Sukses

Pemerintah Kaji Kereta Gantung Jadi Angkutan di IKN

Upaya pembangunan kereta gantung masih terhambat, terutama aspek skema pembiayaan dan isu pemanfaatan ruang udara.

Liputan6.com, Jakarta Pemerintah tengah mengkaji beberapa transportasi alterhatif bagi Indonesia bagi kota di Indonesia maupun ibu kota nusantara (IKN).

Untuk mengembangkan moda transportasi alternatif ini, Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa mengunjungi Stevenson Fishing Port, Harbour Flight Centre, dan Boeing.

Bappenas mempelajari regulasi pengembangan kereta gantung, seaplane, dan pesawat jarak menengah.

Upaya pembangunan kereta gantung masih terhambat, terutama aspek skema pembiayaan dan isu pemanfaatan ruang udara.

“Saat ini sedang dilakukan penjajakan kesesuaian kereta gantung sebagai angkutan perkotaan di IKN dan pariwisata, termasuk kesesuaian aspek topografi wilayah serta added advantage berupa panorama kota. Pemerintah juga sedang menelaah pengembangan kereta gantung yang terintegrasi dengan Rencana Induk dan Sistem Transportasi Perkotaan di IKN,” tutur Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa dalam keterangannya, seperti dikutip Senin, (25/7/2022).

Penggunaan seaplane juga sedang dijajaki utamanya untuk kota waterfront seperti Jakarta, Palembang, Surabaya, dan Denpasar.

Kajian Kementerian Perhubungan merekomendasikan sembilan lokasi pariwisata di Indonesia. Di samping itu, permintaan terhadap angkutan seaplane perlu dilakukan penelaahan segmentasi pasar dan konektivitas yang dilayani.

“Operasional seaplane di Indonesia mayoritas didominasi swasta dengan peran pemerintah yang masih terbatas pada sisi pemberian izin operasional pesawat apung namun tidak mencakup pembangunan, pengembangan, dan pengoperasian bandara perairan,” kata Menteri Suharso.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Kunjungan ke Boeing

Dalam kunjungan ke Boeing, terdapat dua poin diskusi yang dibahas. Pertama, komitmen untuk memenuhi permintaan Indonesia dalam setiap pembelian pesawat tempur militer sesuai dengan amanat UU Nomor 16 Tahun 2012 tentang Industri Pertahanan, maupun pembelian pesawat komersial berupa offset dan transfer teknologi.

Kedua, mendorong pengembangan Maintenance, Repair, dan Overhaul (MRO) oleh industri dirgantara nasional sebagai kemitraan dengan Boeing.

Sesuai Visi 2045, kedirgantaraan dikembangkan melalui ekosistem industri kedirgantaraan Indonesia yang kondusif dan berdaya saing.

Indonesia menargetkan menjadi produsen pesawat terbang tipe turboprop kapasitas <100 kursi dengan teknologi terkini.

Pada komponen dan rantai pasok, pemerintah menargetkan peningkatan 2 kali nilai TKDN komponen pesawat terbang.

MRO dan jasa purnajual mencapai daya serap layanan jasa MRO untuk pesawat yang beroperasi di Indonesia sebesar USD 2 miliar.

Jasa penerbangan dan kebandarudaraan menghubungkan 263 kota di Indonesia dan 135 kota di luar negeri dengan standar keselamatan dan layanan tinggi, serta mampu melayani peningkatan lalu lintas pesawat, penumpang, dan kargo 3-4 kali.

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

 

3 dari 3 halaman

Sektor Pertanian

Selain sektor transportasi, Menteri Suharso juga membahas pengembangan sektor pertanian dengan mengunjungi Land O’Lakes Inc di Minnesota, Amerika Serikat pada Senin (18/7).

Dalam pertemuan ini, Indonesia dapat mengadopsi pertanian regeneratif dan mendukung keahlian teknis pembentukan koperasi.

Bappenas mempelajari sumber pendanaan awal pembentukan korporasi dan akses pasar, permasalahan dan solusi dalam menjalankan korporasi, serta peran asosiasi produsen komoditas.

Bappenas juga mengobservasi ekosistem proses bisnis Land O’Lakes Inc yang akan direplikasi di Indonesia sesuai amanat Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2020-2024 terkait pembentukan 350 korporasi petani dan nelayan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.