Sukses

Belajar dari Jepang, Menhub Ingin BUMN ke Depan Mandiri Garap Proyek

Melalui MRT Jakarta, warga Jakarta yang bermukim di selatan nantinya bisa menikmati akses mudah untuk bisa berlibur ke kawasan Kota Tua yang menawarkan beragam destinasi pariwisata.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi meminta BUMN memanfaatkan kesempatan bekerjasama dengan asing dalam suatu proyek, agar nantinya bisa mandiri.

Dalam hal ini, Menhub mencontohkan PT Adhi Karya (Persero) Tbk yang membentuk joint venture dengan Shimizu Corporation Indonesia untuk pengerjaan proyek MRT Jakarta Fase 2A paket kontrak CP 202, rute Mangga Besar-Harmoni.

"Kalau kita lihat, Fase 2A dengan konstruksi yang advance, tingkat kesulitan tinggi, ini tentu suatu upaya pemerintah Jepang berikan kesempatan pada kita. BUMN kita diberi kesempatan belajar. Satu waktu saya harap bisa sendiri, tentu jasa Jepang tidak dilupakan," ujarnya dalam acara Groundbreaking Contract Package 202 MRT Jakarta Fase 2A di Kota Tua, Jakarta, Sabtu (10/9/2022).

Menhub mengapresiasi bantuan dari Pemerintah Jepang yang mau berkolaborasi serta bertukar ilmu untuk kelanjutan proyek MRT Jakarta, yang diharapkan bakal jadi moda transportasi kebanggaan warga ibukota.

Melalui MRT Jakarta, warga Jakarta yang bermukim di selatan nantinya bisa menikmati akses mudah untuk bisa berlibur ke kawasan Kota Tua yang menawarkan berragam destinasi pariwisata.

"Dengan terhubungnya selatan ke utara dimana masyarakyat Jakarta banyak dari selatan, ini membuat kita lebih bisa memberikan satu harapan yang luar biasa," ungkap Menhub.

Ke depan, ia berharap langkah Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dalam menyediakan sarana transportasi publik besar bisa turut diikuti oleh pemerintah daerah lain. Itu sejalan dengan visi misi Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam membuka konektivitas ke segala penjuru.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

3 Tahun Beroperasi, Penumpang MRT Jakarta Tembus 51 Juta

Direktur Utama PT MRT Jakarta (Perseroda) Mohammad Aprindy mengabarkan, okupansi penumpang MRT Jakarta Fase 1 (Lebak Bulus-Bundaran HI) sejak pertama kali beroperasi per Maret 2019 mencapai sekitar 51 juta orang.

"Secara kumulatif sejak Maret 2019, telah mencapai dekati 51 juta penumpang yang telah memanfaatkan MRT Jakarta kita," ujar Aprindy dalam acara Groundbreaking Contract Package 202 MRT Jakarta Fase 2A di Kota Tua, Jakarta, Sabtu (10/9/2022).

Tak hanya kumulatif, ia menyampaikan, jumlah penumpang rata-rata MRT Jakarta secara harian pun bertambah lebih dari dua kali lipat.

"Sampai Agustus 2022, rata-rata penumpang kita 55 ribu penumpang per hari. Tahun lalu masih 25 ribu per hari," terang Aprindy.

PT MRT Jakarta (Perseroda) sendiri saat ini tengah melanjutkan pengerjaan proyek MRT Jakarta Fase 2A yang menghubungkan antara Bundara HI dengan Jakarta Kota.

Jakarta Kota dipilih sebagai salah satu titik utama, karena itu akan terintegrasi dengan layanan KRL Commuter Line untuk membentuk sebuah transit oriented development (tod). Nantinya, rute layanan MRT Jakarta akan terus dilanjutkan hingga kawasan Ancol, Jakarta Utara.

"Saat ini MRT Jakarta sedang lanjutkan pembangunan Fase 2A, kelanjutan fase 1 yang sudah beroperasi sejak 2019. Kontak paket 2 progresnya sekitar 42,7 persen," kata Aprindy.

 

3 dari 3 halaman

Ongkos Proyek MRT Jakarta Bundaran HI-Kota Bengkak Jadi Rp 26 Triliun

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan, ongkos proyek MRT Jakarta North-South Line fase II rute Bundaran HI-Jakarta Kota mengalami pembengkakan hingga sekitar Rp 3,5 triliun.

Hal itu disampaikannya pasca melakukan rapat terbatas (ratas) dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi), Rabu (24/8/2022).

"Tadi dilaporkan bahwa ada kenaikan project cost (MRT Jakarta) dari Rp 22,5 triliun menjadi Rp 26 triliun," ujar Menko Airlangga.

Pembesaran biaya ini terjadi akibat adanya kompleksitas konstruksi dan kondisi lahan yang tidak stabil, khususnya di rute yang masuk ke kawasan Jakarta Kota.

"Sehingga tentunya perlu lebih berhati-hati secara struktur dan panjang yang North-South Line ini km, dan seluruhnya masuk di underground," kata Menko Airlangga.

"Ini berbeda dengan proyek yang sebelumnya, dimana panjang MRT Jakarta North-South fase I mencapai 15,7 km. Sepanjang 5,7 km itu underground, dan elevated 10 km," terangnya.

Sesuai arahan Jokowi, ia melanjutkan, proyek MRT Jakarta North-South Line fase II juga bermasalah pada titik akhir yang diproyeksikan berada di Ancol Barat.

"Titik akhirnya yang direncanakan sekarang di Ancol Barat itu masih ada beberapa masalah lahan. Sehingga diminta dipertimbangkan, dicarikan alternatif lain di wilayah Ancol ataupun di Marina," tuturnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.