Sukses

Intip Cara Negara Eropa Hadapi Krisis Energi

Melihat upaya-upaya negara besar di Eropa meringankan beban krisis energi.

Liputan6.com, Jakarta - Selain dampak pandemi Covid-19, kawasan Eropa juga tengah dihadapi oleh lonjakan inflasi dan krisis biaya hidup.

Pada Juli 2022, inflasi Eropa melonjak ke level tertinggi baru sebesar 8,9 persen untuk 19 negara yang memakai mata uang euro, didorong oleh kenaikan biaya energi.

Harga grosir listrik di Eropa telah naik sejak kuartal pertama 2022 sebesar 411 persen di Spanyol dan Portugal, 343 persen di Yunani, 336 persen di Prancis dan 318 persen di Italia dibandingkan dengan periode yang sama pada 2021, menurut Komisi Eropa. 

Sejauh ini, belum ada tanda-tanda krisis energi di Eropa akan membaik dalam waktu dekat, ketika kawasan tersebut bersiap akan kemungkinan pemotongan pasokan gas dari Rusia karena sanksi Barat atas perang di Ukraina.

Berikut adalah bagaimana negara-negara besar di Eropa berupaya meringankan beban krisis energi, dilansir dari Euro News, Selasa (2/8/2022) : 

Italia

Italia, yang memutuskan untuk mengurangi ketergantungannya pada pasokan gas dari Rusia, telah menjanjikan subsidi bahan bakar senilai 14 miliar euro.

Negara itu juga berencana untuk memberikan bonus dana 200 euro kepada para oekerja yang berpenghasilan kurang lebih 35.000 euro setahun, dan menawarkan kredit pajak 20 persen untuk perusahaan padat energi yang melihat harga naik lebih dari 30 persen.

Di sisi lain, Italia telah mengumumkan niatnya untuk mengenakan pajak kepada perusahaan-perusahaan yang mengambil keuntungan dari harga energi yang lebih tinggi.

Spanyol

Seperti Italia, Spanyol juga memutuskan untuk mengenakan pajak kepada perusahaan energi yang mendapat keuntungan dari kenaikan harga energi dan menggunakan uang yang terkumpul untuk membantu warganya membayar tagihan.

Madrid telah memotong pajak pertambahan nilai (PPN) atas tagihan energi dari 21 persen menjadi 10 persen, sementara juga memotong pajak listrik dari 7 persen menjadi 0,5 persen.

Negara itu saat ini juga memberlakukan batasan harga gas selama satu tahun, yang disepakati oleh Komisi Eropa, yang memastikan harga tetap lebih rendah dari rata-rata 50 euro per megawatt-jam.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Prancis

Prancis juga menawarkan pembayaran satu kali kepada warganya untuk membantu menghadapi masa-masa sulit, meskipun hanya dengan dana bantuan senilai 100 euro - lebih rendah daripada di Inggris dan Italia.

Tetapi Prancis telah meningkatkan dukungan sumbernya, dengan mendesak penyedia energi milik negara EDF untuk membatasi kenaikan harga grosir listrik menjadi 4 persen selama setahun.

Langkah ini diperkirakan menelan biaya 8,4 miliar euro.

Pajak domestik negara atas konsumsi listrik final (TICFE) juga telah dibatasi dari 22,50 euro per megawatt per jam menjadi hanya 1 euro per megawatt per jam untuk rumah tangga, dan 0,50 eurp untuk bisnis.

Pemerintah Prancis menargetkan langkah ini untuk membatasi kenaikan harga listrik hingga 4 persen, dibandingkan dengan perkiraan 45 persen.

 

Jerman

Jerman, yang baru-baru ini berjuang untuk mengekang ketergantungannya pada gas Rusia, telah menyetujui dua paket bantuan dengan senilai 30 miliar euro untuk membantu warganya dengan kenaikan harga energi tahun ini.

Pemerintah Jerman akan menawarkan tarif tetap harga energi satu kali sebesar 300 euro kepada semua pembayar pajak, yang ditransfer kepada mereka melalui slip gaji.

Keluarga yang menerima tunjangan anak juga akan mendapatkan tambahan 100 euro per anak, sementara warga yang menerima tunjangan akan menerima pembayaran satu kali 200 euro.

Mereka yang mendapat bantuan perumahan juga akan mendapatkan top-up senilai 270 euro untuk orang-orang yang mendapat bantuan perumahan.

Negara ini juga menawarkan tiket angkutan umum bersubsidi.

Menurut data dari portal perbandingan harga Check24, sekitar 4,2 juta rumah tangga di Jerman pasti akan melihat tagihan listrik mereka naik rata-rata 63,7 persen tahun ini, sementara 3,6 juta akan menghadapi tagihan gas 62,3 persen lebih tinggi dari tahun lalu.

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

3 dari 3 halaman

Belanda

Belanda, yang memperkirakan inflasi akan mencapai 5,2 persen tahun ini, menawarkan tunjangan energi satu kali kepada rumah tangga yang memenuhi syarat sebesar 800 euro.

Negara itu juga menurunkan PPN energi dari 21 persen menjadi 9 persen dan memotong bea masuk bensin dan solar sebesar 21 persen, batas yang akan tetap berlaku sampai akhir tahun.

Norwegia

Karena harga pasar energi meningkat di seluruh dunia, warga di Norwegia hanya akan membayar jumlah yang ditentukan oleh pemerintah tahun lalu.

Menurut skema yang diperkenalkan oleh pemerintah pada 2021 lalu, masyarakat Norwegia hanya akan membayar tagihan penuh jika harganya di bawah 70 crown (7 euro) per kWh. Ketika tagihan energi melewati ambang batas itu, pemerintah menanggung 80 persen dari total biaya.

Meskipun demikian, orang Norwegia tampaknya masih berjuang untuk membayar tagihan mereka, dan pemerintah sedang mempertimbangkan pilihan lain untuk membantu rumah tangga pada musim dingin ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.