Sukses

Kapan Pembatasan Beli Pertalite dengan MyPertamina Berlaku? Ini Bocorannya

Pemerintah berencana melakukan pembatasan konsumsi Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi solar dan pertalite, salah satunya dengan menggunakan aplikasi My Pertamina.

Liputan6.com, Jakarta Pemerintah berencana melakukan pembatasan konsumsi Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi solar dan pertalite, salah satunya dengan menggunakan aplikasi MyPertamina.

Hanya saja, regulasi penerapan pembatasan BBM bersubsidi seperti Pertalite ini masih menunggu keluarnya aturan yang dikeluarkan Presiden Joko Widodo dalam bentuk Peraturan Presiden (PP). Menteri Investasi, Bahlil Lahadalia menyebut, pembahasan pembatasan BBM sudah dibahas Presiden dengan para menteri kabinet.

"Sudah mulai ada pembahasannya, yang di kabinet ini banyak yang kita pikirkan," kata Bahlil di kantor Kementerian Investasi, Gatot Subroto, Jakarta Pusat, Jumat (12/8).

Sekarang, kata Bahlil, pemerintah masih menunggun waktu yang tepat untuk merealisasikan pembatasan BBM bersubsidi. Sehingga yang dilakukan saat ini oleh pemerintah yakni sosialisasi terlebih dahulu.

"Ibarat gini lho, kalau makanan ini bubur kan cocok makan pagi, jangan dimakan siang. Jadi menunggu waktu dan timing yang tepat," kata dia.

Pembatasan penggunaan BBM bersubsidi ini bertujuan agar beban kompensasi dan subsidi energi yang dibayarkan pemerintah tidak terlalu besar. Setidaknya saat ini pemerintah telah mengalokasikan anggaran hingga Rp 502 triliun untuk menjaga harga BBM tetap seperti sekarang di tengah kenaikan harga energi di tingkat global.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Pembatasan Konsumsi BBM

Menurut Bahlil, dengan pembatasan konsumsi BBM ini bisa mengurangi beban negara. Namun di sisi lain, tetap memberikan keberpihakan kepada masyarakat kelas menengah ke bawah dengan menghadirkan BBM yang terjangkau.

"Kita ingin fiskal kita bagus dan rakyat juga diperhatikan, apalagi rakyat menengah ke bawah," kata dia.

Penggunaan aplikasi My Pertamina dinilai Bahlil akan lebih efektif untuk membatasi penggunaan BBM bersubsidi bagi masyarakat menengah ke atas. Agar BBM bersubsidi benar-benar tepat sasaran.

"Minyak subsidi ini bukan untuk orang kaya. Kalau enggak ada My Pertamina mana kita tahu dia orang kaya atau miskin," katanya.

Dia berharap penjualan BBM melalui instrumen digitalisasi ini bisa efektif dalam menyeleksi pengguna BBM bersubsidi. Jika perlu, BPH Migas bisa bekerja sama dengan pihak lain untuk mendeteksi pengguna kendaraan yang mengkonsumsi BBM bersubsidi.

"Nanti mungkin Pertamina ini punya instrumen dan kerja sama akan dengan Polantas untuk melihat, mana mobil yang kelasnya cc tertentu. Kalau 1500 CC ke bawah (boleh pakai BBM bersubsidi), yang kelas atasnya ini jangan pakai subsidi," pungkasnya.

 

Reporter: Anisyah Al Faqir

Sumber: Merdeka.com

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

3 dari 4 halaman

220 Ribu Kendaraan Sudah Daftar MyPertamina

Pertamina Patra Niaga, Sub Holding Commercial & Trading PT Pertamina (Persero) sangat mengapresiasi masyarakat yang telah mendukung Program Subsidi Tepat Sasaran dengan telah melakukan pendaftaran baik di booth pendaftaran di SPBU/lokasi yang ditentukan, website subsiditepat.mypertamina.id maupun melalui aplikasi MyPertamina.

Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga, Irto Ginting menjelaskan bahwa saat ini seluruh proses pendaftaran masih terus berlangsung, hingga 23 Juli kendaraan yang telah didaftarkan mencapai lebih dari 220 ribu unit.

“Dari total ini, hampir 80 persen kendaraan yang didaftarkan adalah jenis kendaraan yang mengkonsumsi Pertalite, sisanya adalah pengguna Solar Subsidi,” tambah Irto dalam keterangan tertulisd di Jakarta, Sabtu (23/7/2022).

Irto melanjutkan, masyarakat yang mendaftarkan kendaraannya pada Program Subsidi Tepat ini tidak hanya terbatas pada kota atau kabupaten yang memang secara resmi telah dibuka periode pendaftarannya, namun dari seluruh Provinsi di Indonesia.

Melihat tingginya pendaftar dari seluruh wilayah, Pertamina Patra Niaga pada beberapa waktu lalu memang sudah memperluas wilayah pendaftaran hingga 50 Kota atau Kabupaten.

“Melihat dukungan dari masyarakat dalam mewujudkan penyaluran BBM subsidi yang lebih tepat sasaran, Pertamina Patra Niaga memang secara bertahap akan terus memperluas wilayah Program Subsidi Tepat. Perluasan ini tentu dibarengi dengan evaluasi, bagaimana kesiapan sistem serta kesiapan di lapangan dalam menentukan wilayah mana yang akan menjalankan Program Subsidi Tepat,” terangnya.

Untuk memudahkan masyarakat dalam mendaftarkan kendaraannya, Pertamina Patra Niaga juga terus memastikan kesiapan dilapangan dalam bentuk booth pendaftaran langsung.

4 dari 4 halaman

Booth Pendaftaran

Booth pendaftaran langsung ini untuk membantu dan mempermudah akses masyarakat untuk melakukan pendaftaran, datang langsung dan akan dibantu pengisian data serta dokumen pendukungnya.

“Jadi tak perlu khawatir, booth pendaftaran langsung akan tetap disediakan untuk mempermudah masyarakat yang tidak memiliki handphone atau akses internet. Bagi yang punya, bisa langsung ke website subsiditepat.mypertamina.id atau melalui menu Subsidi Tepat di Aplikasi MyPertamina. Tinggal isi dan upload dokumen yang diperlukan,” tambah Irto.

Pertamina juga mengingatkan kepada masyarakat saat ini pendaftaran Program Subsidi Tepat masih terus dibuka. Pembelian Pertalite dan Solar Subsidi saat ini juga masih seperti biasa dan belum ada pembatasan. Kedepan, Program Subsidi Tepat Sasaran ini akan disinergikan dengan regulasi penetapan penyaluran BBM subsidi yang ditentukan pemerintah.

Untuk informasi lebih lanjut mengenai Program Subsidi Tepat Sasaran, masyarakat dapat mengecek sosial media resmi @ptpertaminapatraniaga, @mypertamina, serta dapat langsung menghubungi Pertamina Call Center (PCC) 135.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.