Sukses

Sri Mulyani: Jika APBN Rusak, Rakyat Makin Rusak

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkap caranya mengatur Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) merespons kenaikan harga minyak dunia.

Liputan6.com, Jakarta Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkap caranya mengatur Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) merespons kenaikan harga minyak dunia. Ia mengakui kalau semua pilihan yang diambil bukan perkara mudah.

Misalnya, saat seluruh dunia mengambil pilihan untuk menangani kenaikan harga pangan dan energi. Termasuk di Indonesia dengan penyesuaian dan pembatasan pembelian BBM Subsidi.

"Kalau Indonesia bisa keluarkan Rp 500 triliun untuk BBM, negara-negara lain (belum tentu). Kita semuanya lihat Sri Langka, mereka APBN-nya tidak kuat lagi, APBN-nya jebol, kalau jebol pasti ekonominya juga dalam kondisi krisis," kata dia dalam pembukaan Olimpiade APBN 2022, Minggu (25/9/2022).

"Jadi mengelola seluruhnya ini ekonomi, gejolak rakyat, belum kena pandemi, itu semuanya diatur apik dan hati-hati melalui APBN kita, tapi gak boleh jebol juga, karena kalau APBN-nya rusak gak ada kepercayaan, maka ekonomi dan rakyat akan makin rusak," tambah bendahara negara ini.

Untuk diketahui, sudah sekitar 3 pekan pemerintah menyesuaikan harga Pertalite menjadi Rp 10.000 per liter dan Solar menjadi Rp 6.800 per liter. Ini sebagai respons menjaga beban APBN terhadap alokasi subsidi dan kompensasi.

Menkeu Sri Mulyani menyampaikan kalau subsidi BBM tak seluruhnya tepat sasaran. Misalnya, banyak pengguna mobil yang menikmati BBM Subsidi maupun kompensasi yang ditanggung negara.

Ia mengatakan, selisih harga keekonomian BBM subsidi dan harga jual di Indonesia adalah ditanggunf negara. Semakin banyak masyarakat pemilik kendaraan, baik mampu dan kurang mampu, maka seluruhnya bisa menikmati subsidi BBM.

"Nah ini yang punya mobil lebih banyak ini biasanya yang lebih mampu kan, jadi negara memberikan subsidi banyak, tapi yang menikmati mereka yamg punya kendaraan yang besar," kata dia.

"Pilihan ini jadi pilihan bagi suatu negara, kalau gitu ini susbdii gak tepat sasaran karena yang makin kaya makin menikmati. Tapi kalau harganya dibuatkan terus mengikuti harga pasar, ini berarti ekonomi juga berat. Karena inflasi juga naik, rakyat miskin kena," imbuhnya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Mekanisme Pembatasan

Guna menyalurkan BBM Subsidi secara tepat, Menkeu Sri Mulyani menilai perlu ada pembatasan. MyPertamina jadi salah satu pilihan instrumen dalam pembatasannya.

Meski, aturan pembatasan secara jelas akan tertuang dalam Revisi Perpres Nomor 191/2014 yang belum kunjung diterbitkan pemerintah. Sementara, Pertamina sudah mulai melakukan uji coba dalam pembatasan menggunakan MyPertamina untuk pendataannya.

"Itu juga pilihan kalau kita ingin batasi, memang harus ada mekanisme, kalau mekanismenya efisien, umpamanya digital, begitu masuk pompa bensin langsung tau nomer kendaraannya langsung kita tau siapa pemiliknya langaung, kita katakan 'oh kamu beli BBM sampai 100 liter. Kayaknya udah kebanyakan udah gak boleh lagi' kan bisa kaya gitu," terang dua.

Kendati begitu, berbagai mekanisme yang diatur pasti akan menimbulkan dampak di masyarakat. Dampaknya, menurut dia, bisa sangat beragam, bisa dari waktu pengisian di SPBU.

"Kalau makin banyak subsidinya, APBN nya menjadi makin besar belanja subsidinya itu kita selalu sampaikan. Kita akan terus (gunakan APBN) karena hadapi tantangan yang sama. Setiap negara apunya pilihan kebijakan, dan setiap negara kondisi APBN-nya beda-beda," paparnya.

S

3 dari 4 halaman

Pengen Jadi Chef

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengisahkan tujuannya jika tak menjabat sebagai bendahara negara. Setidaknya ada dua pilihan yang ia siapkan.

Pertama, ia ingin menekuni karir sebagai guru atau tanaga pegajar. Disamping itu, pada konteks ini pula Sri Mulyani ingin menjadi seorang peneliti.

Kedua, ia tercetus ingin menjadi seorang juru masak atau chef. Hal kedua ini diakuinya baru terpikir baru-baru ini.

"Satu, saya ingin jadi guru, jadi dosen dan peneliti, karena selama ini kan selain menjadi menteri adalah pengajar di Universitas,"kata dia dalam pembukaan Olimpiase APBN 2022, Minggu (25/9/2022).

"Tapi saya pikir-pikir sekarang saya ingin jadi chef juga kali ya, jadi tukang masak," imbuhnya singkat.

Keinginannya ini terungkap saat menjawab pertanyaan dari siswi SMA Negeri 1 Gunungsari. Ia ditanya akan menjadi apa jika tak masuk di kabinet sebagai Menteri Keuangan.

Tanya jawab interaktif ini jadi bagian rangkaian dari pembukaan Olimpiade APBN 2022. Sedikitnya ada sekitar 5.000 tim yang akan ikut olimliadi, ditambah ada 500 orang yang akan mengikuti lomba debat APBN 2022.

 

4 dari 4 halaman

Pejabat Bank Dunia

Pada kesempatam terpisah, Sri Mulyani juga ditanya tentang alasannya memilih menjadi menteri keuangan padahal ia sedang menjabat sebagai Managing Director World Bank. Ia menywbut ini sebagai tugas kenegaraan.

"Menjadi menteri keuangan itu adalah panggilan negara, itu adalah tugas negara. Jadi kalau kita sebagai warga negara Indonesia, meskipun kita miliki karir yang bagus, kita dapatkan hal yang baik tapi kalau negara kita memanggil, meminta kembali untuk berbakti, kalian harus hadir. Harus menyediakan diri," terangnya.

"Sama seperti waktu itu, saya sipanggil pulang kembali, oleh bapak presiden untuk menjadi menteri keuangan, dan itu berarti memiliki tugas untuk mengelola keuangan negara," tambahnya.

Menkeu Sri Mulyani menyebut dalam peralihan jabatan itu, ada proses komunikasi yang cukup intens. Setelah melalui proses komunikasi itu, baru ia berani mengambik keputusan bergabung dengan kabinet Indonesia Maju, sebagai menteri keuangan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.