Sukses

Sarasehan 100 Ekonom Indonesia: Sektor Pertanian dan Diversifikasi Pangan Harus Diperkuat!

Dalam Sarasehan 100 Ekonom Indonesia Tahun 2022, Rabu (7/9/2022), sektor pertanian dan perkebunan menjadi sorotan dari beberapa ekonom.

Liputan6.com, Jakarta Dalam Sarasehan 100 Ekonom Indonesia Tahun 2022, Rabu (7/9/2022), sektor pertanian dan perkebunan menjadi sorotan dari beberapa ekonom. Salah satunya datang dari Ekonom Senior dari Center of Reform on Economics (Core Indonesia), Hendri Saparini.

Menurutnya pengalokasian dana corporate social responsibility atau CSR terhadap sektor-sektor yang menciptakan lapangan kerja paling besar sangat penting untuk dilakukan. Salah duanya adalah sektor pertanian dan perkebunan.

"CSR dari BUMN maupun swasta perlu kita fokuskan untuk menggerakkan sektor-sektor yang bisa menciptakan lapangan kerja besar, tidak hanya untuk mensuplai industri dalam negeri tapi juga untuk kebijakan ekspor. Misalnya sektor perkebunan," ujar Saparini dalam sarasehan 100 ekonom.

Menurut Saparini, pertanian memiliki peran penting dalam menciptakan peluang usaha dan ekspor. Yang penting, kata dia, sektor ini harus mendapat dukungan teknologi agar setiap produksi yang dilakukan dapat tercapai secara terukur.

"Kalau ini kita lakukan maka permintaan misalnya untuk minyak aroma terapi di global itu luar biasa. Kita tidak bisa memenuhi minyak cengkeh atau minyak kayu putih tapi kalau ini dilakukan dengan teknologi hasilnya bisa luar biasa. Maka, menjadi penting ada kebijakan terintegrasi dan komprehensif saat kita sudah menentukan sektor mana yang akan kita dorong terlebih dahulu," katanya.

 

Dalam acara yang sama, Ketua Umum Perhimpunan Ekonomi Pertanian Indonesia (Perhepi), Bustanul Arifin mengatakan bahwa saat ini yang paling penting dilakukan adalah membangun kebersamaan dalam memprodukai lebih banyak pangan lokal.

"Sebab kemandirian pangan itu jika ditopang produk lokal berarti sudah mandiri pangan kita. Jadi kita harus sama-sama membangun pangan lokal. Kita bersyukur makanan pokok kita (beras) sudah swasembada dan beras karena pasukan cukup maka harganya juga tidak akan bergejolak," katanya.

Dalam kesempatan yang sama, Mentan SYL mengajak para ekonom dan semua pihak untuk menguatkan networking dalam menggerakan roda ekonomi nasional melalui sektor pertanian.

"Saya selalu mengatakan bahwa pertanian itu ekonomi dasar yang memutar ekonomi yang lain. Oleh karena itu, memang perhatian terhadap pangan itu harus membangun network dan tidak boleh seperti yang kita lakukan lalu," ungkapnya.

"Tidak boleh hanya dikomando oleh satu sistem dan bahkan tidak boleh sentralistik. Semua harus terintegrasi dan dikerjakan bersama," tegas Mentan SYL.

 

(*)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.