Sukses

Menko Luhut Siap Tampung Semua Jenis Pembiayaan EBT

Menteri Koordinasi Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, terus mendorong segala jenis pembiayaan untuk menjemput program transisi energi yang dicanangkan Pemerintah RI.

Liputan6.com, Jakarta Menteri Koordinasi Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, terus mendorong segala jenis pembiayaan untuk menjemput program transisi energi yang dicanangkan Pemerintah RI.

"Pembiayaan multilateral harus jadi pendorong untuk pembiayaan energi baru terbarukan (EBT) di Indonesia. Tapi itu tidak membatasi sumber pembiayaan lain untuk mengakomodasi percepatan program transisi energi," ujar Luhut dalam F20 Climate Solutions Forum 2022, Rabu (7/9/2022).

Menurut dia, sektor pembiayaan memainkan peran signifikan dalam kerangka program transisi energi. Luhut pun mengajak sektor privat untuk ikut berinvestasi di bidang infrastruktur rendah karbon.

Luhut berharap, keberminatan pasar di sektor energi baru terbarukan mampu mengakselerasi penggunaan new renewable energy di Tanah Air.

Di sisi lain, pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) pun mempersilakan pelaku usaha untuk mengembangkan kawasan industri berbasis EBT, dan pembangunan ekonomi berbasis EBT pada area industri di kawasan ekonomi khusus.

"Juga untuk mendukung kawasan ekonomi lokal di wilayah 3T, yaitu tertinggal, terdepan dan terluar," kata Luhut.

Berdasarkan hasil pemetaan, potensi energi baru terbarukan di Indonesia mencapai 417 GW. Namun, tingkat utilisasinya saat ini masih sangat rendah dibanding total potensi new renewable energy di Tanah Air.

"Indonesia butuh support untuk mengakselerasi implementasi energi bersih. Ini dapat jadi kesempatan bagi investasi hijau membantu Indonesia untuk menjangkau target Indonesia net zero emission di 2060 atau lebih cepat," tuturnya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Luhut Buka Pintu Asing Investasi Nuklir di Indonesia

Menteri Koordinasi Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, terus mengajak investor global untuk menanamkan modalnya pada sektor energi baru terbarukan (new renewable energy) di Tanah Air. Salah satunya untuk investasi pada sektor pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN).

Tenaga nuklir menjadi alternatif energi bersih yang rendah karbon, meski tidak terbarukan, di tengah upaya transisi energi untuk meninggalkan bahan bakar fosil.

Luhut menyampaikan, investasi renewable energy di Indonesia saat ini masih sebatas untuk sektor energi panas bumi (geothermal), hydro, biomassa, maupun solar panel.

"Untuk renewable energy lain semisal pembangkit listrik tenaga ombak, gelombang pasang surut (tidak wave), biofuel, sampai nuklir yang belum berkembang, dipesilakan untuk diinvestasikan mengikuti permintaan global," ujar Luhut dalam F20 Climate Solutions Forum 2022, Rabu (7/9/2022).

Dikatakan Luhut, negara sadar ancaman perubahan iklim kini semakin menjadi besar. Oleh karenanya, Pemerintah RI ingin terus modal asing yang masuk turut memperhatikan dampak terhadap lingkungan.

"Sejalan dengan kepedulian kita terhadap bumi yang makin memanas, Indonesia ingin memastikan investasi yang masuk ramah lingkungan," ungkap dia.

Menurut hasil pemetaan, potensi energi baru terbarukan di Indonesia mencapai 417 GW. Namun, tingkat utilisasinya saat ini masih sangat rendah dibanding total potensi new renewable energy di Tanah Air.

"Indonesia butuh support untuk mengakselerasi implementasi energi bersih. Ini dapat jadi kesempatan bagi investasi hijau membantu Indonesia untuk menjangkau target Indonesia net zero emission di 2060 atau lebih cepat," tuturnya.

3 dari 4 halaman

Kata Menteri ESDM Soal Tawaran Rusia Bangun Pembangkit Nuklir di Indonesia

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif angkat bicara perihal ketertarikan perusahaan energi Rusia untuk mengembangkan industri pembangkit listrik tenaga nuklir atau PLTN di Indonesia.

Menurutnya, tawarkan kerja sama bilateral dalam hal pengembangan nuklir bukan hanya dari Rusia saja, tetapi juga sejumlah negara.

"Kami lihat nanti mana yang kompetitif dan reliable. Kebutuhan untuk nuklir baru akan dimulai tahun 2040 berdasarkan peta jalan energi yang telah kami susun," kata Menteri ESDM Arifin melansir laman Antara di Bogor, Jawa Barat, Senin (4/7/2022).

Menteri Arifin menyatakan Indonesia mempunyai bahan baku yang dibutuhkan untuk pengembangan setrum nuklir dan permintaan listrik bersih ke depan.

Dia menekankan agar pemintaan listrik harus aman dan teknologi nuklir juga harus proven. Dalam tempo 20 tahun ke depan, banyak negara juga akan menerapkan dan memanfaatkan teknologi nuklir dan tentu saja teknologi nuklir tersebut akan semakin terbukti aman.

Sebelumnya Presiden Rusia Vladimir Putin menyampaikan ketertarikan perusahaan dari negaranya untuk mengembangkan industri setrum nuklir di Indonesia usai dirinya bertemu dengan Presiden Joko Widodo.

Putin mengungkap perusahaan energi Rusia bernama Rosatom State Coorporation yang punya pengalaman, kompetensi, hingga teknologi bersedia terlibat dalam proyek bersama pengembangan industri energi nuklir di Indonesia. 

4 dari 4 halaman

Layak Diterima Indonesia

Di tempat terpisah Pengamat Ekonomi Energi Universitas Gadjah Mada (UGM) Fahmy Radhi menilai tawaran kerja sama pengembangan industri nuklir dari Rusia layak diterima oleh Indonesia.

"Berdasarkan pengalaman, kompetensi, dan keandalan teknologi yang dimiliki oleh Rosatom, tawaran Putin untuk mengembangkan PLTN di Indonesia layak diterima," kata Fahmy.

PLTN adalah pembangkit listrik daya thermal yang menggunakan reaktor nuklir dengan uranium sebagai bahan utama untuk menghasilkan listrik.

PLTN termasuk energi bersih yang dapat melengkapi bauran energi baru terbarukan pembangkit listrik di Indonesia.

Dia menjelaskan PLTN sekaligus dapat mengatasi kelemahan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dan Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) yang tidak dapat memasok listrik secara penuh sepanjang waktu, karena sifatnya intermittent yang tergantung cahaya matahari dan hembusan angin.

Sebelum kerja sama Indonesia dan Rusia direalisasikan, pesannya, pemerintah, parlemen, dan Dewan Energi Nasional (DEN) harus mengubah Kebijakan Energi Nasional (KEN) yang selama ini menempatkan energi nuklir sebagai alternatif terakhir.

"KEN itu harus diubah menjadikan PLTN sebagai energi prioritas. Selain itu, pemerintah perlu melakukan kampanye publik untuk meningkatkan penerimaan masyarakat terhadap penggunaan PLTN," pungkas Fahmy.   

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.