Sukses

Sederet Bank Digital Pilihan Masyarakat Indonesia, Siapa Jawaranya?

Kemampuan bank digital menciptakan fitur yang inovatif, unik dan relevan menjadi kunci sukses dalam meyakinkan nasabah untuk bertransaksi di aplikasi.

Liputan6.com, Jakarta Populix, perusahaan riset berbasis digital asal Indonesia, meluncurkan Survei Consumer Preference Towards Banking and e-Wallet Apps.

Jajak pendapat tersebut mengulas preferensi masyarakat Indonesia terhadap penggunaan aplikasi mobile banking, digital banking, dan dompet digital (e-wallet).

Survei dilakukan secara online melalui aplikasi Populix terhadap 1.000 responden berusia 18–55 di Indonesia. Dari 1.000 responden, sebanyak 64 persen responden memiliki aplikasi layanan keuangan di ponsel.

Dari jumlah tersebut, sebanyak 91 persen responden memiliki aplikasi mobile banking, 84  persen memiliki e-wallet, dan 33 persen memiliki aplikasi bank digital.

"Akselerasi transformasi digital yang terjadi beberapa tahun belakangan ini terus membawa dampak terhadap berbagai industri, termasuk sektor perbankan dan keuangan. Hal ini terlihat juga dari semakin banyaknya pilihan aplikasi layanan perbankan dan keuangan yang bertumbuh untuk menjawab berbagai kebutuhan pengguna,"ujar Co-Founder & CEO Populix Timothy Astandu dalam keterangan tertulis, Selasa (26/7/2022).

Timothy menambahkan beberapa alasan utama yang mendorong responden memilih aplikasi mobile banking dan digital banking yaitu kepraktisan, penghematan waktu, dan kemudahan dalam penggunaan aplikasi.

Fenomena menarik terjadi di kategori digital banking. Menurut survei Populix, Bank Jago menjadi pilihan nomor satu responden dengan persentase 46 persen diikuti oleh Neobank atau bank neo commerce (BNC) sebanyak 40 persen, dan Jenius dari Bank BTPN sebesar 32 persen.

Posisi keempat diisi oleh SeaBank dengan prosentase 27 persen. Seabank adalah aplikasi bank digital yang terintegrasi dengan ekosistem Shopee. Sementara Allo Bank berada di peringkat kedelapan dengan prosentase hanya 7 persen.

Catatan saja, Bank Jago merilis aplikasi pada April 2021 dengan jumlah nasabah yang menginstall Jago App lebih dari 3 juta orang per akhir Kuartal II-2022. Jenius telah lebih dulu eksis yakni pada 2016 dan jumlah nasabahnya kini mencapai lebih dari 5 juta orang. Sedangkan BNC lebih fenomenal lagi, dirilis pada 2021 namun jumlah download app lebih dari 13 juta orang.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Kemampuan Bank Digital

Menurut Ekonom CORE Indonesia Piter Abdullah, survei ini mengonfirmasi bahwa kemampuan bank digital menciptakan fitur yang inovatif, unik dan relevan menjadi kunci sukses dalam meyakinkan nasabah untuk bertransaksi di aplikasi.

“Dalam hal usia, Jenius lebih tua dari Bank Jago dan pionir bank digital pula. Sementara dari sisi jumlah konsumen yang install aplikasi, BNC empat kali lipat lebih banyak dari Jago. Tapi, dalam konteks preferensi nasabah, Jago justru paling dominan, paling populer” kata Piter Abdullah, ekonom CORE Indonesia.

Piter menjelaskan, selain faktor aplikasi yang inovatif dan relevan, Bank Jago memiliki keunggulan karena telah lebih dulu membangun ekosistem digital, dibandingkan bank lain.

“Saya selalu mengatakan, kalau ada lintasan balapan baru, Bank Jago ini sudah balapan duluan, karena dia membangun ekosistem digitalnya lebih dulu,” ujar Piter.

 

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

3 dari 3 halaman

Ekosistem Bank

Ekosistem Bank Jago tersebut tersebar di sektor transportasi, institusi keuangan dan sistem pembayaran, perdagangan, pasar modal dan investasi hingga hiburan.

“Sebenarnya ekosistem ini masih bisa dikembangkan lebih besar lagi, tinggal sejauh mana kesiapan bank tersebut untuk berkolaborasi dengan ekosistem digital kini,” ujar Piter.

Ekonom MNC Sekuritas Tirta Widi Gilang Citradi menilai keunggulan aplikasi Bank Jago terletak pada kolaborasi dan kemampuan integrasi dengan ekosistem digital. Integrasi aplikasi Jago dengan ekosistem GOTO memungkinkan transaksi terjadi secara mudah, cepat dan aman.

“Jadi konsumen tidak perlu lagi top up gopay. Mereka cukup menghubungkan akun Gopay ke Rekening Jago, lalu transaksi. Semudah itu prosesnya tapi signifikan dampaknya,” katanya.

Integrasi yang sama juga terjadi antara aplikasi Jago dengan Bibit.ID, platform reksadana online. Nasabah tidak perlu top up ke aplikasi Bibit, tapi cukup menghubungkan akun BIbit ke rekening Jago. Konektivitas ini memampukan nasabah beli reksadana secara rutin dengan skema autodebet rekening Jago.

“Kemudahan ini membuat nasabah menjadi lebih disiplin dalam investasi. Kebiasaan baru melahirkan loyalitas dan Jago menikmati keunggulan ini,” katanya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.