Sukses

Lewat Platform RSPO, Petani Swadaya Musim Mas Raih Transaksi Hingga Rp 11 Miliar

Petani swadaya mengelola 41 persen dari total perkebunan kelapa sawit di Indonesia.

Liputan6.com, Jakarta Sebanyak 2.295 gabungan petani swadaya peserta program pelatihan petani Musim Mas telah berhasil menjual minyak sawit berkelanjutan bersertifikasi RSPO kepada pembeli internasional melalui platform perdagangan RSPO.

Nilai yang diraup hampir Rp 11 miliar dari transaksi tersebut. Bila digabungkan dengan penjualan pada tahun 2020 dan 2021, maka keempat asosiasi ini telah membukukan sebanyak Rp 18,7 miliar.

Petani ini merupakan anggota asosiasi petani di Provinsi Sumatera Utara (Rantauprapat), dan Provinsi Riau (Pelalawan, Rokan Hilir, dan Rokan Hulu). 

Asosiasi-asosiasi ini merupakan bagian dari program Training for Smallholders dan sertifikasi RSPO yang dimulai lima tahun yang lalu sebagai bagian dari Indonesian Palm Oil Development for Smallholders (IPODS).

Musim Mas mengembangkan IPODS bersama International Finance Corporation (IFC) sebagai upaya mendorong dan memberdayakan petani kelapa sawit swadaya mendapatkan sertifikasi dari Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO) yang diakui secara global.

“Mendapatkan sertifikasi RSPO merupakan pencapaian penting bagi petani swadaya karena ini akan membuka lebih banyak pintu bagi mereka untuk menjual minyak sawit kepada pembeli global yang membutuhkan kelapa sawit berkelanjutan,” kata Rudman Simanjuntak, Manager of Independent Smallholder Musim Mas.

Mengintegrasikan petani swadaya ke dalam rantai pasokan minyak sawit berkelanjutan

Petani swadaya mengelola 41 persen dari total perkebunan kelapa sawit di Indonesia. Mereka memainkan peran penting dalam produksi kelapa sawit untuk pasar domestik dan internasional.

Mereka juga memegang kunci bagi peningkatan jumlah minyak sawit yang memenuhi standar keberlanjutan (RSPO dan ISPO).

Namun, petani swadaya terkendala oleh kurangnya pengetahuan teknis dan akses terhadap bibit sawit yang berkualitas serta pembiayaan yang terbatas.

Petani swadaya bergantung pada teman dan tetangga yang kebanyakan juga tidak mendapatkan pelatihan pertanian yang cukupMusim Mas melibatkan petani swadaya secara langsung dan memberikan pelatihan agronomis, akses terhadap bantuan finansial dan pasar global,serta pelajaran tentang persyaratan hukum.

Pelatihan ini menggunakan kurikulum komprehensif yang mencerminkan Prinsip & Kriteria (P&C) dari RSPO untuk membantu petani memperkecil kesenjangan antara kebiasaan bertani mereka dengan standar praktik yang menjadi syarat sertifikasi RSPO.

Petani yang bersertifikat RSPO memiliki akses ke rantai pasokan minyak sawit berkelanjutan dan pasar premium secara global.

“Mencoba mengubah industri adalah sebuah proses — model rantai pasokan dari kredit RSPO adalah titik masuk penting bagi petani swadaya untuk mendapatkan sertifikat berkelanjutan,” kata Guntur Cahyo Prabowo, Acting Head of Smallholders RSPO Indonesia.

“Dalam jangka panjang, upaya mereka akan membantu mengubah pasar menjadi industri yang lebih adil secara sosial dan ramah lingkungan. Premi yang diterima petani bukan hanya sebuah peluang bisnis yang layak tetapi juga penghargaan atas kontribusi mereka terhadap transformasi pasar.”

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Mendorong kewirausahaan

Musim Mas, sebagai salah satu perusahaan kelapa sawit terbesar di Indonesia yang telah tersertifikasi secara 100% oleh RSPO memandang penting berinvestasi pada petani swadaya.

Program Training for Smallholders merupakan bagian dari komitmen Musim Mas untuk meningkatkan taraf hidup petani kelapa sawit swadaya di daerah terpencil Indonesia.

Program ini membantu petani swadaya mendapatkan akses ke pembiayaan sehingga memungkinkan peremajaan pohon sawit yang sudah tua, menanam benih berdaya hasil tinggi, dan mengelola kebun sawit mereka, seraya memenuhi standar sertifikasi.

Kebanyakan petani swadaya bertani di lahan yang relatif kecil; rata-rata sekitar dua hektar. Banyak yang tidak mengenal metode pertanian modern berbasis sains sebelum bergabung dengan program pelatihan Musim Mas.

“Satu hal penting yang kami pelajari dari program ini adalah fokus memaksimalkan hasil pohon yang sudah ada, bukan menambah lahan dengan menebang hutan,” kata Kateni, Ketua Asosiasi Pekebun Swadaya Kelapa Sawit Negeri Seribu Kubah (APSKS NSK) di Riau.

“Pelatihan ini mengajarkan anggota kami cara menanam kelapa sawit yang lebih baik dan berkelanjutan.

”Program pelatihan juga mencakup modul tentang manajemen keuangan dan kesehatan serta gizi. “Bergabung dengan program pelatihan dan kemudian menjadi petani bersertifikat RSPO telah meningkatkan kualitas hidup kami secara signifikan, dan kami berterima kasih untuk itu,” kata Joko Prasetyo, Ketua Asosiasi Pekebun Swadaya Kelapa Sawit Pelalawan Siak (APSKS PS) di Riau. “Anggota kami sangat bangga diakui sebagai petani berkelanjutan dan bertanggung jawab.”

 

3 dari 3 halaman

Sertifikasi RSPO membuka pasar baru

Dengan memperoleh sertifikasi RSPO, petani swadaya memenuhi syarat untuk bergabung dengan platform perdagangan PalmTrace RSPO.

Menjual di platform memungkinkan petani swadaya mendapatkan premium dari produksi kelapa sawit bersertifikat mereka.

Karena produk yang diperdagangkan di PalmTrace sudah tersertifikasi sebagai kelapa sawit berkelanjutan, banyak perusahaan besar global menggunakan platform RSPO ini sebagai sumber pasokan.

Transaksi terakhir oleh empat asosiasi petani ini melibatkan perusahaan global sebagai pembeli, yaitu Unilever, Nestlé, ACT Commodities, dan Waitrose Ltd.

“Pembelian kredit RSPO sangat penting untuk mendorong produksi minyak sawit berkelanjutan bersertifikat dan memastikan rantai pasokan yang berkelanjutan,” kata Rudman Simanjuntak, Manager of Independent Smallholders Musim Mas.

“Seiring makin besarnya program kami, kami bertekad membantu lebih banyak petani swadaya menikmati keuntungan dari sertifikasi”.

Mengingat petani swadaya bergantung pada alam sekitarnya untuk mata pencaharian mereka, penting untuk mempromosikan budidaya kelapa sawit yang berkelanjutan untuk memastikan ketahanan dan pertumbuhan ekonomi jangka panjang.

Ikhsan Gunawan, Ketua Perkumpulan Pekebun Swadaya Kelapa Sawit Rokan Hulu (PPSKS Rohul) di Riau, mengatakan, “Kami dulu menanam kelapa sawit dengan cara-cara lama, dan tidak pernah membayangkan bisa berbisnis dengan perusahaan internasional. Sertifikasi RSPO memungkinkan hal itu terjadi.”

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini