Sukses

Syarat Erick Thohir Suntik Dana ke Startup: Founder-nya Bukan Tukang Loncat

Menteri BUMN Erick Thohir terus mengajak perusahaan pelat merah untuk memberikan dukungan pendanaan bagi perusahaan rintisan (startup).

Liputan6.com, Jakarta Menteri BUMN Erick Thohir terus mengajak perusahaan pelat merah untuk memberikan dukungan pendanaan bagi perusahaan rintisan (startup).

Khususnya setelah Merah Putih Fund selaku lembaga pendanaan gabungan BUMN kepada startup sudah memperoleh izin dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Namun, Erick membeberkan sejumlah syarat kepada perusahaan rintisan untuk bisa menerima somongan dana tersebut. Utamanya, dia mengecualikan startup yang ditukangi oleh sang pendiri (founder) yang hanya mementingkan keuntungan semata.

"Kembali saya bilang, ketika kita investasi di startup itu pasti penilainnya ada empat. Satu founder-nya, track record founder-nya bener gak. Bukan founder yang sering loncat sana-sini, apalagi hanya melihat ini bagian daripada bisnis saja, bukan pakai hati," ujarnya di ICE BSD, Kabupaten Tangerang, Banten, Senin (26/9/2022).

"Oh dia bangun di sini, gagal, dia bangun lagi di sini, gagal, kan enggak bisa. Itu track record. Kita tidak mungkin berinvestasi kalau track record founder-nya tidak baik," tegas Erick Thohir.

Syarat kedua, dia juga bakal selektif memilih perusahaan rintisan yang dianggap solutif, dalam artian telah memiliki market jelas.

Selanjutnya, Erick pun bakal menilai penguasaan teknologi yang dimiliki perusahaan rintisan tersebut. Sebab, dia menekankan, startup merupakan perusahaan masa kini yang tidak bisa lepas dari pengaruh teknologi.

"Keempat baru pendanaannya, seperti apa scheme daripada bisnisnya. Kalau misalkan bisnisnya ini musti ngebakar duit berapa lama, karena tidak mungkin ngebakar duit terus," ungkap Erick Thohir.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Erick Thohir: BUMN Sudah Investasi di 336 Startup, Ada yang Jadi Unicorn

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menyampaikan, saat ini BUMN telah melakukan investasi berupa suntikan modal kepada 336 perusahaan rintisan atau startup lokal.

Hal ini menjawab permintaan Presiden Jokowi terkait pemberian modal kepada perusahaan rintisan atau startup lokal agar bisa bersaing di industri digital.

Bahkan, lanjut Erick, beberapa startup yang mendapat suntikan modal dari BUMN kini telah menyandang status Unicorn. Diketahui, Unicorn adalah istilah untuk perusahaan rintisan dengan nilai kapitalisasi lebih dari USD 1 miliar.

"Venture capiral yang ada di BUMN ini sudah berinvestasi kepada 336 start up. Yang memang kalau dilihat hari ini banyak juga yang sudah mulai menjadi Unicorn, Bapak (Jokowi)," kata Erick dalam acara pembukaan BUMN Startup Day 2022 di ICE BSD, Kabupaten Tangerang, Banten, Senin (26/9).

Menteri Erick menambahkan, Kementerian BUMN juga telah meluncurkan Merah Putih Fund yang telah diresmikan Presiden Joko Widodo pada 17 Desember 2021 silam. Merah Putih Fund sendiri merupakan lembaga pelat merah yang difokuskan pada pembiayaan perusahaan rintisan atau startup lokal.

Erick menyampaikan, Merah Putih Fund sengaja dihadirkan untuk mengamankan market atau pasar Indonesia yang potensial untuk mendukung pertumbuhan ekonomi nasional, bukan untuk pertumbuhan ekonomi negara lain.

"Tetapi dengan catatan foundernya orang Indonesia, perusahaannya harus beroperasi di Indonesia, bayar pajak di Indonesia, dan bisa tentunya diprioritaskan untuk go public di Indonesia," imbuhnya.

Oleh karena itu, Kementerian BUMN terus berinovasi untuk menangkap peluang bisnis baru di tengah perkembangan ekonomi. Selain itu, pihaknya juga terus melakukan sinergi dengan startup lokal untuk pengembangan kapasitas bisnis dari gempuran asing, yakni melalui program BUMN Startup Day 2022.

"BUMN Stratup Day ini tidak lain bagaimana kita coba mendorong para BUMN ini juga mulai dekat kepada para startup," tandas Erick Thohir.

3 dari 4 halaman

Jokowi: Hati-hati, 90 Persen Startup Gagal Saat Merintis

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengatakan, mayoritas perusahaan rintisan (startup) kebanyakan terbentur kegagalan saat baru memulai bisnisnya di ekosistem digital.

Pasalnya, banyak pelaku usaha terlalu berambisi masuk ke bisnis digital, dan tidak mengkaji dulu kebutuhan pasar yang hendak ia masuki.

"Hati-hati, 80-90 persen startup gagal saat merintis. Karena sekali lagi, tidak melihat kebutuhan pasar yang ada. Berangkatnya mustinya dari kehituhan padar yang ada," tegas Jokowi saat membuka BUMN Startup Day di ICE BSD, Kabupaten Tangerang, Banten, Senin (26/9/2022).

Alasan kedua, ia melanjutkan, banyak perusahaan rintisan yang gagal bernafas panjang karena kehabisan dana. Oleh karenanya, Jokowi mendorong perusahaan BUMN untuk ikut bantu memberikan pendanaan hingga bimbingan.

"Ini nanti fungsinya BUMN agar ekosistem besar yang ingin kita bangun bisa saling tersambung. Sehingga semuanya bisa terdampingi dengan baik dan tidak gagal masuk pasar," imbuh dia.

Senada, Menteri BUMN Erick Thohir menyadari, startup yang kini jadi ujung tombak perekonomian nasional punya risiko kegagalan. Itu lantaran kebanyakan perusahaan rintisan terlalu berlomba-lomba untuk beberapa bidang tertentu saja.

"Ada yang tadi market-nya belum siap, padahal market besarnya justru yang tidak jadi tujuan utama. Paling penting dan tidak kalah, bagaimana harus bangun tim yang bisa isi kekuatan startup tersebut," kata Erick.

Melihat situasi tersebut, Erick mendesak BUMN yang memegang porsi 1/3 kekuatan ekonomi nasional untuk terus merajut potensi-potensi perusahaan kecil yang ada agar terus berkembang.

"Maka sedari awal kita bangun masyarakat digitalnya. Setelah itu startup-nya, dan setelah itu kita baru masuk pendanaannya," pungkas Erick Thohir. 

4 dari 4 halaman

Jokowi Bongkar Alasan Banyak Startup Bangkrut: Tak Mampu Baca Pasar dan Minim Modal

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengingatkan pelaku usaha bisnis rintisan atau startup untuk lebih berhati-hati dalam menjalankan bisnisnya. Jokowi mencatat, sebanyak 80 sampai 90 persen bisnis startup harus tumbang akibat tidak mampu melihat kebutuhan pasar.

"Hati-hati 80 persen sampai 90 persen startup gagal saat merintis. Karena sekali lagi tidak melihat kebutuhan pasar yang ada," kata Jokowi saat membuka acara BUMN startup day tahun 2022 di Indonesia Convention Exhibition (ICE) BSD City, Kabupaten Tangerang, Senin (26/9).

Belajar dari kasus tersebut, Jokowi meminta pelaku usaha di bidang startup untuk lebih jeli dalam melihat potensi pasar. Hal ini demi menghindari terjadinya kebangkrutan.

"Berangkatnya mestinya dari kebutuhan pasar yang ada itu apa," tekan Jokowi.

Jokowi menambahkan, penyebab utama kegagalan bisnis startup juga diakibatkan oleh minimnya modal. Ini disebabkan minimnya suntikan modal ventura (venture capital) yang diberikan investor kepada perusahaan rintisan (start-up) yang memiliki prospek pertumbuhan jangka panjang.

Oleh karena itu, Presiden Jokowi meminta Kementerian BUMN untuk lebih aktif dalam pemberian modal dalam rangka pengembangan bisnis startup lokal. Dengan ini, Jokowi meyakini manfaat ekonomi digital akan lebih dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat.

"Ini nanti fungsinya venture capital, fungsinya BUMN agar ekosistem besar yang ingin kita bangun ini bisa saling sambung. Sehingga semuanya terdampingi dengan baik dan bisa tidak gagal untuk masuk ke pasar-pasar, ke peluang-peluang yang ada di negara kita," tandasnya.   

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.