Sukses

Perdana, UMKM Binaan Astra di Makassar Ekspor Produk Senilai Rp 6,5 Miliar

Sebanyak 3 Desa Sejahtera Astra (DSA) di Sulawesi berhasil menjual produk hasil lautnya ke luar negeri.

Liputan6.com, Jakarta Direktur PT Astra International Tbk, Gita Tiffany Boer menyebut 3 Desa Sejahtera Astra (DSA) di Sulawesi berhasil menjual produk hasil lautnya ke luar negeri. Tiga desa tersebut antara lain DSA Wakatobi, DSA Bombana, dan DSA Bone yang berada di Makassar, Sulawesi Selatan.

"Tanggal 12 Agustus kemarin, untuk pertama kalinya dilakukan ekspor produk dari desa astra di Makassar, Sulawesi Selatan," kata Gita dalam sambutan Hari UMKM dan HUT Ke-77 RI, Jakarta, Kamis (18/8).

DSA Wakatobi tercatat mengekspor 27 ton rumput laut senilai Rp 450 juta dengan tujuan China. Tak hanya itu, produk perikanan DSA Wakatobi juga dikirim ke Amerika Serikat sebanyak 14 ton atau senilai Rp 1,4 miliar.

"Ekspor rumput laut dari DSA Wakatobi dikirim ke Amerika Serikat," kata Gita.

Sementara itu, DSA Bombana dan DSA Bone mengekspor 12 ton produk minyak nilam ke India dan Pakistan. Nilai ekspor perdana tersebut tercatat mencapai Rp 4, miliar.

"Produk minyak nilam diekspor dari DSA Bombana dan DSA Bone ke India dan Pakistan," katanya.

Sehingga, total ekspor yang baru dilakukan pekan lalu itu bernilai Rp 6,5 miliar. Ekspor ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan menambah devisa negara, khususnya di sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan.

Hingga kini, kata Gita, Astra telah melakukan pembinaan kepada 15 ribu lebih UMKM. Sebanyak 878 diantaranya merupakan pelaku usaha yang menyandang disabilitas. Keberpihakan ini dilakukan Astra dalam rangka mendorong pertumbuhan wiraswasta Astra.

 

Reporter: Anisyah Al Faqir

Sumber: Merdeka.com

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Ekspor Bulanan Juli 2022 Melemah, Tren Ketiban Durian Runtuh Tamat?

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai ekspor RI pada Juli 2022 sebesar USD 25,57 miliar. Meski secara tahunan atau year on year (YoY) itu melesat 32,03 persen dari USD 19,37 miliar, tapi itu melemah 2,20 persen secara bulanan (month to month/mtm) dibanding Juni 2022 yang sebesar USD 26,15 miliar.

Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Setianto mengingatkan, pelaku perdagangan dari Indonesia perlu mewaspadai tren ketiban durian runtuh atau windfall profit akibat melambungnya harga komoditas, yang kini mengalami siklus melambat.

"Perlu kita mewaspadai adanya windfall komoditas-komoditas yang menjadi ekspor impor andalan kita. Beberapa hal perlu dicatat, harga komoditas global saat ini beberapa komoditas utamanya terpantau mengalami penurunan harga," ujarnya, Senin (15/8/2022).

Mengacu pada Indeks Harga Komoditas Global, Setianto menjabarkan, tren untuk harga komoditas energi menunjukan tanda-tanda penurunan, dimana per Juli 2022 berada pada level 168,58.

Begitu juga untuk indeks harga komoditas makanan, dimana grafik menunjukan selama periode April-Juli 2022 terjadi adanya penurunan.

"Jadi pada Juli indeks 138,63, lebih rendah dibandingkan beberapa bulan terakhir," imbuhnya.

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

3 dari 3 halaman

Harga Minyak

Setianto pun turut memantau perkembangan global harga minyak mentah yang mengalami pelemahan 10,03 persen secara bulanan pada Juli 2022. Senada, ekspor gas alam juga terpanykas 5,45 persen secara month to month pada bulan yang sama.

"Untuk minyak kelapa sawit per dolar per metrik ton, ini menunjukan penurunan cukup tajam di Juli 2022, USD 1.056,6 per metrik ton dibandingkan Juli 2021 yang harganya USD 1.062,99 metrik ton," papar dia.

Tren menurun juga dialami nikel, yang harganya anjlok 16,28 persen menjadi USD 21.000 per metrik ton secara bulanan per Juli 2022. Lalu harga gandum, yang mengalami penurunan jadi 382,5 USD per metrik ton (terpangkas 16,77 persen secara bulanan).

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.