Sukses

BNI Optimistis Penyaluran Kredit Tumbuh 10 Persen hingga Akhir 2022

PT Bank Negara Indonesia Tbk atau BNI (BBNI) optimistis pertumbuhan kredit seiring pemulihan ekonomi.

Liputan6.com, Jakarta - PT Bank Negara Indonesia Tbk atau BNI (BBNI) optimistis dapat mencatatkan pertumbuhan penyaluran kredit hingga 10 persen sampai akhir 2022. Keyakinan itu merujuk pada tren pemulihan ekonomi dalam negeri yang sejalan dengan peningkatan penyaluran kredit pada semester I 2022.

"Saat ini kami masih menargetkan pertumbuhan sebesar 7 sampai 10 persen sampai dengan akhir tahun,” kata Direktur Keuangan BNI Novita Widya Anggraini dalam paparan kinerja perseroan, Jumat (29/7/2022).

Sebagai gambaran, hingga paruh pertama tahun ini penyaluran kredit BNI tumbuh 8,9 persen yoy atau senilai Rp 620,42 triliun.

Kredit di segmen korporasi masih menjadi motor akselerasi kredit BNI. Selama kuartal kedua 2022 ini, BNI menyalurkan pencairan kredit Rp 74,3 triliun, lebih tinggi dibandingkan di kuartal kedua 2021 yang mencapai Rp 59,3 triliun.

Novita menambahkan, pada paruh kedua tahun ini diharapkan pemanfaatan fasilitas kredit masih akan meningkat. Dilihat dari sektornya, dia mengatakan cukup variatif. Di antaranya termasuk industri-industri prioritas seperti FMCG, telekomunikasi, kelistrikan, energi dan kesehatan.

"Kami melihat sektor-sektor ini akan terus berkinerja baik dalam berbagai siklus ekonomi," kata dia.

Perseroan memiliki keyakinan yang sama terhadap prospek kredit konsumer. Penyaluran kredit di sektor ini utamanya didukung oleh BNI Fleksi, yaitu fasilitas kredit tanpa agunan berbasis rekening gaji (payroll).

Hingga semester I 2022, BNI mampu mencetak kinerja positif di bisnis kredit payroll dengan pertumbuhan 19,6 persen YoY menjadi Rp 39,1 triliun dan kredit pemilikan rumah yang tumbuh 7,6 persen YoY menjadi Rp 51,2 triliun.

"Segmen ini memiliki prospek pertumbuhan yang bagus karena banyaknya tambahan nasabah payroll yang terus kami akuisisi seiring dengan ekspansi bisnis korporasi. selama 1 tahun ini kami berhasil menambah hampir 15.000 rekening gaji yang kami peroleh dari nasabah korporasi unggulan,” imbuh dia.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Kinerja Semester I 2022

Sebelumnya, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI (BBNI) membukukan tren kinerja solid pada semester I 2022. Laba bersih BNI semester I 2022 ini tercatat mencapai Rp 8,8 triliun, atau tumbuh 75,1 persen secara tahunan atau year on year (yoy).

Direktur Utama BNI Royke Tumilaar menjabarkan, pada periode tersebut, perseroan mencatatkan net interest margin yang stabil di kisaran 4,7 persen. Pencapaian non-interest income pada semester I 2022 mencapai Rp 7,6 triliun atau naik 11,0 persen yoy.

“Kami sangat bersyukur dengan pencapaian kinerja sampai dengan pertengahan tahun ini. Kinerja fungsi intermediasi semakin kuat seiring dengan tren pemulihan ekonomi,” kata dia dalam paparan kinerja perseroan, Jumat (29/7/2022).

Penyaluran kredit pada semester pertama 2022 tercatat Rp 620,42 triliun atau naik 8,9 persen yoy. Salah satu program yang patut diperhitungkan sebagai pendorong realisasi kredit terutama di segmen kecil dan menengah adalah Program BNI Xpora.

“Selama semester I 2022 saja, BNI Xpora telah berhasil melakukan penyaluran kredit senilai Rp 7,2 triliun. Bahkan hingga Juni 2022, penyaluran kredit kepada debitur UMKM yang berorientasi ekspor telah mencapai Rp 22,1 triliun dengan jumlah debitur mencapai 39.000 debitur,” imbuh Royke.

Kinerja penghimpunan dana masyarakat juga tetap kuat dengan nilai dana pihak ketiga (DPK) mencapai Rp 691,84 triliun, naik 7,0 persen yoy.

DPK tersebut didominasi oleh dana murah (CASA), yang mencapai 69,2 persen dari total DPK terhimpun. Penyumbang terbesar CASA adalah nasabah tabungan yang aktif bertransaksi melalui aplikasi BNI Mobile Banking dan giro dari nasabah pengguna cash management services pada BNI Direct.

 

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

3 dari 4 halaman

Kredit

Direktur Keuangan BNI Novita Widya Anggraini menambahkan, BNI mampu mendorong kinerja fungsi intermediasi semakin kuat pada kuartal kedua 2022. Kredit di segmen korporasi masih menjadi motor akselerasi kredit BNI.

"Selama kuartal kedua 2022 ini, BNI menyalurkan pencairan kredit Rp 74,3 triliun, lebih tinggi dibandingkan di kuartal kedua 2021 yang mencapai Rp 59,3 triliun. Pencairan kredit di kuartal kedua 2022 ini utamanya disalurkan kepada top tier debitur korporasi,” kata dia.

Akselerasi penyaluran kredit ini menjadikan pembiayaan ke segmen korporasi swasta yang tumbuh 14,7 persen yoy menjadi Rp 205,3 triliun. Lalu segmen large commercial yang tumbuh 31,2 persen yoy menjadi Rp 48,5 triliun, segmen small juga tumbuh 10,2 persen yoy dengan nilai kredit Rp 100,2 triliun.

Secara keseluruhan kredit di sektor business banking tumbuh 7,7 persen yoy menjadi Rp 512,3 triliun.

"Sektor ekonomi yang dibidik di segmen business banking adalah sektor manufaktur, perdagangan, pertanian, transportasi dan pergudangan, serta telekomunikasi. BNI juga masuk pada sektor ekonomi hijau seperti energi baru dan terbarukan,” kata dia.

4 dari 4 halaman

Kredit Konsumer

Dari sisi kredit konsumer, BNI mampu mencetak kinerja positif di bisnis kredit payroll dengan pertumbuhan 19,6 persen yoy menjadi Rp 39,1 triliun dan kredit pemilikan rumah yang tumbuh 7,6 persen yoy menjadi Rp 51,2 triliun.

"Dengan brand consumer banking BNI yang semakin kuat, BNI mampu meningkatkan daya saing, sambil meluncurkan berbagai inovasi guna meningkatkan daya tarik produk konsumer dalam berkompetisi dengan peers,” beber Novita.

Novita meyakini, ruang untuk ekspansi BNI masih sangat terbuka yang ditunjukkan dari loan to deposit ratio (LDR) yang berada pada posisi 90,1 persen. Di sisi permodalan, rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) berada pada posisi kuat 18,42 persen.

Peningkatan kinerja yang baik tersebut diiringi oleh penguatan kualitas aset perusahaan yang ditopang berbagai faktor, perbaikan Loan at Risk (LaR) ke posisi 19,6 persen (termasuk kredit restrukturisasi karena Covid-19), dan non-performing loan (NPL) yang menurun ke level 3,2 persen. Cost Of Fund atau Biaya Dana semakin efisien di level 1,4 persen, serta Net Interest Margin stabil di 4,7 persen.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.