Sukses

Perangi Sampah di Laut, KKP Gelar Gernas BCL Sepanjang Oktober

Kementerian Kelautan dan Perikanan menggelar gerakan Nasional Bulan Cinta Laut (Gernas BCL) untuk mencapai target pengurangan sampah plastik di laut sebesar 70 persen pada tahun 2025.

Liputan6.com, Jakarta Pemerintah melalui Kementerian Kelautan dan Perikanan melakukan terobosan terbaru yakni gerakan Nasional Bulan Cinta Laut (Gernas BCL) untuk mencapai target pengurangan sampah plastik di laut sebesar 70 persen pada tahun 2025. Gernas BCL sekaligus sebagai salah satu wujud implementasi terhadap strategi ekonomi baru.

Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono, mengatakan tujuan aksi bulan cinta laut adalah pertama untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang pentingnya kesehatan laut.

Kemudian kedua melibatkan masyarakat khususnya nelayan untuk menjaga laut tetap sehat dengan membersihkan atau mengambil sampah laut. Ketiga meningkatkan pemahaman masyarakat dalam pencegahan dan pengendalian sampah di pesisir dan laut agar tidak dibuang ke laut.

"Keempat mengedukasi masyarakat dalam upaya pengelolaan sampah melalui penerapan ekonomi sirkular, dan terakhir mengenalkan inovasi pengelolaan sampah secara berkelanjutan," ujar Trenggono, Jakarta, Selasa (4/10).

Aksi Bulan Cinta Laut akan dicanangkan sebagai gerakan nasional bulan cinta laut yang dimulai pada tanggal 1 oktober 2022 hingga 31 Oktober 2022 secara serentak di 14 lokasi di seluruh wilayah pesisir dan laut indonesia meliputi Banda Aceh, Medan, Padang, Tanjung Pinang, Serang, Cilacap, Cirebon, Bali Pontianak, Balikpapan, Manado, Kendari, Sorong dan Merauke.

Kegiatan tersebut akan diresmikan langsung oleh Presiden Joko Widodo pada puncak acara kick off Bulan Cinta Laut tanggal 27 Oktober 2022 di Bali.

"Jadi kegiatan ini kita sampaikan harapannya adalah ini menjadi sesuai yang pesan moral yang sangat penting bagi dunia bahwa membuang sampah plastik ke laut itu sangat tidak baik .

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Indonesia Target Turunkan 70 Persen Sampah Plastik di Laut hingga 2025

Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono, mengatakan Indonesia memiliki target untuk penurunan sampah plastik di laut hingga 70 persen sampai dengan akhir tahun 2025.

Hal tersebut telah tertuang pada peraturan Presiden No 83 tahun 2018 yakni mengenai penanggung jawab pelaksanaan gerakan nasional bersih pantai dan laut.

"Sejak tahun 2018 pemerintah indon sangat serius dalam upaya penanganan sampah laut komitmen pemerintah dalam penanganan sampah laut diatur oleh peraturan presiden Nomor 83 Tahun 2018. Rencana aksi nasional penanganan sampah laut tahun 2018 hingga 2025 yang memberikan arahan-arahan strategis bagi 20 kementerian lembaga terkait untuk menangani permasalahan laut," ujar Trenggono dalam konferensi pers, Jakarta, Selasa (4/10).

Trenggono menjelaskan pentingnya menjaga laut dari sampah plastik. karena sampah plastik akan menjadi micro plastik yang bisa dikonsumsi oleh ikan dan ikan tersebut akan ditangkap oleh nelayan lalu di konsumsi oleh para ibu yang sedang hamil maka generasi berikutnya akan mengalami kecacatan.

"Itu salah satu konsen dan kalau kita lihat beberapa laut di dunia khususnya di Indonesia begitu besarnya juga kita temukan sampah plastik yang mengapung di laut," terang dia.

langkah dasar yang dilakukan KKP adalah memberikan peneyederhanaan yang komperhensid kepasa semua pihak khsusunya masyaakat yang berkecimpung langsung di daerah lautta.

"Karena kita negara maritim dan halaman depan kita adalah laut maka seluruh nelayan kemudian kapal perikanan, kemudian kapal transportasi, kapal logistik, kapal penumpang semua kita himbau untuk kemudian tidak membuang sampah di laut," kata Menteri KKP.

3 dari 3 halaman

Program Lain

Kemudian ada program yang juga dilakukan oleh KKP yakni dalam satu musim penangkapan atau bisa disebut tahun penangkapan ikan.

"Ada satu bulan yang kita minta untuk berhenti menangkap ikan tetapi kemudian mengambil sampah plastik yang ada di laut. Nah ini kita sampaikan kepada seluruh nelayan sekaligus juga nelayan industri untuk ada kesadaran yang mendalam terhadap itu. Nelayan-nelayan di seluruh Indonesia itu tentu kegiatan itu akan menanggung pendapatan mereka akan mengganggu aktivitas mereka kalau itu dihentikan," tuturnya.

KKP akan memberikan kompensasi yang sama kepada nelayan, dengan memberikan sesuai dengan harga ikan yang ditangkap nelayan seperti biasa.

"Nah ini gebrakan atau kegiatan ini sangat sederhana, apakah setiap dalam satu musim penangkapan itu dihentikan lalu itu bisa menyelesaikan masalah? saya kira tidak, tetapi ini tentu akan memebrikan penayadaran baika kepada parapelakua yang di laut maupun kepada masyarakat di seluruh dunia," tambahnya. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.