Sukses

Isu Geopolitik Bayangi Pertemuan Sherpa G20, Apa Langkah Indonesia?

Isu geopolitik yang tengah terjadi di dunia saat ini turut membayang-bayangi pertemuan Sherpa Presidensi G20 Indonesia.

Liputan6.com, Jakarta Isu geopolitik yang tengah terjadi di dunia saat ini turut membayang-bayangi pertemuan Sherpa Presidensi G20 Indonesia. Hal itu dibenarkan oleh Deputi Bidang Kerja Sama Internasional Kemenko Perekonomian sekaligus Co-Sherpa G20 Indonesia, Edi Prio Pambudi.

Edi mengakui isu geopolitik memang jadi pembahasan yang terkesan alot. Sehingga itu memakan waktu cukup berlarut-larut untuk bisa mencapai kesepakatan dari seluruh negara anggota.

"Jadi kita ada isu geopolitik. Itu istilahnya mengambil waktu yang cukup panjang supaya untuk mencari solusi yang bisa diterima semua pihak," ujar Edi dalam sesi media briefing, Rabu (28/9/2022).

"Karena apa, G20 itu basisnya adalah konsensus. Jadi kalau ada satu yang tidak konsensus, maka kita tidak bisa melaksanakan yang namanya Komunike atau pernyataan bersama," tegasnya.

Edi menyampaikan, seluruh negara anggota G20 saling berkoordinasi mencarikan jalan keluar yang bisa diterima semua pihak.

"Memang tidak mudah, karena Indonesia ada di tengah. Kemudian dinamika diskusi seperti Rusia, China, US, saya pikir semuanya sudah berusaha untuk saling mendukung, saling mencarikan solusinya apa," ungkapnya.

"Jadi saya pikir Anda lihat sendiri sekarang, di sini hadir semua. Jadi tidak ada satupun yang kita tinggalkan. Jadi G20 tetap 20, tidak ada yang kita abaikan. Semuanya duduk bareng, satu bicara semuanya mendengarkan. Bahkan saling diskusi kalau ada hal yang kurang bisa diterima, dicarikan solusinya," bebernya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Optimisme

Sejauh ini, ia menambahkan, Presidensi G20 Indonesia tetap yakin dan berupaya mendorong optimisme dalam Sherpa Meeting bisa disepakati bersama. Untuk kemudian dibawa ke dalam Konferensi Tingkat Tinggi atau KTT G20 yang nantinya digelar di Bali pada November 2022 mendatang.

"Sehingga, harapan kita adalah menjaga suasana bagaimana kita tetap akomodatif dengan semua kepentingan yang ada di sana. Ini lah memang salah satu tantangannya di dalam pembahasan multilateral oleh banyak kepentingan, tapi kita harus tetap akomodatif," tuturnya.

Menurut dia, pertemuan Presidensi G20 Indonesia sejauh ini selalu mengedepankan isu-isu paling utama yang terjadi saat ini, seperti soal food security, energy transition, hingga digital transformation. Negara anggota G20 selanjutnya bakal membuat konsensus, untuk dijadikan Leaders' Declaration yang jadi bentuk pernyataan bersama.

"Kita ingin sesuai arahan dari pak Presiden, bukan hanya sekadar narasi, tapi ada hasil konkret yang kita hasilkan. Itu yang kemudian kita kolaborasikan di dalam dokumen yang dihasilkan," pungkas Edi.

 

3 dari 4 halaman

Curhat Menko Luhut: Banyak Delegasi G20 Tak Dapat Tiket ke Bali

Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan atau Menko Luhut mengungkap kondisi pariwisata yang mulai meningkat. Bahkan hal itu berimbas ke agenda G20 di Bali.

Menko Luhut mengisahkan, peningkatan pariwisata Indonesia membuat tiket penerbangan ke Bali penuh. Itu berdampak ke sejumlah delegasi dengan kepentingan G20 tak mendapatkan ruang.

"Wisata nusantara ini terus meningkat, saya dapat laporan juga mengenai kenaikan penumpang menuju ke Bali, kurang lebih 123 persen," kata dia dalam Konferensi Pers F1H2O di Gedung Sarinah, Selasa (27/9/2022).

"Angka ini saya pikir adalah angka yang sangat besar sehingga booking pesawat sangat tinggi dan tadi juga saya dapat laporan orang yang booking G20 tak dapat tempat lagi, ini perlu saya kira menjadi perhatian kita," tambahnya.

Untuk mengatasi ini, Menko Luhut meminta Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengambil langkah persiapan. Misalnya, dengan mengatur lintas masuk pesawat ke Bali.

"Saya ingatkan menteri perhubungan tadi bagaimana caranya kita terkait booking pesawat connecting dari Singapura atau darimanapun masuk ke Bali itu pada persiapan G20 ini bisa ditambah," tegasnya.

4 dari 4 halaman

Persiapan KTT G20

Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) memastikan semua persiapan puncak acara KTT G20 di Bali di bidang infrastruktur akan bisa rampung pada akhir Oktober 2022.

"Hari ini tepat 49 hari menuju hari H KTT G20, waktu kita semakin singkat. Kami bertugas memastikan hingga saat ini seluruh pembangunan berjalan dengan lancar dan paling lambat ditargetkan selesai akhir Oktober 2022," kata Kepala Biro Komunikasi Kemenko Marves Andreas Dipi Patria melansir Antara di Jakarta, Selasa (27/9/20220.

Sebagai Ketua Bidang Dukungan Penyelenggara Acara KTT G20, Kemenko Marves mengkoordinasikan kesiapan sejumlah infrastruktur dan lokasi yang akan menjadi lokasi penyelenggaraan pada 15-16 November 2022 mendatang.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.