Sukses

Produksi Sempat Turun Imbas PMK, Industri Susu Mulai Bangkit

Hadirnya Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada hewan ternak beberapa bulan lalu, berpengaruh besar pada produksi industri pengolahan susu.

Liputan6.com, Jakarta Hadirnya Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada hewan ternak beberapa bulan lalu, berpengaruh besar pada produksi industri pengolahan susu.

Hal itu pula yang dirasakan Diamond Group, salah satu produsen produk susu sapi terbesar di Tanah Air.

Direktur PT Diamondfair Ritel Indonesia, Melissa Huang menjelaskan, kondisi ini memaksa mereka untuk terus berinovasi, menciptakan berbagai cara agar masyarakat tidak takut minum susu.

“Kami tidak ingin budaya baik bagi kesehatan masyarakat itu hilang. Salah satu caranya, dengan membuat bazaar yang menjual susu UHT dan susu segar dengan harga murah,” ujar Melissa.

Dampak PMK pada Diamond Group sempat membuat volume produksi pembuatan susu berkurang. Namun pihak manajemen berprinsip, segala sesuatu yang berdampak buruk bagi konsumen harus ditolak. Karenanya, mereka menjaga agar susu baku yang mereka dapatkan dari peternak tetap sesuai standar, karena kesehatan konsumen yang utama.

“Susu Diamond melewati proses sterilisasi menggunakan metode UHT (Ultra High Temperature) dengan suhu minimal 137 C, sementara untuk susu segar minimal 110 C,” ujar Melissa menjelaskan.

Oleh sebab itu, konsumen tidak perlu takut mengonsumsi produk susu Diamond, karena aman sebab telah melewati serangkaian uji coba kelayakan yang ketat. Dan kini, setelah perlahan suplai susu baku membaik, maka gerakan rajin minum susu harus terus digencarkan.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Harga Terjangkau

Namun demikian, melalui bisnis ritel bernama Diamondfair, Diamond Group berupaya terus dekat dengan masyarakat. Salah satunya dengan menggelar bazaar agar publik dapat membeli produk mereka dengan harga terjangkau.

Melissa menjelaskan, Bazaar Diamondfair pertama kali digelar pada Juni 2022, dan event itu langsung menyita perhatian masyarakat, tempat lokasi bazaar digelar.

Via sosial media, kemudian banyak masyarakat meminta agar kegiatan itu dilanjutkan. Maka semenjak itu, setiap sebulan sekali, kegiatan bazaar digelar di dua lokasi toko Diamondfair, yakni yang berada di Jalan Pasir Putih, Ancol, Jakarta Barat, dan juga yang berada di jalan Halmahera, kawasan MM2100, Cibitung, Bekasi.

Dalam ajang pasar murah ini, Diamondfair mengarahkan konsumen untuk datang berbondong-bondong. Durasi bazaarnya sendiri, sengaja dibuat tidak lama agar antusiasme masyarakat yang datang besar.

“Awalnya, kami hanya membuat bazaar Diamondfair sebulan hanya satu hari. Namun setelah menerima banyak permintaan publik, sekarang bazaarnya kami tambah menjadi tiga hari dalam satu bulan,” ujar Melissa menerangkan.

Yang terdekat, toko Diamondfair akan mengadakan perhelatan Super Bazaar pada tanggal 1 – 3 September 2022. Dalam bazaar ini, Diamondfair akan memberi banyak potongan harga untuk produk susu UHT, susu segar, jus, es krim, kentang beku, yoghurt dan produk lainnya.

 

3 dari 3 halaman

Industri Pengolahan Susu Jadi Andalan Baru Penggerak Ekonomi

Kementerian Perindustrian telah meluncurkan peta jalan Making Indonesia 4.0, dengan salah satu sektor yang mendapat prioritas pengembangan adalah industri makanan dan minuman (mamin).

Dalam peta jalan tersebut, industri mamin didorong untuk mengurangi impor dan meningkatkan ekspor.

“Making Indonesia 4.0 merupakan sebuah roadmap yang diinisiasi oleh Kemenperin dan diluncurkan secara resmi oleh Bapak Presiden Joko Widodo sejak tahun 2018 lalu, dengan tujuan untuk mengembangkan sektor industri manufaktur di tanah air agar bisa mengadopsi teknologi digital sehingga dapat meningkatkan produktivitas dan berdaya saing global,” kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita dalam sembutannya secara virtual pada Bimbingan Teknis Transformasi 4.0 untuk Koperasi dan Tempat Penerimaan Susu (TPS), Selasa (5/4/2022).

Menperin mengemukakan, industri mamin merupakan salah satu motor penggerak utama terhadap pertumbuhan ekonomi nasional, dengan didukung oleh sumber daya alam yang berlimpah dan permintaan domestik yang terus meningkat.

“Walaupun terdampak pandemi Covid-19, PDB industri mamin masih mampu tumbuh positif sebesar 2,54 persen pada tahun 2021,” ungkapnya.

Bahkan, pada periode yang sama, industri mamin berkontribusi sebesar 38,05 persen terhadap PDB industri pengolahan nonmigas. “Capaian tersebut menjadikan industri mamin sebagai subsektor dengan kontribusi PDB paling besar,” imbuhnya. Pada tahun 2021, nilai pengapalan industri mamin mencapai USD 44,82 miliar atau berkontribusi sebesar 25,3 persen terhadap ekspor industri pengolahan nonmigas. Neraca perdagangan industri mamin pada tahun 2021 surplus sebesar US D31,52 miliar. Sementara itu, di sisi lain, minat investasi di bidang industri mamin di Indonesia juga masih cukup besar, yaitu mencapai Rp58,9 triliun di tahun 2021.

Salah satu sektor penopang kinerja gemilang pada industri mamin adalah industri pengolahan susu, yang juga mendapat prioritas pengembangan sesuai Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional (RIPIN) 2015-2035.

“Namun demikian, industri ini masih dihadapkan pada tantangan pemenuhan bahan baku, karena sampai saat ini sekitar 0,87 juta ton atau 21 persen bahan baku merupakan Susu Segar Dalam Negeri (SSDN),” tutur Agus.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.