Sukses

Siap-Siap, Sri Mulyani Ungkap Peran Mesin Bakal Mendominasi Dibandingkan Manusia

Masyarakat Indonesia khususnya generasi muda perlu untuk meningkatkan kemampuan dan ketrampilan yang dimiliki, terutama di bidang teknologi digital.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengatakan, pemerintah terus berusaha meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) di Indonesia. Hal ini untuk menghadapi kehadiran teknologi digital di dalam society 5.0. 

Masyarakat Indonesia khususnya generasi muda perlu untuk meningkatkan kemampuan dan ketrampilan yang dimiliki, terutama di bidang teknologi digital. Di tahun 2025, dalam prediksi Sri Mulyani, peranan mesin di bidang pekerjaan memiliki kemungkinan akan lebih mendominasi dibandingkan dengan peran manusia.

“Kalau kita lihat rate of automation terutama sesudah terjadinya pandemi, terlihat sekali pada tahun 2018 peranan mesin itu 29 persen, 71 persen adalah human. Tahun 2022 sesudah pandemic peranan mesin menjadi lebih mendominasi 42 persen, human 58 persen," kata dia dalam keterangan tertulis, Jumat (26/8/2022).

"Tahun 2025 kemungkinan peranan mesin akan jauh lebih besar. Ini menjadi suatu kesempatan namun juga tantangan,” tambah dia.

Menghadapi itu, pemerintah terus berupaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) di Indonesia. Seperti halnya pada sektor pendidikan, pemerintah telah mencanangkan program wajib belajar 6 tahun dan sekarang menuju wajib belajar 12 tahun.

Selain itu, pemerintah juga membentuk dana abadi pendidikan yang dikelola oleh LPDP, dana abadi perguruan tinggi, dana abadi kebudayaan, penelitian, hingg dana abadi pesantren.

“Sekarang LPDP sudah mencapai USD 120 triliun. Hari ini kita sudah mengirim dan memberikan beasiswa kepada hampir 30.000 mahasiswa untuk mengambil pelajaran di sekolah terbaik di dunia, dan sebanyak 1668 proyek penelitian didanai,”ungkap dia.

Selain pendidikan, sektor kesehatan juga menjadi fokus pemerintah dalam meningkatkan kualitas SDM di Indonesia.

“Manusia harus sehat untuk dia bisa terus meningkatkan kemampuan dan mencapai seluruh potensial yang dimiliki. Ini belum sempurna, namun Indonesia punya dan terus membangun kerangka kebijakan untuk reformasi di bidang kesehatan,” ungkapnya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Robot Ikut Jaga Kebersihan di Masjidil Haram

Otoritas di Dua Masjid Suci menggunakan robot untuk ikut menjaga kesehatan dan kebersihan di Masjidil Haram. Robot itu digunakan untuk membersihkan area masjid-masjid dari infeksi.

Dilaporkan Arab News, Kamis (28/4), robot pintar itu bisa bekerja selama 24 jam. Para robot itu membantu pekerjaan sekitar 4.000 pegawai di Masjidil Haram.

Robot itu bermerek Pudu yang sudah sering digunakan di berbagai sektor, seperti untuk antar makanan. Pudu adalah produk dari Shenzhen, China.

Totalnya, ada 11 robot yang dikerahkan di area masjid. Robot itu bergerak dengan roda dan membawa alat sanitasi di bagian tengahnya.

Alat itu bisa menyemprot ke empat arah. Pada bagian atas robot itu ada layar kecil yang menampilkan gambaran mata dan mulut yang sederhana sehingga robot itu tampak menarik. Ada juga gambar area Mekkah di bagian tengah mesinnya.

Arab Saudi juga menyediakan 8.000 mobil golf biasa dan elektrik bagi para jemaah. Semua kendaraan itu selalu disanitiasi sebelum dan sesudah pemakaian.

 

3 dari 3 halaman

Tindakan Pencegahan

Mohammed Al-Jabri, wakil sekjen Badan Pelayanan, Urusan Lapangan, dan Perlindungan Lingkungan berkata Arab Saudi melakukan sejumlah tindakan pencegahan agar jemaah di Masjidil Haram bisa beribadah di lingkungan yang aman.

"Badan ini telah melengkapi area dengan semua pelayanan-pelayanan yang diperlukan, termasuk kontainer air Zamzam, AC, lemari untuk salinan Qur'an, sound system, lighting system, karpet, toilet, selain itu turut mengoperasi banyak eskalator untuk mentransportasi jemaah dan lansia ke semua lantai-lantain yang tersedia," ujarnya.

Tahun ini, Arab Saudi juga mulai membuka pintu haji bagi masyarakat internasional setelah dua tahun ada pembatasan akibat pandemi COVID-19.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.