Sukses

Pidato Nota Keuangan, Jokowi Target Kemiskinan Turun ke 7,5 Persen pada 2023

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menargetkan tingkat kemiskinan pada 2023 berada dalam rentang 7,5 persen hingga 8,5 persen.

Liputan6.com, Jakarta Presiden Joko Widodo (Jokowi) menargetkan tingkat kemiskinan pada 2023 berada dalam rentang 7,5 persen hingga 8,5 persen.

Hal ini diungkapkan Jokowi dalam pidato Nota Keuangan RAPBN 2023 pada Pidato Kenegaraan di Gedung DPR MPR.

Dia menyebutkan pemerintah melakukan pengelolaan fiskal yang kuat, disertai dengan efektivitas dalam mendorong transformasi ekonomi dan perbaikan kesejahteraan rakyat.

Sejalan dengan hal tersebui, tingkat pengangguran terbuka tahun 2023 diharapkan dapat ditekan dalam kisaran 5,3 persen hingga 6,0 persen.

"Angka kemiskinan dalam rentang 7,5 persen hingga 8,5 persen, rasio gini dalam kisaran 0,375 hingga 0,378, serta Indeks Pembangunan Manusia dalam rentang 73,31 hingga 73,49," tutur dia.

Selain itu, Nilai Tukar Petani (NTP) dan NilaiTukar Nelayan (NTN) juga ditingkatkan untuk mencapai kisaran masing-masing 105-107 dan 107-108.

Sementara itu, kata Jokowi, pemerintah terus meningkatkan efektivitas pembiayaan investasi, khususnya kepada BUMN dan BLU yang diarahkan untuk penyelesaian infrastruktur strategis Pusat dan Daerah, pemberdayaan masyarakat, serta sinergi pembiayaan dan belanja.

"Pemerintah tetap mendorong kebijakan pembiayaan inovatif skema KPBU, termasuk penguatan peran BUMN, BLU, Lembaga Pengelola Investasi (LPI), dan Special Mission Vehicle (SMV)," tutup Jokowi.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Jokowi Bangga, Indonesia Kini di Puncak Kepemimpinan Global

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan Indonesia kini semakin diakui dunia Internasional. Terbukti, Indonesia dipercaya menjadi ketua untuk sejumlah forum negara-negara dunia.

Hal tersebut diungkapkan Jokowi dalam Pidato Presiden RI pada Sidang Tahunan MPR-RI dan Sidang bersama DPR RI dan DPD RI tahun 2022, Selasa (16/8/2022).

"Kepercayaan internasional yang meningkat tajam. Indonesia diterima oleh Rusia dan Ukraina sebagai jembatan perdamaian. Diterima negara-negara besar, walau geopolitik sedang panas," kata dia.

Kemudian, Indonesia juga dipercaya PBB sebagai Champions dari Global Crisis Response Group untuk penanganan krisis global.

"Tahun 2022 ini, kita menjadi Presiden G20, organisasi 20 negara ekonomi terbesar didunia. Tahun depan, menjadi Ketua ASEAN. Artinya, kita berada di puncak kepemimpinan global dan memperoleh kesempatan besar untuk membangun kerjasama internasional," lanjutnya.

Kepercayaan besar dari masyarakat internasional, lanjut Jokowi, juga bisa dirasakan di dalam negeri. Reformasi struktural untuk daya saing dan iklim berusaha terus Indonesia lakukan.

Ekosistem investasi dan pertumbuhan UMKM terus kita perbaiki. Hilirisasi dan manufaktur di dalam negeri terus tumbuh pesat. Pertumbuhan investasi juga meningkat tajam, di mana 52 persen di antaranya, berada di Luar Jawa.

"Artinya, ekonomi kita bukan hanya tumbuh pesat, tetapi juga tumbuh merata, menuju pembangunan yang Indonesia Sentris," tutup dia.

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

3 dari 3 halaman

Di Sidang Tahunan MPR, Jokowi: Indonesia Negara Terkuat ke-4 Dunia Lawan Covid-19

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan, di tengah tantangan yang berat, patut disyukuri karena Indonesia termasuk negara yang mampu menghadapi krisis global pandemi covid-19.

Hal itu disampaikan Jokowi dalam Pidato Presiden RI pada Sidang Tahunan MPR-RI dan Sidang bersama DPR RI dan DPD RI tahun 2022, Selasa (16/8/2022).

Enam+07:00Liputan6 Update: Jokowi Terima Penghargaan Swasembada Beras dari IRRI Menurut dia, Indonesia termasuk negara pulih lebih cepat bangkit dan lebih kuat ke-4 dunia yang berhasil mengendalikan pandemi Covid-19.

Bahkan, inflasi juga berhasil dikendalikan di kisaran 4,9 persen. Angka ini jauh di bawah rata-rata inflasi ASEAN yang berada di sekitar 7 persen. Jauh di bawah inflasi negara-negara maju yang berada di sekitar 9 persen.

“Sampai pertengahan tahun 2022 ini, APBN juga surplus Rp 106 triliun. Oleh karena itu, Pemerintah mampu memberikan subsidi BBM, LPG, dan Listrik, sebesar Rp502 triliun di tahun 2022 ini, agar harga BBM di masyarakat tidak melambung tinggi,” ujarnya.

Selain itu, ekonomi berhasil tumbuh positif di 5,44 persen pada kuartal II tahun 2022. Neraca perdagangan juga surplus selama 27 bulan berturut-turut, dan di semester I tahun 2022 ini surplusnya sekitar Rp364 triliun.

“Capaian tersebut patut kita syukuri. Fundamental ekonomi Indonesia tetap sangat baik di tengah perekonomian dunia yang sedang bergolak. Di satu sisi, kita memang harus tetap waspada dan harus tetap hati-hati. Namun disisi lain, agenda-agenda besar bangsa harus kita lanjutkan untuk meraih Indonesia Maju,” pungkasnya.

Dia pun mengapresiasi peran Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) yang mampu menjaga sinergi antara kualitas tata kelola keuangan negara dan fleksibelitas, sehingga Indonesia bisa menghadapi krisis.

“BPK telah menjaga sinergi antara kualitas tata kelola keuangan negara dan fleksibilitas dalam menghadapi krisis. Ini sangat membantu Pemerintah. Rencana penyelenggaraan Supreme Audit Institution (SAI)-20 juga semakin memperkokoh kepemimpinan Indonesia di G20,” kata Jokowi.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.