Sukses

Laba Anjlok 48 Persen, Goldman Sachs Diisukan Siap PHK Ratusan Karyawan

Goldman Sachs dikabarkan bakal melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) pada ratusan karyawannya.

Liputan6.com, Jakarta - Bank investasi ternama Amerika Serikat, Goldman Sachs dikabarkan bakal memberhentikan atau melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) terhadap ratusan pekerjanya.

Dilansir dari BBC, Rabu (14/9/2022) sumber menyebutkan bahwa pemangkasan karyawan ini bakal dimulai awal pekan depan dan berdampak pada karyawan di seluruh perusahaan.

Namun, Goldman Sachs enggan mengomentari kabar PHK tersebut tetapi menyebutkan penurunan laba dalam laporan pendapatannya di bulan Juli.

"Kami telah membuat keputusan untuk memperlambat kecepatan perekrutan," kata kepala keuangan Goldman Sachs, Denis Coleman, saat itu.

Coleman juga mengatakan perusahaan sedang mempertimbangkan, untuk "mengembalikan tinjauan kinerja tahunan dari basis karyawan kami pada akhir tahun, sesuatu yang kami tunda selama periode pandemi untuk sebagian besar dan hanya menjadi jauh lebih disiplin dan fokus pada efisiensi pemanfaatan sumber daya manusia kami".

Bank investasi tersebut telah memperingatkan mungkin harus memotong pengeluaran karena prospek ekonomi memburuk.

Goldman Sachs melaporkan penurunan laba hingga 48 persen di kuartal kedua karena kliennya menghadapi dampak inflasi, kenaikan suku bunga, pandemi Covid-19, serta perang Rusia-Ukraina.

Pendapatan divisi perbankan investasi Goldman Sachs juga menurun 41 persen dibandingkan tahun lalu, yaitu hanya sebesar USD 2,1 miliar.

Raksasa Wall Street itu biasanya memangkas sekitar 1 hingga 5 persen dari stafnya yang berkinerja buruk setiap tahun, dan pemangkasan karyawan tahun 2022 ini kemungkinan akan berada di kisaran angka tersebut, menurut sebuah sumber.

"Tidak diragukan lagi bahwa lingkungan pasar menjadi lebih rumit dan kombinasi kondisi makroekonomi dan geopolitik memiliki dampak material pada harga aset, aktivitas pasar, dan kepercayaan diri," kata Kepala Eksekutif Goldman Sachs, David Solomon.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Ford PHK 3.000 Karyawan

Sebelumnya, oerusahaan otomotif asal Amerika Serikat, Ford Motor Co. juga melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) terhadap 3.000 karyawannya.

PHK ini terjadi karena perusahaan sedang beralih dari produsen kendaraan mesin dan meningkatkan keuntungan untuk masuk ke pasar kendaraan listrik.

Pihak Ford mengatakan, di antara yang akan di PHK, 2.000 pekerja masih digaji dan 1.000 lainnya merupakan kontraktor. Karyawan yang terkena PHK akan diberi tahu akhir pekan ini.

"Membangun masa depan ini membutuhkan perubahan dan pembentukan kembali di hampir semua aspek terkait cara kami beroperasi selama lebih dari satu abad," demikian pesan tertulis CEO Ford Jim Farley dan ketua eksekutif Bill Ford kepada karyawan, dikutip dari CNN Business, Selasa (23/8/2022).

Ford memiliki target untuk menghasilkan setengah dari penjualan globalnya dari kendaraan listrik pada 2030.

Ketika membahas pendapatan kuartal kedua dengan analis bulan lalu, Farley sudah mengkonfirmasi kabar akan dilakukannya PHK.

Terkait itu, Farley mengatakan bahwa pihaknya saat ini sudah kelebihan karyawan dengan keterampilan yang sudah tidak relevan lagi.

"Kami benar-benar memiliki terlalu banyak orang di tempat-tempat tertentu, tidak diragukan lagi," terangnya saat itu.

"Dan kami memiliki keterampilan yang tidak berfungsi lagi. Kami memiliki pekerjaan yang perlu diubah," jelas dia.

Selain itu, ia juga mengakui biaya Ford tidak kompetitif dibanding produsen mobil lain. Namun, Farley menegaskan PHK ini tidak hanya untuk mengurangi biaya, tetapi untuk memfokuskan kembali perusahaan.

"Kami sedang membentuk kembali perusahaan kami, dan di bisnis ICE (mesin pembakaran internal) kami. Kami ingin menyederhanakannya. Kami ingin memastikan keterampilan dan pekerjaan yang kami miliki menjadi seramping mungkin," pungkasnya.

 

3 dari 3 halaman

Jurus Pelaku Usaha Cegah PHK di Tengah Himpitan Pandemi Covid-19

Covid-19 yang melanda sejak 2 tahun belakangan terakhir meninggalkan banyak kisah di dalamnya. Terutama dalam sektor ketenagakerjaan, di mana banyak pegawai-pegawai yang terkena dampak PHK akibat masa pandemi.

Banyak sekali pembisnis dan pedagang kaki lima yang mengalami kerugian atau penurunan pendapat saat Pandemi Covid-19. Berbeda dengan yang lain, VAIA mempunyai kisah menarik di balik Pandemi covid-19.

Perusahaan ini tentu sama sekali tidak melakukan PHK terhadap pegawainya. VAIA pun terus eksis di tengah masyarakat karena VAIA menginginkan semua yang terdampak akibat pandemi itu berangsur-angsur mulai kembali bangkit.

Founder VAIA Affania Fariza Balqis dan Edgar Maulana selalu mencari terobosan dan solusi guna mengatasi bisnis di masa pandemi.

"Memafaatkan teknologi dengan menciptakan terobosan baru yang dimana konsumen bisa melihat dan membeli produk-produk yang telah di keluarkan tanpa harus keluar rumah," kata Fariza dalam keterangan tertulis di Jakarta, Rabu (7/9/2022).

Pada akhirnya, lanjut Fariza, tidak ada pemecatan atau PHK terhadap pegawai.

"Pegawai tetap bekerja dengan tenang dan nyaman serta fokus menciptakan produk-produk yang berkualitas nan memukau kepada masyarakat," tutup dia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.