Sukses

Harga Emas Hari Ini Kehilangan Kemilaunya di Pasar Global, Disebabkan 2 Hal Ini

Meskipun kinerjanya relatif lebih baik dan karenanya merupakan diversifikasi yang baik, emas bukanlah lindung nilai krisis seperti sebelumnya. Berapa harga emas hari ini?

Liputan6.com, Jakarta Harga logam mulia dunia sedang melandai. Harga emas hari ini di pasar global turun 2,6 persen di posisi USD 1.671,8o/oz untuk enam bulan berturut-turut.

Harga emas harus mengalah dipicu dua hambatan yakni lonjakan dolar dan imbal hasil obligasi yang lebih tinggi, menurut World Gold Council (WGC ).

Melansir miningweekly, Jumat (7/10/2022), Dewan mengatakan September adalah bulan yang menantang bagi sebagian besar aset, dengan ekuitas global turun 9,5 persen, obligasi global turun 5,1 persen dan komoditas turun 8,4 persen.

Meskipun kinerjanya relatif lebih baik dan karenanya merupakan diversifikasi yang baik, emas bukanlah lindung nilai krisis seperti sebelumnya, tentu saja jika diukur dalam dolar.

Namun, bagi investor non-AS, kinerja emas sejauh ini tetap kuat.

Menambah tekanan pada harga emas adalah dolar AS. Harga emas berjangka jatuh ke posisi bersih terpendek mereka dalam empat tahun.

"Selain itu, arus keluar dana yang diperdagangkan di bursa emas terus berlanjut, dengan kepemilikan turun 95 t selama sebulan," kata WGC.

Dikatakan jika resistensi harga di bawah tekanan ini, bagaimanapun, cukup mengesankan. WGC, mencatat bahwa emas mencapai level terendah harian bulanan di USD 1615/oz tetapi pulih untuk mengakhiri bulan di atas USD 1670/oz.

WGC menyoroti keterputusan antara apa yang disarankan oleh pendorong jangka panjang emas dan bagaimana harga emas sebenarnya.

Dikatakan bahwa residu positif yang besar selama tahun 2022 kemungkinan merupakan hasil dari premi risiko geopolitik emas yang tidak terukur atau berpotensi perubahan sensitivitas emas terhadap beberapa variabel yang mendasarinya. WGC mengatakan mereka yakin kedua faktor itu berperan.

"Dalam kasus perubahan sensitivitas, kami percaya investor kurang peduli - tetapi tidak peduli - tentang kenaikan suku bunga, karena ekspektasi suku bunga tetap berlabuh pada tingkat yang jauh lebih rendah," kata dewan.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Dolar Menguat

Lonjakan dolar telah mencapaui 15 persen pada tahun ini saja yang diukur dengan indeks dolar (DXY). Ini telah menjadi pengganjal bagi banyak aset di paruh kedua tahun ini dan sekarang menjadi beban yang meningkat bagi bank sentral, kata WGC. Ini menjelaskan bahwa dampak pada emas telah dua kali lipat.

Pertama, emas paling sering dikutip dalam dolar. Oleh karena itu, sebagai numeraire, dolar yang lebih kuat tentu mengarah pada penurunan harga emas.

Kedua, dampak ini diperparah dalam reli baru-baru ini oleh permintaan safe-haven dolar, menciptakan persaingan untuk emas.

WGC mencatat bahwa, di luar AS, emas berkinerja baik baik secara nominal maupun riil. Dikatakan bahwa dua faktor menjelaskan hampir 90% dari kekuatan dolar sejak akhir 2020. Ada perbedaan suku bunga dan aliran safe-haven.

WGC mengatakan pengetatan kebijakan moneter Federal Reserve (The Fed) yang agresif, relatif terhadap bank sentral utama lainnya, telah membuat AS menjadi tujuan yang menarik untuk mendapatkan imbal hasil.

Bersamaan dengan ini, fasilitas reverse-repo likuiditas semalam Fed telah menjadi tempat perlindungan bagi investor, menggandakan kepemilikan dari $1,2 triliun menjadi $2,4 triliun dalam setahun.

 

3 dari 3 halaman

3 Faktor Pembalikan

Dalam pandangan WGC, ada tiga faktor yang mungkin memicu pembalikan – atau setidaknya jeda – dalam dolar, sehingga mengurangi beberapa tekanan pada emas.

Yang pertama adalah valuasi dan posisi yang tinggi secara historis dalam dolar relatif terhadap komponen DXY.

Faktor kedua adalah intervensi bank sentral di pasar valuta asing dan/atau pasar obligasi, dengan faktor ketiga lebih menyelaraskan ekspektasi pasar obligasi.

"Kami pikir dolar akan menjadi pendorong utama harga emas selama beberapa bulan ke depan dan melihat risiko terhadap penguatan dolar terutama dari penilaian, posisi dan intervensi bank sentral lebih lanjut - yang akan mendukung emas," kata WGC.

Selain itu, dewan mengatakan tampaknya investor emas sekarang memandang kenaikan suku bunga kebijakan sebagai ancaman yang lebih kecil terhadap emas daripada sebelumnya.

“Mereka tampaknya telah menerima sikap hawkish Fed dan perkiraan suku bunga terminalnya. Selain itu, sensitivitas mereka terhadap pengumuman Komite Terbuka Pasar Federal telah turun dan inversi kurva imbal hasil yang tumbuh dan ekspektasi suku bunga ke depan menandakan ekspektasi konsensus untuk suku bunga yang lebih rendah di masa depan, ”kata WGC.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.