Sukses

Beredar Memo Bos ke Staf, Credit Suisse Diterpa Isu di Ambang Kolaps

Credit Suisse dikabarkan mengalami permasalahan modal dan likuiditas. Saham bank asal Swiss itu pun anjlok hingga 10 persen.

Liputan6.com, Jakarta - Perbankan ternama asal Swiss, Credit Suisse dikabarkan mengalami permasalahan modal dan likuiditas dan membuat cemas banyak investor. 

Dilansir dari laman news.com.au,  Selasa (4/10/2022) Credit Suisse melihat kenaikan tajam dalam spread pada credit defaultnya. Credit Suisse pun menawarkan perlindungan terhadap perusahaan yang gagal membayar obligasinya.

Laporan Financial Times menyebut, eksekutif senior Credit Suisse telah berupaya menenangkan stafnya terkait krisis keuangan yang dialaminya.

"Tim secara aktif terlibat dengan klien dan rekanan utama kami akhir pekan ini," kata seorang eksekutif kepada surat kabar itu.

'"Kami juga menerima telepon masuk dari investor top kami dengan pesan dukungan," lanjutnya.

Pernyataan itu datang setelah kepala eksekutif Credit Suisse, yakni  Ulrich Koerner, mengeluarkan memo kepada staf yang mengatakan bahwa bank tersebut berada di tengah kritis saat bersiap untuk melakukan perombakan terbaru.

"Tidak diragukan lagi akan ada lebih banyak berita di pasar dan dari pers mulai dari sekarang dan akhir Oktober," tulisnya.

Rincian restrukturisasi besar-besaran, yang diharapkan termasuk adanya langkah PHK hingga 5.000 PHK pekerja penjualan aset, akan diungkapkan dalam tinjauan strategis pada 27 Oktober.

"Yang bisa saya katakan kepada Anda adalah tetap bekerja dengan disiplin dan tetap dekat dengan klien dan kolega Anda. Saya tahu tidak mudah untuk tetap fokus di tengah banyak narasi yang Anda baca di media — khususnya, mengingat banyak pernyataan yang dibuat secara faktual dan tidak akurat. Karena itu, saya percaya Anda tidak akan mengacaukan kinerja harga saham kita sehari-hari dengan basis modal yang kuat dan posisi likuiditas bank," demikian isi memo tersebut.

Mengutip dari Financial Times, seorang eksekutif Credit Suisse membantah laporan baru-baru ini yang menyebutkan jika Credit Suisse telah mendekati investor untuk meningkatkan lebih banyak modal.

Dia bersikeras bahwa pihaknya berusaha untuk menghindari langkah seperti itu dengan harga saham mendekati rekor terendah dan biaya pinjaman yang lebih tinggi karena penurunan peringkat.

Dari catatan Bloomberg pekan lalu, kapitalisasi pasar bank terbesar kedua di Swiss itu telah turun menjadi sekitar 10 miliar franc Swiss (USD 15,8 miliar).

Angka ini turun dari lebih dari 30 miliar franc Swiss (USD 47,5 miliar). Ini berarti setiap penjualan saham akan menjadi sangat dilutif bagi investor jangka panjang.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Saham Credit Suisse Anjlok 10 Persen

Dilansir dari BBC, Selasa (4/10/2022) saham Credit Suisse anjlok hingga 10 persen pada Senin (3/10) karena meningkatnya kekhawatiran atas kesehatan keuangan bank tersebut.

Penurunan saham itu terjadi setelah bos Credit Suisse gagal meyakinkan investor - tetapi kemudian bangkit kembali.

Sumber yang dekat dengan Credit Suisse mengkonfirmasi laporan Financial Times bahwa eksekutif di bank Swiss tersebut menghabiskan sebagian besar akhir pekan berusaha menenangkan stakeholder utama tentang kondisi keuangannya.

Sementara itu, juru bicara Credit Suisse enggan mengomentari laporan tersebut.

Selama setahun terakhir, saham Credit Suisse telah terjun bebas di tengah kekhawatiran atas posisi keuangan bank tersebut.

Pada Juli 2022, bank tersebut mengumumkan tinjauan strategi dan mengganti kepala eksekutifnya, Thomas Gottstein, dengan Koerner, yang merupakan seorang ahli manajemen aset.

Credit Suisse memiliki kantor pusat di London dan mempekerjakan 5.500 orang di Inggris.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.