Sukses

Sumber Tani Agung Resources Tambah Lahan Sawit 6.000 Hektare

Untuk mengakuisisi lahan sawit seluas 6.000 heltare, Sumber Tani Agung Resources menggunaan dana belanja modal diperoleh dari dana kas internal perusahaan sebesar Rp 306 miliar.

Liputan6.com, Jakarta - PT Sumber Tani Agung Resources Tbk telah menuntaskan akuisisi dua lahan kebun kelapa sawit IMC Industrial Group, PT Hanuraba Sawit Kencana dan PT Sawit Agro Lestari. Akuisisi ini melalui anak perusahaan yaitu PT Transpacific Agro Industry (TPAI).

Emiten dengan kode STAA ini berhasil menambah luas perkebunan inti plasma 6.000 hektare yang berada di Sumatera Selatan.

Untuk mengakuisisi dua perusahaan ini, perusahaan menggunaan dana belanja modal diperoleh dari dana kas internal perusahaan sebesar Rp 306 miliar.

Posisi kedua lahan berada dekat dengan area perkebunan Sumber Tani Agung Resources, sehingga dapat meningkatkan sinergi operasional perkebunan dan kapasitas produksi pabrik di wilayah tersebut.

Head of Investor Relations Sumber Tani Agung Resources Edward Wijaya  menjelaskan,  ekspansi kebun berjalan sesuai target Perseroan.

“Dengan penambahan kebun ini, kami satu langkah lebih dekat untuk mencapai target STAA untuk memiliki perkebunan tertanam seluas 60.000 Ha di tahun 2025”.

Dengan akuisisi ini, maka total luasan kebun yang dikelola Sumber Tani Agung Resources akan meningkat menjadi 48.100 Hektar termasuk Inti Plasma dan secara otomatis hal ini juga meningkatkan produksi TBS Sumber Tani Agung Resources kedepannya karena rata-rata umur tanaman yang masih berada di posisi usia muda.

Selain itu, berbanding lurus dengan peningkatan produktivitas TBS internal maka kapasitas produksi pabrik pengelolahan kelapa sawit juga akan terdongkrak naik dan produksi CPO yang diproyeksikan akan lebih baik dari periode sebelumnya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Menjaga Umur Tanaman

Direktur Utama PT Sumber Tani Agung Resources Tbk Mosfly Ang menambahkan,  Sumber Tani Agung Resources telah berpengalaman dalam pertumbuhan yang unggul selama bertahun-tahun.

Menurutnya,  Sumber Tani Agung Resources mempunyai rekam jejak yang ampuh dalam pertumbuhan organik dan anorganik selama lebih dari 50 tahun. Dari akuisisi ini, perusahaan berhasil menjaga rata-rata umur tanaman sehingga produktivitas tetap terjaga secara optimal.

"Selain itu, satu kebun yang diakuisisi sudah mempunyai sertifikasi ISPO yang berarti bahwa STAA tetap berusaha untuk menerapkan prinsip dan kriteria dari Peraturan Menteri Pertanian (Permentan) Nomor 11 Tahun 2015. Hal ini sesuai dengan visi Perseroan kami yakni menjadi perusahaan perkebunan terkemuka dan berkelanjutan.” ujar  Mosfly Ang.

3 dari 3 halaman

Harga Referensi CPO Turun ke USD 792,19 per MT Periode Oktober 2022

Sebelumnya, Harga referensi produk minyak kelapa sawit (Crude Palm Oil/CPO) untuk penetapan bea keluar (BK) periode 1-15 Oktober 2022 adalah USD 792,19 per MT. Nilai ini turun 6,4 persen atau USD 54,13 dibanding periode 16—30 September 2022.

Penurunan tersebut berdampak pada turunnya BK CPO periode 1-15 Oktober 2022 menjadi sebesar USD 33/MT, sesuai Kolom 4 Lampiran Huruf C pada Peraturan Menteri Keuangan Nomor 123/PMK.010/2022. 

Harga Referensi tersebut sebagaimana tercantum dalam Keputusan Menteri Perdagangan Nomor1371 Tahun 2022 tentang Harga Referensi Crude Palm Oil yang Dikenakan Bea Keluar dan Tarif Layanan Badan Layanan Umum Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit.

Selain itu, minyak goreng (Refined, Bleached, And Deodorized/RBD Palm Olein) dalam kemasan bermerek dan dikemas dengan berat netto ≤ 25 kg dikenakan BK USD 0 per MT dengan penetapan merek sebagaimana tercantum dalam Keputusan Menteri Perdagangan Nomor 1373 Tahun 2022 tentang Daftar Merek Refined, Bleached, And Deodorized (RBD) Palm Olein dalam Kemasan Bermerek dan Dikemas dengan Berat Netto ≤ 25 KG.

“Saat ini harga referensi CPO mengalami penurunan yang mulai mendekati ambang batas sebesar USD 680 per MT. Untuk itu, Pemerintah mengenakan BK CPO sebesar USD 33 per MT untuk periode 1-15 Oktober 2022,” kata Plt. Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Veri Anggrijono.

Penurunan harga referensi CPO dipengaruhi beberapa faktor, diantaranya meningkatnya volume produksi CPO di Indonesia dan Malaysia.

Selain itu, dipengaruhi melemahnya nilai tukar ringgit dan rupiah terhadap dolar Amerika Serikat serta kebijakan insentif ekspor minyak nabati minyak biji kedelai (soy bean oil) dari negara pesaing. 

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.