Sukses

Data Ekonomi China dan AS Positif, Harga Minyak Melambung

Pekan lalu, kekhawatiran akan resesi dapat mengurangi permintaan energi mendorong harga minyak mentah Brent untuk pengiriman bulan depan turun 13,7 persen.

Liputan6.com, Jakarta - Harga minyak mentah akhirnya naik 1,5 persen pada perdagangan yang bergelombang di hari Senin. Kenaikan harga minyak hari ini karena data ekonomi China dan Amerika Serikat (AS) yang cukup positif. Hal ini memberikan sinyak bahwa permintaan akan naik meskipun masih ada kekhawatiran akan resesi.

Mengutip CNBC, Selasa (9/8/2022), harga minyak mentah berjangka Brent mengakhiri perdagangan di USD 96,65 per barel atau naik 1,8 persen. Sedangkan harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS menetap 1,97 persen lebih tinggi ke level USD 90,76 per barel.

Pekan lalu, kekhawatiran akan resesi dapat mengurangi permintaan energi mendorong harga Brent untuk pengiriman bulan depan turun 13,7 persen ke level terendah sejak Februari 2022. Ini merupakan penurunan mingguan terbesar harga minyak mentah Brent sejak April 2020.Sedangkan untuk WTI kehilangan 9,7 persen.

Namun, kedua kontrak minyak tersebut pada penutupan perdagangan Jumat mampu mengurangi kekalahan karena pertumbuhan pekerjaan di AS yang merupakan konsumen minyak utama dunia. Data pekerjaan AS secara tak terduga meningkat pada Juli di atas konsensus para analis.

"Sekali lagi pengaruh makro telah merembes kembali ke pasar ini terutama yang berkaitan dengan jumlah pekerjaan hari Jumat, ekonomi yang seharusnya memberi kita permintaan bensin yang jauh lebih baik daripada yang kita lihat," kata mitra di Again Capital LLC New York, John Kilduff.

  

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Data China

Pada hari Minggu, China juga mengejutkan pasar dengan pertumbuhan ekspor yang lebih cepat dari perkiraan.

China, importir minyak mentah utama dunia, mengimpor 8,79 juta barel per hari (bph) minyak mentah pada Juli, naik dari level terendah dalam empat tahun pada Juni, tetapi masih 9,5 persen lebih rendah dari tahun sebelumnya. Hal tersebut diungkap dalam data bea cukai.

Di Eropa, ekspor minyak mentah dan produk minyak Rusia terus mengalir menjelang embargo yang akan datang dari Uni Eropa yang akan berlaku pada 5 Desember.

Pekan lalu, Bank of England memperingatkan resesi yang berkepanjangan di Inggris.

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

3 dari 3 halaman

Produksi AS

Dalam hal produksi AS, perusahaan energi pada pekan lalu memangkas jumlah rig minyak paling banyak sejak September dalam penurunan pertama dalam 10 minggu.

Analis di Goldman Sachs mengatakan mereka percaya harga minyak akan lebih tinggi, dengan pasar tetap dalam defisit yang lebih besar dari yang mereka harapkan dalam beberapa bulan terakhir.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.