Sukses

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Topang Penguatan Rupiah

Rupiah diprediksi menguat pada perdagangan Senin (8/8/2022).

Liputan6.com, Jakarta - Pada perdagangan Jumat (5/8/2022) Rupiah berhasil ditutup menguat 38 poin walaupun sempat menguat 40 poin di level Rp 14.894. Sedangkan, pada penutupan perdagangan sebelumnya Rupiah berada di posisi 14.911.

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi mengatakan, Rupiah berpotensi menguat pada perdagangan Senin, 8 Agustus 2022.

“Mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif namun ditutup menguat di rentang Rp 14.870 hingga Rp 14.920,” kata Ibrahim dalam keterangan tertulis, Jumat (5/8/2022).

Hal ini dipengaruhi oleh rilis, Badan Pusat Statistik (BPS) hari ini yang mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia di Kuartal Kedua 2022 mencapai 5,44 persen (YoY). Sementara itu bila dibandingkan dengan kuartal sebelumnya di 5,01 persen. 

“Sebelumnya, banyak ekonom yang memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia Kuartal Kedua 2022 akan berkisar 4,88 persen sampai 5,2 persen (YoY),” ujar Ibrahim.

PDB Kuartal Kedua 2022 yang berhasil melesat jauh di atas ekspektasi pasar sebagai pertumbuhan super impressive yang berasal dari booster Ramadan dan Idul Fitri. Diharapkan pemulihan ekonomi Indonesia akan berlanjut di tengah koreksi pertumbuhan ekonomi negara-negara maju.

Apabila dilihat dari leading indikator konsumsi pada 2022, sebagian besar indikator konsumsi mencatatkan kondisi yang solid seperti mobilitas masyarakat, Indeks Keyakinan Konsumen (IKK), penjualan eceran, penjualan otomotif, pertumbuhan uang beredar (M2) dan inflasi sisi permintaan. 

Secara tahunan, kinerja ekonomi sudah lebih tinggi daripada sebelum pandemi. Selain itu, perekonomian Indonesia yang diukur berdasarkan besaran produk domestik bruto (PDB) pada kuartal II 2022 atas dasar harga berlaku mencapai Rp 4.919 triliun, sedangkan berdasarkan harga konstan mencapai Rp 2.923 triliun.

BPS mencatat dengan perbaikan mobilitas, beberapa sektor tumbuh tinggi, seperti transportasi dan pergudangan yang naik 21,27 persen yoy serta akomodasi makan dan minum 9,76 persen yoy.  

Selain itu, beberapa sektor utama juga mengalami pertumbuhan moderat, yaitu pada sektor industri 4,01 persen, perdagangan 4,42 persen, dan pertanian 1,37 persen.  

 

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Indeks Dolar AS Menguat

Sementara itu, Dolar AS menguat terhadap mata uang lainnya pada Jumat, mencoba untuk menutup beberapa kerugian besar dan kuat sesi sebelumnya menjelang rilis laporan ketenagakerjaan bulanan AS yang diawasi secara luas.

Fokus utama Jumat ini adalah laporan pekerjaan AS pada Juli, yang akan memberikan petunjuk tentang bagaimana perekonomian AS berjalan.

Ekonom memperkirakan nonfarm payrolls meningkat 250.000 bulan lalu, melambat dalam pertumbuhan dari 372.000 pekerjaan pada Juni. Itu akan menandai ekspansi gaji ke-19 bulan berturut-turut tetapi akan menjadi peningkatan terkecil dalam rentang itu.

Data yang dirilis pada Kamis menunjukkan jumlah orang Amerika yang mengajukan klaim baru untuk tunjangan pengangguran meningkat minggu lalu, menunjukkan beberapa pelemahan di pasar tenaga kerja, dan laporan pekerjaan akan dipelajari dengan hati-hati untuk konfirmasi potensial.

Pendinginan dalam pertumbuhan pekerjaan dapat mengurangi tekanan pada Fed untuk memberikan kenaikan suku bunga ketiga berturut-turut sebesar 75 basis poin pada pertemuan berikutnya pada September.

Sejumlah pejabat tinggi The Fed telah mengambil nada hawkish dalam beberapa hari terakhir, menunjukkan bahwa bank sentral masih fokus untuk menjinakkan inflasi dan kenaikan suku bunga lebih lanjut akan datang.

 

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

3 dari 4 halaman

Rupiah Menguat, Sambut Pertumbuhan Ekonomi RI yang Ciamik

Sebelumnya, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada Jumat pagi mengalami penguatan. Meski demikian, potensi pelemahan hingga penutupan perdagangan masih mungkin terjadi.

Rupiah sendiri pagi ini tampak menguat 31 poin atau 0,2 persen ke posisi 14.902 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya 14.933 per dolar AS.

Sementara itu di sisi lain,  Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II 2022 tembus 5,44 persen secara tahunan (year on year/YoY) dibandingkan kuartal I pada 2021 sebelumnya.

"Nilai tukar rupiah masih berpotensi melemah hari ini terhadap dolar AS dengan berlanjutnya ketegangan antara AS dan China," kata Pengamat Pasar Uang Ariston Tjendra seperti dikutip dari Antara, Jumat (5/8/2022).

China memberikan respons keras terhadap kunjungan Ketua DPR AS Nancy Pelosi ke Taiwan yang secara implisit mengakui Taiwan sebagai negara terpisah dari China.

Menurut Ariston, ketegangan yang berlanjut antara AS dan China bisa mengganggu perekonomian global dan bisa mendorong pelaku pasar berpikir dua kali untuk masuk ke aset berisiko.

4 dari 4 halaman

Isu AS Resesi

Di sisi lain, lanjut Ariston, pelaku pasar juga memperhatikan isu resesi di AS yang bisa menahan bank sentral AS, Federal Reserve (The Fed) untuk tidak agresif menaikkan suku bunga acuannya.

"Rilis data klaim tunjangan pengangguran mingguan AS semalam mengindikasikan pengangguran naik dan bisa mendukung ekspektasi resesi di AS. Ini bisa mendorong pelemahan dolar AS," ujar Ariston.

Ariston memprediksi hari ini rupiah berpotensi melemah ke kisaran 14.950 per dolar AS dengan potensi penguatan 14.900 per dolar AS.

Pada Kamis (4/8) lalu, rupiah ditutup melemah 21 poin atau 0,14 persen ke posisi 14.933 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya 14.912 per dolar AS.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.