Sukses

Sebelum Masuk Pasar Ekspor, UMKM Bisa Coba Ritel Modern Sebagai Batu Loncatan

UMKM didorong untuk memasuki retail modern dan diharapkan menjadi kebangkitan UMKM pasca pandemi COVID-19.

Liputan6.com, Jakarta - Retail modern merupakan batu loncatan bagi Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) untuk mengembangkan bisnis agar lebih siap memasuki pasar ekspor. Oleh sebab itu UMKM akan terus didorong untuk bisa cepat naik kelas masuk ke retail modern terlebih dahulu.

Hal tersebut diungkapkan oleh Sapta Nirwandar, Chairman Indonesia Halal Lifestyle Center, saat membuka INHALIFE Webinar Entering Modern Retail for SMEs.

"Webinar dengan tema “Fast track SMEs Scale up with Modern Retail” ini digelar oleh Indonesia Halal Lifestyle Center (IHLC) bersama Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (APRINDO) dan didukung Bank Indonesia, merupakan rangkaian Road to Indonesia Sharia Economic Festival 2022 yang ke-9," tutur Sapta, Jumat (9/9/2022).

Rangkaian kegiatan INHALIFE tahun ini banyak berfokus pada kemajuan UMKM untuk memasuki retail modern dan diharapkan menjadi kebangkitan UMKM pasca pandemi COVID-19. Di sini pengusaha UMKM tidak hanya akan diberi pengetahuan melalui webinar, tetapi juga akan dilatih dalam workshop dan forum-forum inkubasi.

"Selanjutnya produk UMKM itu akan disajikan kepada para calon pembeli dari berbagai ritel modern melalui table top dan showcase," kata Sapta.

Dalam webinar yang diselenggarakan hybrid di Gedung Kebon Sirih Bank Indonesia Pusat ini, dihadiri juga oleh para pelaku UMKM terpilih dan juga pengurus asosiasi/komunitas UMKM. Mulai dari EVAPORA, Asosiasi UMKM Menengah Kadin, Komunitas Kuliner Indonesia, DIMENSI, Komunitas Pengusaha Muslim Indonesia, Komunitas Tangan Di Atas, dan lain-lain.

Penyelenggara menghadirkan banyak sosok berkualitas sebagai pembicara dan narasumber, hingga para coach UMKM yang sudah biasa membina dan membimbing UMKM masuk retail modern, yaitu Subiakto Priosoedarsono.

Tidak lupa dihadirkan sosok UMKM yang sudah lebih dahulu masuk modern retail, yaitu Enong Nurjanah dari PT Ratu Barokah, produsen snack makanan ringannya sudah 16 tahun berada di retail modern, Ben Wirawan, CEO Torch, produsen berbagai perlengkapan Tas Ransel/Tas Selempang/ Sandal/Pakaian, Yamin Rachman, CEO Sambal Baba Papua yang baru setahun terakhir ini produk sambalnya masuk ke retail modern di Papua dan sekarang sudah mulai merambah ke daerah lainnya, dan juga Filsa Budi Ambia, Founder Kampoeng Timoer, oleh-oleh khas Kalimantan.

“Jumlah UMKM di Indonesia mencapai 62 juta, makanya kegiatan ini sangat relevan dengan cita-cita dan misi Kemendag untuk menjadikan UMKM kita go global. Terlebih lagi Kemendag sudah menjalin kerjasama dengan retail luar negeri, seperti Lulu Mart di Dubai dan sebuah retail di Korea," ungkap Miftah Farid, Direktur Pengembangan Ekspor Jasa dan Produk Kreatif Kemendag, dalam sambutannya.

Pada kesempatan lain Gita Wirjawan, Menteri Perdagangan RI periode 2011-2014, menyarankan, para pelaku UMKM agar lebih peka dan proaktif memanfaatkan peluang.

"UMKM harus diberdayakan karena melibatkan 98-99 persen dari total tenaga kerja di Indonesia yang tentu saja membuat sepak terjang UMKM akan mempengaruhi stabilitas sosial, ekonomi, politik serta budaya," ujar Gita.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Suharso Monoarfa: UMKM Bisa Buka 600 Juta Lapangan Kerja hingga 15 Tahun ke Depan

Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa membuka gelaran Development Ministerial Meeting G20 di Belitung, Kamis (8/9/2022). Ini merupakan forum tingkat menteri pembangunan dari negara G20.

Pada pembukaan forum tersebut, Suharso mewanti-wanti negara anggota G20 untuk turut serta memberikan dukungan terhadap UMKM. Pasalnya, sektor ini mampu menjadi motor pertumbuhan di negara berkembang.

Dalam konteks ini, Suharso menilai perhatian tersebut mampu memberikan dampak kepada ekonomi berkembang. Sehingga pemulihan menjadi lebih kuat dan inklusif.

"Saya ingin menekankan bahwa menjalankan business as usual tidak lagi memungkinkan, dan bukan juga sesuatu yang kita inginkan," kata dia dalam DMM G20, Belitung, Kamis (8/9/2022).

"Kita telah menyaksikan bahwa di negara berkembang, Usaha Mikro Kecil Menengah atau UMKM akan menjadi tumpuan penting untuk menciptakan 600 juta lebih pekerjaan yang akan dibutuhkan untuk 15 tahun ke depan dalam menyerap tenaga kerja global yang terus mengalami peningkatan," bebernya.

Harapannya, negara anggota G20 bisa memprioritaskan dukungan terhadap UMKM sehingga bisa bertahan sekuat mungkin dari guncangan atau krisis mendatang. Upayanya bisa berupa adopsi praktik bisnis berkelanjutan dan manajemen risiko.

UMKM, menurut dia, sebagai salah satu motor penggerak ekonomi, dimana sejalan dengan forum tingkat menteri pembangunan. Ia mengisahkan kalau Development Working Group yang terbentuk 1 dekade lalu memmiliki peran penting dalam mendukung pembangunan negara berkembang.

"Forum yang kita visikan dapat menyatukan ekonomi-ekonomi terbesar dunia untuk bersama-sama menutup kesenjangan pembangunan dan membantu negara berkembang. Perjalanan kita tidak selalu mudah – namun, kuatnya kolaborasi kita selama ini telah membuktikan bahwa kita tidak pernah sendirian," paparnya.

Menurut pantauan Liputan6.com di lapangan, sebelum pembukaan, Suharso menyambut sejumlah delegasi dari berbagai negara. Terlihat ia saling bercengkerama dan berbincang singkat.

Di dalam ruangan diskusi Suharso Monoarfa terlihat berada di sisi depan. Sementara delegasi dari Rusia juga terlihat berada diantara delegasi Meksiko dan Saudi Arabia. Di sisi seberangnya, terlihat ada delegasi dari Amerika Serikat, Kanada, dan Chna secara beriringan.

 

3 dari 4 halaman

Fokus Perlindungan Sosial

Di sisi lain, Suharso melirik masih dibutuhkannya perlindungan sosial terkait dampak Covid-19 di negara berkembang. Mesi ada peningkatan program perlindungan sosial selama pandemi, namun lebih dari 4 miliar penduduk di dunia masih belum tercakup dalam sistem perlindungan sosial.

"Untuk memastikan resiliensi masyarakat dalam menghadapi guncangan dan krisis, kami sebagai Presidensi, memfokuskan prioritas kami pada inisiatif perlindungan sosial adaptif," kata dia.

Menurutnya, cara ini sesuai untuk memitigasi dan melakukan adaptasi yang lebih baik terhadap berbagai guncangan. Seperti halnya pandemi, bencana alam, dan bencana akibat perubahan iklim.

4 dari 4 halaman

Manfaat Ekonomi Biru

Sebelumnya, Menteri Suharso menyinggung so manfaat dari penerapan ekonomi biru. Ini jadi bagian tak terpisahkan dalam upaya pemulihan ekonomi global.

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Pembangunan Nasional Suharso Monoarfa mengungkap keuntungan penerapan Ekonomi Biru atau Blue Economy. Khususnya peningkatan ekonomi masyarakat dan keberlangsungan sumber daya alam yang tetap terjaga.

Hal ini disampaikan Suharso Monoarfa dalam pembukaan acara Seminar of The Development Indonesia's Blue Economy Roadmap, di Belitung, Rabu (7/9/2022). Acara ini jadi bagian dalam Development Ministerial Meeting G20.

Suharso menyebut, sebagai upaya pulih dari pandemi Covid-19 dan tantangan global saat ini, negara tak bisa berjalan sendiri-sendiri. Salah satunya dalam aspek pengembangan Ekonomi Biru yang sedang dirancang.

"Dampak (penerapan) ekonomi biru adalah utnuk membantu kita dalam pemulihan ekonomi dan mempercepat pertumbuhan eknomi yang inklusif," kata dia, di BW Suites, Belitung, Rabu (7/9/2022).

Pada saat yang sama turut mengurangi dampak dari risiko perubahan iklim dan menjaga keanekaragaman hayati. Diketahui, pengembangan ekonomi biru menekankan pada aspek pemanfaatn wilayah maritim atau kelautan.

"Oleh karena itu kita dapat memanfaatkan peluang untuk meningkatkan penghidupan dan kesejahteraan masyarakat," ujar dia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.