Sukses

Potret Rusun Pasar Jumat, Proyek Hunian di Atas Lahan 5.300 Meter Persegi

Rusun Pasar Jumat berdiri di atas lahan seluas 5.300 meter persegi dan terletak di Komplek Perumahan Kementerian PUPR yang tidak jauh dari stasiun moda transportasi berbasis rel MRT Lebak Bulus, Jakarta.

Liputan6.com, Jakarta Untuk kelangsungan hidup dalam jangka waktu yang panjang, makhluk hidup harus memikirkannya dengan melakukan banyak hal yang bisa memberi manfaat bagi lingkungan. Beberapa di antaranya seperti, mengurangi polusi udara, menjaga kebersihan dan menjaga pola hidup sehat.

Demi tercapainya kelangsungan hidup manusia perkotaan yang lebih baik di Jakarta, Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) membangun Rumah Susun (Rusun) Tingkat Tinggi yang diperuntukkan khusus untuk ASN Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) yang berlokasi di Pasar Jumat, Jakarta Selatan.

Pembangunannya sendiri telah berjalan sejak tahun 2020 lalu. Rusun Pasar Jumat berdiri di atas lahan seluas 5.300 meter persegi dan terletak di Komplek Perumahan Kementerian PUPR yang tidak jauh dari stasiun moda transportasi berbasis rel Mass Rapid Transit (MRT) atau Moda Raya Terpadu di Lebak Bulus, Jakarta.

Kehadiran Rusun berbasis Transit Oriented Development(TOD) yang lokasinya dekat dengan transportasi publik ini, diharapkan memberikan nilai efisiensi tinggi bagi masyarakat perkotaan, khususnya para ASN.Bagi penghuninya, konsep tempat tinggal yang saling berintegrasi ini terbukti juga mampu memicu terciptanya gaya hidup sehat.

Setidaknya itulah yang dialami oleh Revo, salah satu penghuni di Rusun Pasar Jumat yang berprofesi sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN) di Balai Pelaksana Penyediaan Perumahan(BP2P) Jawa 1, Direktorat Jenderal Perumahan, Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).

Kantornya yang berlokasi di Jalan Wijaya I, Jakarta Selatan, biasa dia tempuh menggunakan moda transportasi Mass Rapid Transport (MRT). Dari tempat tinggalnya, Revo hanya perlu berjalan kaki sekitar 5 menit menuju halte MRT Lebak Bulus menuju halte MRT Blok M, yang ditempuh sekitar 10-12 menit. Dari halte MRT Blok M, dia juga hanya perlu berjalan kaki sekitar 10 menit ke kantornya.

“Saya ke kantor naik MRT, dari kantor pulang juga naik MRT. Meski traffic padat, tetapi saya sangat terbantu juga bisa berolahraga,” katanya.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Manfaat

Dengan ritme perjalanan ini, dirinya mengaku bisa menjalani gaya hidup sehat yakni berkantor sekaligus berolahraga. Dengan sering menggunakan transportasi umum tersebut, Revo mengaku kondisi tubuhnya menjadi lebih sehat karena sering berjalan kaki.

Manfaat lain, tinggal di lokasi ini membuatnya berkontribusi pada pengurangan polusi udara dan juga mengurangi kemacetan.

Tak hanya di luar komplek, Revo juga terbiasa berolahraga di dalam komplek Rusun. Dia rajin berolahraga dengan berlari mengitari Rusun, pemanasan di sekitar area Rusun, juga melakukan latihan ringan di kamarnya seperti mengangkat alat barbel. Hal ini sangat dimungkinkan, karena unit-unit yang terdapat di area ini sangat memadai untuk melakukan aktivitas-aktivitas kecil, yang dapat dilakukan di dalam ruangan, termasuk pada masa pandemi.

Revo juga mengaku mendapat banyak manfaat dengan tinggal di komplek Rusun Pasar Jumat ini dikarenakan banyaknya fasilitas yang disediakan oleh Ditjen Perumahan Kementerian PUPR selaku pengelola rumah susun.

Sebut saja areal pemukiman vertikal yang dekat dengan akses jalan tol, fasilitas pelengkap seperti areal pertokoan elektronik, juga pertokoan yang menyediakan perlengkapan rumah tangga seperti gas dan air gallon, serta fasilitas laundry berbayar.

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

3 dari 3 halaman

Interaksi Penghuni Rusun

Untuk kepentingan interaksi penghuni Rusun sendiri, terdapat ruang terbuka yang merupakan prasarana balai warga dan ruang berkumpul antar penghuni.

Tujuannya sebagai tempat berkumpul dan berinteraksi antar penghuni, yang dapat digunakan saat akhir pekan atau malam hari di hari kerja, dimana penghuni Rusun rata-rata adalah kalangan pekerja ASN yang baru pulang jam 17:00 dari kantornya.

Diharapkan konsep hunian terintegrasi ini dapat lebih banyak dikembangkan di kota-kota besar lainnya di Indonesia. Ini menjadi solusi untuk menurunkan angka backlog kepemilikan dan hunian rumah serta meningkatkan kualitas hunian yang layak.

Konsep hunian terintegrasi ini juga diharapkan mampu berkontribusi pada penurunan angka polusi udara di Jakarta dan merupakan aksi nyata untuk perubahan iklim. 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.