat untuk mendeteksi plat nomor, memerlukan akses database plat nomor, tetapi tidak memerlukan OBU.

- Global Navigation Satelite System (GNSS); merupakan OBU untuk melacak posisi pengguna dan tarif dikenakan berdasarkan lokasi pengguna.

- Short Range Communication based on Calm Active Infrared (ISRC) Merupakan teknologi baru yang mirip dengan RFID. Perbedaannya memiliki infrared aktif pada IVU yang dapat memuat semua informasi.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.