Sukses

KLHK Kampanyekan Pengelolaan Sampah Berkelanjutan

The Rising Tide mengampanyekan kesadaran lingkungan, dengan menciptakan ekosistem pengelolaan sampah rumah tangga berkelanjutan.

Liputan6.com, Jakarta Mengusung misi untuk menggugah kesadaran masyarakat dan para pihak, betapa masalah lingkungan, terutama sampah plastik perlu mendapatkan perhatian serius, akhirnya target Muryansyah melakukan solo Triathlon, dengan bersepeda, berenang dan berlari marathon sepanjang1.293 kilometer dari Bali ke Jakarta selama 30 hari, berhasil dituntaskan.

Ditemani tim pendamping kesehatan dan pengamanan, ia tiba di Jakarta sesuai jadwal. Muryansyah langsung bergabung dalam event Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) bertema The Rising Tide - A Grassroot Movement for Sustainability (16/8./2022).

The Rising Tide mengampanyekan kesadaran lingkungan, dengan menciptakan ekosistem pengelolaan sampah rumah tangga berkelanjutan.

“Lebih dari 14.500 masyarakat teredukasi mengenai pentingnya memilah sampah sebagai bagian dari usaha daur ulang, dalam rangka mengurangi timbulan sampah nasional,” kata Muryansyah, dikutip Rabu (17/8/2022).

Ia bersama organisasi yang dipimpinnya, Mulung Parahita, menjadi inisiator sekaligus pelaku dari gerakan The Rising Tide.

Saat mendapat kesempatan tatap muka dengan Menteri LHK, Siti Nurbaya Bakar, Muryansyah menyampaikan temuannya bersama tim Mulung Parahita.

”Selama perjalanan, kami mengumpulkan 77,9 ton sisa konsumsi rumah tangga, 78 persen adalah plastik, dan 40 persen di antaranya memiliki nilai daur ulang tinggi. Sedangkan di luar sisa konsumsi rumah tangga yang dikumpulkan, sepanjang jalan saya melihat banyak kemasan kecil mengotori jalan. Inilah masalah sampah yang sesungguhnya,” kata Muryansyah.

Siti Nurbaya menyambut gembira kampanye hasil kerja sama KLHK dengan banyak pihak.

“Pada kesempatan ini, yang paling penting saya berterima kasih atas inisiatif ini. Kita telah melihat gambarannya sepanjang perjalanan dari Bali ke Jakarta,” kata Siti Nurbaya.

"Saya menerima catatan dari Muryansyah. Semacam energi baru sekaligus metode, teknik dan cara-cara menstimulir kampanye bersih sampah, bersih lingkungan, dan cara pilah sampah dari rumah. Ini merupakan langkah besar, yaitu edukasi," lanjut dia.

 

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Dukung Kampanye The Rising Tide

Sebagaimana diketahui, KLHK sejak awal mendukung kampanye The Rising Tide, dan secara konsisten mendorong produsen agar menyusun road map pengurangan sampah dengan target pengurangan 30 persen timbulan sampah per Desember 2029.

Strategi pengurangan sampah plastik industri sudah diuraikan melalui Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 75 Tahun 2019 tentang Peta Jalan Pengurangan Sampah. Produsen juga didorong untuk memproduksi kemasan plastik yang lebih besar (size up) —mengutamakan kemasan besar, untuk membantu pemerintah mengejar target pengurangan timbulan sampah plastik.

Dalam event yang sama, Corporate Sustainability Director Le Minerale, Ronald Atmadja, mengatakan bahwa sebagai perusahaan air mineral yang berkomitmen untuk ikut melestarikan lingkungan di Indonesia, perusahaannya akan terus bersinergi dengan banyak pihak untuk menggencarkan gerakan ekonomi sirkular nasional.

“Sebagai produsen, Le Minerale menyatakan dukungan dan komitmennya dalam gerakan ini. Sejak awal kami dukung misi KLHK untuk mengurangi angka timbulan sampah. Karenanya, kami dengan terintegrasi terus menggerakan Ekonomi Sirkular sebagai bagian dari Extended Producers Responsibility (EPR) yang kini digaungkan oleh pemerintah. Kami juga mulai mengarah pada upsizing dan melakukan berbagai edukasi pilah sampah dari rumah,” kata Ronald.

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

3 dari 3 halaman

Sarinah Jadi Mal Pertama Bebas Sampah Makanan

Sarinah bakal menjadi mal pertama yang berkomitmen untuk menekan sesedikit mungkin sampah makanan. Ini dilakukan dengan menggandeng startup Surplus dalam distribusi sisa makanannya.

Kepala Badan Pangan Nasional atau National Food Agency (NFA) Arief Prasetyo Adi menyebut ini bisa menjadi momentum. Apalagi tercatat sekitar 20-48 juta ton sampah makanan di 2019. Angka ini diprediksi terus meningkat jika tak ditanggulangi.

"Beberapa bulan lalu, kami, bersma tim deputi (di NFA) bertemu dengan bu Fetty (Direktur Utama Sarinah) mencanangkan zero foodwaste di Sarinah, dan kini bisa tercapai," kata dia dalam seremoni penandatanganan Sarinah Zero Food Waste, Sarinah, Senin (15/8/2022).

Ia menyebutkan, miliaran sampah makanan dibuang di seluruh dunia. Maka upaya menekan sampah makanan di sentra penjualan perlu dilakukan.

"Ini keren banget, di saat miliaran ton terbuang, makanan terbuang, tadi ada nasi padang, waktu kita lihat, ini udah sejam-dua jam itu jadi foodwaste. Kalau kita lihat tenant-tenant, berapa banyak produksi makanan kita (yang terbuang)," terangnya.

Pada kesempatan yang sama, Direktur Utama Sarinah Fetty Kwartati menyebut ingin menjaga tren label 'yang pertama' yang diemban Sarinah. Mulai dari mal pertama, memiliki eskalator pertama, hingga partner store pertama di Indonesia.

"Kini jadi community mal pertama di Indonesia, Kita berani jadi mal yang bebas foodwaste," kata dia.

Fetty berharap, upaya penekanan sampah makanan ini tak hanya dilakukan oleh Sarinah. Tapi juga diikuti oleh seluruh pengelola dan pusat belanja di Indonesia. Harapannya, dampak semakin besar akan dirasakan kedepannya.

"Ini coba kita gaungkan, nanti harapannya Sarinah gak sendiri, tapi diikuti yang lain," ujarnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.