Sukses

Kendalikan Harga, Pemerintah Bakal Serap 1,2 Juta Ton Beras Petani

Stok Bulog hari ini sekitar 800 ribu ton dan Pemerintah akan menyerap beras hingga 1,2 juta ton.

Liputan6.com, Jakarta Kepala Badan Pangan Nasional Arif Prasetyo menyatakan, kenaikan harga beras tidak bisa dihindari. Penyebabnya di antaranya kenaikan biaya tanam dan kenaikan biaya distribusi.

"Jadi memang tidak bisa dihindari kenaikan harga," ujar Arif, dalam Konferensi pers, di Pasar Induk Cipinang, Jakarta, Senin (3/10).

Untuk itu, Pemerintah, melalui Bulog akan mendukung pasar dengan menyerap beras sesuai dengan harga yang telah ditentukan Pemerintah.

Arif menyebut, stok Bulog hari ini sekitar 800 ribu ton dan Pemerintah akan menyerap beras hingga 1,2 juta ton. Jadi berapapun yang diminta pasar seperti Cipinang, akan dipenuhi.

Bapanas beserta pemangku kepentingan terkait selalu memperhatikan stok beras dan barang penting lainnya karena inflasi dari volatile food ini yang masih bisa kita kendalikan.

Senada dengan Arif, Wakil Menteri Pertanian Harvick Hasnul Qolbi menyampaikan, Kementan berkonsentrasi penuh dalam menjaga ketersediaan produksi beras sesuai target.

Pada tahun ini, produksi cukup namun karena ada situasi yang tidak bisa dihindari yang mengganggu distribusi dan penyerapan.

Sementara itu, Menhub Budi Karya mengungkapkan, Kementerian Perhubungan siap untuk mengirimkan beras dan komoditas lainnya ke berbagai daerah seluruh Indonesia.

Salah satunya melalui tol laut yang relatif fleksibel dan bisa dilakukan setiap saat. Kementerian Perhubungan juga akan berkoordinasi dengan Dinas Perhubungan daerah untuk memperlancar transportasi.

Sebelumnya, Pemerintah telah telah menugaskan Perum Bulog melaksanakan program Ketersediaan Pasokan dan Stabilisasi Harga (KPSH) beras medium yang dilakukan sepanjang tahun hingga 31 Desember 2022 di seluruh wilayah di Indonesia.

Pada program ini, Perum Bulog perlu mengoptimalkan penyaluran beras medium untuk mengisi pasokan beras medium secara terus-menerus kepada pedagang eceran di pasar rakyat, ritel modern, maupun pedagang eceran lainnya yang mudah dijangkau masyarakat dengan harga jual maksimal di tingkat konsumen akhir sesuai Harga Eceran tertinggi (HET), baik secara langsung oleh Perum Bulog maupun melalui distributor/mitra Perum Bulog.

Perum Bulog telah menyalurkan KPSH beras medium sejak Januari-30 September 2022 dengan realisasi sebesar 652.768 ton, dan khusus DKI Jakarta sebesar 31.715 ton.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Harga Beras Naik, BBM Ikut Jadi Biang Kerok

Sebelumnya, Kepala Badan Pangan Nasional, Arif Prasetyo Adi mengungkapkan kenaikan harga beras tidak bisa dihindari. Hal ini salah satunya karena memang fertiliser atau pupuk naik.

Kedua adanya biaya tanam, kemudian adanya biaya distribusi yang naik diakibatkan dengan kenaikan harga BBM atau bahan bakar minyak.

"Hari ini badan pangan nasional memang mengundang seluruh stakeholder terutama kementerian dan lembaga BUMN juga ada. Jadi memang tidak bisa dihindari kenaikan harga," ujar Arif, dalam Konferensi pers, di Pasar Induk Cipinang, Jakarta, Senin (3/10).

Kendati demikian, Arif menjelaskan, walaupun terjadi kenaikan harga beras, kebutuhan daya beli masyarakat akan beras tinggi. "Ketersedian Pasokan dan Stabilisasi Harga (KPSH) hanya 30 hingga 40 ribu ton, bulan lalu sudah terdistribusi sebanyak ribu ton," terang Arif.

Bulog membeli beras langsung ke para petani yang seharusnya menyerap Rp 8.300 per kg, per hari ini dinaikkan menjadi Rp 8.800 per kg, sementara untuk stok Bulog hari ini sekitar 800 ribu ton. "Tetapi Bulog menyerap sesuai sama harga yang kita tentukan bersama-sama," kata dia.

"Memang kita semua mungkin dalam minggu ini saya dan juga teman-teman dari Bulog dan juga teman teman dari kementerian pertanian Akan ke Sulawesi Selatan untuk menyerap," ungkapnya.

Lebih lanjut pihaknya tidak akan tinggal diam untuk memenuhi stok beras dan target bulog sampai akhir tahun sebesar 1,2 juta ton.

"Jadi nanti berapapun yang diminta kita harus penuhi. jadi tadi ada permintaan 3000 ton dari teman teman pedagang. Per minggu ini kita harus siapkan karena Jakarta ini berkontribusi 27 persen nasional," tambahnya.

3 dari 4 halaman

Jakarta Suntik Subsidi Rp 1,1 Triliun untuk Beras Premium hingga Telur Ayam

Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian DKI Jakarta, Elly, mengungkapkan pemerintah provinsi DKI Jakarta memberikan subsidi pangan untuk masyarakat yang memiliki kartu subsidi seperti pemilik Kartu Jakarta Pintar, Kartu Penghuni Rumah Susun, dan program kartu lainnya yang bersubsidi.

Dia menjelaskan, tahun 2022 Pemprov DKI menganggarkan sebesar Rp 1,1 triliun untuk 6 komoditas pangan yakni beras premium, susu UHT, ikan kembung, telur ayam, daging sapi, daging ayam.

Untuk rincian harga yakni beras premium Rp 30.000 per 5 kg, susu UHT Rp 30.000 1 KTN isi 24 pak, ikan kembung Rp 13.000 per kg isi 6-9 ekor, telur ayam Rp 10.000 per kg isi 15 butir, daging sapi Rp 35.000 per kg, daging ayam Rp 8.000 per ekor.

"Ini komoditas per bulan. Untung tinggal di Jakarta, transportasi, bahan pokok di subsidi," ujar Elly, di Pasar Induk Cipinang, Jakarta, Senin (3/10).

Elly menerangkan ada ada 378 gerai seluruh DKI Jakarta, misalnya di rumah susun, kemudian gerai-gerai kelurahan. "Itu untuk mendekatkan ke para sasaran misalnya di rumah susun ada, di gerai-gerai kelurahan ada, kemudian pusatnya disini (Pasar Induk Cipinang)," terang dia.

Sementara pada waktu yang sama, Kementerian Perdagangan, Zulkifli Hasan mengungkapkan apresiasi kepada Pemprov DKI karena memberikan harga yang terjangkau kepada masyarakat di daerahnya.

"Nah ini DKI ternyata lebih maju ya, mungkin APBD-nya banyak jadi ini di jual Rp 30.000 (beras)," ujar Zulhas, Senin (3/10).

Zulhas menyebut apabila pemerintah daerah perhatian dan care, serta turun langsung melihat langsung harga di pasar juga mampu memberikan subsidi kepada masyarakat.

"Kita harapkan Pemda yang lain juga sama (bisa memberikan subsidi)," tambahnya. 

4 dari 4 halaman

Jokowi: Perang Belum Akan Selesai, 19.600 Orang Mati Kelaparan Karena Krisis Pangan

Presiden Joko Widodo atau Jokowi memberi bocoran, konflik perang yang terjadi di beberapa negara belum akan segera berakhir. Imbasnya, dunia terancam bakal dilanda krisis pangan, krisis energi hingga krisis finansial yang memanjang.

Kesimpulan itu didapat Jokowi pasca dirinya beberapa waktu lalu melawat ke Ukraina dan Rusia, untuk bertemu Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dan Presiden Rusia Vladimir Putin.

"Dunia saat ini pada posisi yang semua negara sulit. Lembaga-lembaga internasional menyampaikan, tahun 2022 sangat sulit. Tahun depan mereka sampaikan akan lebih gelap," kata Jokowi dalam acara pembukaan BUMN Startup Day di ICE BSD, Kabupaten Tangerang, Banten, Senin (26/9/2022).

"Saat saya bertemu dengan presiden Putin selama 2,5 jam, berdiskusi, ditambah dengan Zelensky 1,5 jam berdiskusi, saya menyimpulkan, perang tidak akan segera selesai," tegasnya.

RI 1 memprediksi, segala kesulitan yang kini tengah terjadi masih akan terus berlanjut. Bukan sekadar krisis pangan dan energi saja, namun negara dunia berpotensi terbebani kesulitan finansial.

"Itu berarti akan ada kesulitan-kesulitan yang lain. Krisis pangan, krisis energi, krisis finansial, covid yang belum pulih. Dan akibatnya kita tahu, sekarang ini saya baru saja dapat angka 19.600 orang mati kelaparan karena krisis pangan," bebernya.

Namun, Jokowi tak mau berputus asa. Menurutnya, Indonesia masih menyimpan potensi ekonomi digital yang luar biasa besar, dan itu bisa jadi asa untuk bisa menyelamatkan negara.

"Tapi saya melihat ini ada opportunity yang bisa dilakukan. Karena ekonomi digital kita tumbuh pesat, tertinggi di Asia Tenggara, melompat 8 kali lipat dari Rp 632 triliun di 2020 menjadi Rp 4.531 triliun nanti di 2030," tuturnya.   

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.