Sukses

Hadapi Potensi Krisis Pangan Dunia, Kementan Edukasi Petani Soal Pembiayaan Pertanian

Untuk memberikan informasi publik terkait isu global krisis pangan, Direktorat Jenderal Sarana dan Prasarana Pertanian melaksanakan workshop pertanian.

Liputan6.com, Jakarta Sebagai salah satu negara yang punya andil terhadap pangan dunia, Indonesia berkomitmen untuk terus berkontribusi terhadap keberlangsungan pangan bagi masyarakat. Terlebih di tengah dunia saat ini sedang dilanda krisis pangan global.

Merespon hal tersebut, Kementerian Pertanian (Kementan) sejak beberapa tahun terakhir melaksanakan berbagai program. Di antaranya The Development of Integrated Farming System in Upland Area (UPLAND), program kerjasama antara Indonesia dengan IFAD (International Fund for Agricultural Development). 

Melalui Upland Project, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menyampaikan bahwa ribuan petani mendapatkan dukungan untuk melaksanakan aktivitas pertaniannya di dataran tinggi.

"Fokus dari kegiatan upland ini adalah pengembangan pertanian yang komprehensif dari on-farm sampai dengan off-farm berdasarkan value chain," katanya.

Dijelaskan oleh Mentan, value chain bertujuan meningkatkan produktivitas pertanian dan pendapatan petani di daerah dataran tinggi melalui pengembangan infrastruktur lahan dan air, pengembangan sistem agribisnis dan penguatan sistem kelembagaan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Workshop Pembiayaan Pertanian 

Untuk memberikan informasi publik terkait isu global krisis pangan, Direktorat Jenderal Sarana dan Prasarana Pertanian melaksanakan workshop pertanian. Mengambil tajuk ‘Menyiasati Krisis Pangan Global dengan Meminimalisir Risiko Produksi Pangan Melalui Pembiayaan Pertanian, Rabu (5/10/2022) hingga Jumat (7/10/2022). 

Workshop itu membahas banyak aspek penting yang dibutuhkan para petani. Seperti, tentang KUR, Risiko terhadap produksi pangan, pengembangan keuangan inklusif dalam pembangunan pangan dan pertanian, serta asuransi pertanian. Intinya adalah bagaimana menciptakan solusi dari krisis pangan ini, melalui skema pembiayaan pertanian

Dalam pembukaan, Dirjen PSP Kementan, Ali Jamil, mengatakan kegiatan ini mendukung tagline yang diusung Kementan, yaitu mewujudkan pertanian yang maju, mandiri dan modern. Salah satu aspek penting dalam pertanian adalah fasilitas pembiayaan. Kementan mendukung hal itu melalui KUR.  

"Untuk kepala daerah, mohon bantuan untuk membantu program ini supaya pencapaian projek ini bisa tercapai dengan baik," katanya. 

Ali juga berterima kasih kepada Himbara yang telah memberikan kemudahan KUR kepada petani. Juga bank-bank daerah yang mendukung penyaluran KUR pertanian.

"Dari segi permodalan, harusnya petani tidak lagi menemui kesulitan. karena ada KUR yang bisa dimanfaatkan untuk on farm maupun off farm," katanya.

3 dari 4 halaman

Perlindungan terhadap Petani

Ali juga membahas mengenai perlindungan terhadap petani. "Pemerintah telah melakukan perlindungan terhadap petani, khususnya melalui asuransi. Namun cakupan asuransi akan kita untuk diperluas," katanya.

Menurut Ali, Ditjen PSP Kementan sedang menggodok kemungkinan asuransi untuk komoditas selain padi dan sapi/kerbau.

"Selama ini yang ada adalah asuransi usaha tani padi atau sapi dan kerbau. Kita akan upayakan ada juga asuransi untuk bawang bawang merah, cabai merah dan komoditas yang berdampak pada inflasi. Kalau bisa juga kambing dan domba juga kita asuransikan," katanya.

Ali mengatakan mencoba membuka kemungkinan asuransi pertanian tidak hanya melalui Jasindo.

"Bisa atau tidak, atau seperti apa mekanismenya, kita harapkan dari workshop ini ada masukan mengenai hal itu," katanya.

4 dari 4 halaman

Bangun Pertanian dari Hulu ke Hilir

Ali mengatakan, Mentan menyambut positif kegiatan Upland yang merupakan kerja sama dengan IFAD. Pasalnya, kegiatan ini turut membangun pertanian dari hulu ke hilir. 

"Khususnya di dataran tinggi. Dan menanggapi ini, kita menerapkan strategi 5 CB atau cara bertindak. CB 1 peningkatan kapasitas produksi, CB 2 diversifikasi pangan lokal, CB 3 penguatan cadangan dan sistem logistik pangan, CB 4 pengembangan pertanian modern, dan CB 5 gerakan tiga kali ekspor (Gratieks). Itu program yang sudah eksis," ujarnya.

Menteri Pertanian juga menyampaikan 3 program Strategis baru, yaitu tetap meningkatkan produksi namun dalam konteks menekan inflasi, subtitusi komoditi alternatif, memberikan kesempatan komunitas komunitas menghandle bagaimana pertanian bisa lebih berkembang. 

"Kementan sudah melakukan semua program itu, kebijakan pemerintah mengenai kedelai sudah semakin berkembang bagaimana masyarakat semakin diuntungkan dan bisa berjalan lancar, peningkatan ekspor juga terus kita tingkatkan, lebih dari 500 komoditas sudah kita ekspor, dengan nilai Rp625 triliun. Yang artinya terjadi peningkatan 38 persen dari tahun sebelumnya," ujarnya. 

Di samping itu, Kementan juga melakukan sosialisasi dan menyiasati krisis pangan global dengan melibatkan peran Upland Project, tujuannya untuk membangun logistik pangan.

 

(*)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.