Sukses

Inflasi Inggris Tembus 10,1 Persen, Tertinggi dalam 40 Tahun

Inflasi Inggris mencapai 10,1 persen dalam 12 bulan hingga Juli, naik dari 9,4 persen pada Juni 2022.

Liputan6.com, Jakarta Melonjaknya biaya pangan telah mendorong inflasi Inggris naik hingga dua digit untuk pertama kalinya sejak 1982, dengan harga terus naik pada tingkat tercepat selama lebih dari 40 tahun.

Dilansir dari BBC, Kamis (18/8/2022) inflasi Inggris mencapai 10,1 persen dalam 12 bulan hingga Juli, naik dari 9,4 persen pada Juni 2022. menurut Kantor Statistik Nasional Inggris (ONS).

Bank sentral Inggris, yakni Bank of England, memprediksi inflasi bisa mencapai lebih dari 13 persen tahun ini.

ONS menyebut, biaya energi, bensin dan solar juga menjadi pemicu melonjaknya inflasi di Inggris. Tetapi makanan dan minuman non-alkohol menjadi faktor terbesar kenaikan harga kebutuhan pokok di negara itu pasa bulan Juli.

Melonjaknya harga pangan di Inggris terasa dari kenaikan harga roti, sereal, susu, keju, dan telur naik paling cepat, sementara harga sayuran, daging, dan cokelat juga lebih tinggi.

Adapun kenaikan harga pada biaya transportasi, dengan kenaikan harga tiket pesawat dan kereta api internasional.

Harga paket liburan juga naik, karena permintaan meningkat.

Seperti diketahui, perang Rusia-Ukraina, menjadi salah satu faktor yang mendorong kenaikan harga komoditas pangan di berbagai negara.

Perang telah mengganggu pasokan dari kedua negara yang merupakan eksportir utama produk-produk pangan esensial seperti minyak bunga matahari dan gandum.

Beberapa komoditas, terutama biji-bijian dan minyak nabati, telah berkurang secara substansial, tetapi biasanya ada jeda waktu sekitar enam bulan sebelum hambatan itu mempengaruhi harga di pasar.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Inflasi Inggris Tertinggi di antara Negara Maju G7, Bukti Parahnya Krisis

Lonjakan harga pangan mendorong inflasi harga konsumen Inggris menembus ke level tertinggi dalam 40 tahun, mencapai 9,1 persen pada bulan lalu.

Angka inflasi ini menjadi tingkat tertinggi dari negara-negara G7 dan menggarisbawahi parahnya krisis biaya hidup di negara itu.

Tingkat inflasi Inggris pada bulan Mei lebih tinggi daripada di Amerika Serikat, Prancis, Jerman dan Italia.

Sementara Jepang dan Kanada belum melaporkan data harga konsumen untuk bulan Mei, tetapi angka inflasio keduanya tidak akan mendekati.

Angka inflasi Inggris tersebut, naik dari 9 persen pada bulan April, sesuai dengan konsensus jajak pendapat para ekonom Reuters.

Mengutip catatan sejarah dari Kantor Statistik Nasional menunjukkan inflasi Mei merupakan yang tertinggi sejak Maret 1982 — dan kemungkinan lebih buruk akan datang. Poundsterling, salah satu mata uang berkinerja terburuk terhadap dolar AS tahun ini.

Beberapa investor menilai Inggris berada pada risiko inflasi dan resesi yang terus-menerus tinggi, yang mencerminkan tagihan energi impor yang besar dan masalah Brexit yang berkelanjutan yang selanjutnya dapat merusak hubungan perdagangan dengan Uni Eropa.

"Dengan prospek ekonomi yang begitu tidak jelas, tidak ada yang tahu seberapa tinggi inflasi dapat berlangsung, dan berapa lama akan berlanjut - membuat penilaian kebijakan fiskal dan moneter menjadi sangat sulit," kata Jack Leslie, Ekonom Senior di lembaga think tank Resolution Foundation.

Sebelumnya, Resolution Foundation mengatakan pukulan biaya hidup untuk rumah tangga telah diperparah Brexit, yang telah membuat ekonomi Inggris menjadi lebih tertutup, dengan implikasi jangka panjang yang merusak untuk produktivitas dan upah.

Bank of England mengatakan pekan lalu bahwa inflasi kemungkinan akan tetap di atas 9 persen selama beberapa bulan mendatang sebelum memuncak sedikit di atas 11 persen pada Oktober, ketika tagihan energi rumah tangga direncanakan akan naik lagi.

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

3 dari 3 halaman

Janji Pemerintah

Menteri keuangan Rishi Sunak mengatakan jika Pemerintah Inggris melakukan semua yang bisa dilakukan untuk memerangi lonjakan harga, usai data inflasi keluar.

Harga makanan dan minuman non-alkohol naik 8,7 persen secara tahunan di bulan Mei — lompatan terbesar sejak Maret 2009 dan menjadikan kategori ini sebagai pendorong inflasi tahunan terbesar bulan lalu.

Harga konsumen secara keseluruhan naik 0,7 persen secara bulanan di bulan Mei, sedikit lebih tinggi dari konsensus 0,6 persen.

Harga pabrik di Inggris - penentu utama harga yang kemudian dibayar oleh konsumen di toko-toko - mencapai 22,1 persen lebih tinggi pada Mei dibandingkan tahun sebelumnya. "Peningkatan terbesar sejak rekor ini dimulai pada 1985," kata ONS. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.