Sukses

RTR Bulog di Sukoharjo Produksi 731 Ton Beras per Juli 2022

Perum Bulog mencatat, produksi beras Rice to Rice (RTR) Sukoharjo, Jawa Tengah mencapai 731 ton selama periode Januari sampai Juli 2022.

Liputan6.com, Jakarta Perum Bulog mencatat, produksi beras Rice to Rice (RTR) Sukoharjo, Jawa Tengah mencapai 731 ton selama periode Januari sampai Juli 2022. RTR sendiri merupakan sarana penggilingan modern untuk mengolah ulang beras asalan menjadi beras sesuai permintaan pasar.

"Produksi beras RTR Sukoharjo total 731 ton (Januari-Juli 2022)," ujarnya di RTR Sukaharjo, Jawa Tengah, Jumat (22/7).

Dalam bahan paparannya, produksi beras RTR Januari 2022 mencapai 40 ton. Kemudian produksi beras Februari mengalami penurunan menjadi 19 ton.

Adapun, produksi beras RTR Sukoharjo pada Maret mencapai 26 ton. Sementara, produksi beras pada April sebanyak 25 ton.

Kemudian, produksi beras Bulog pada Mei sebesar 20 ton. Pada Juni, produksi beras mengalami peningkatan mencapai 91 ton dan tren peningkatan produksi beras ini berlanjut pada Juli hingga 510 ton.

Untuk kapasitas produksi beras Bulog di RTR Sukoharjo sebanyak 7 ton per jam. Adapun, kapasitas ruang penyimpanan sebanyak 250 ton.

Sebagai informasi, saat ini, Perum Bulog memiliki 7 RTR yang tersebar di DKI Jakarta, Indramayu, Sukoharjo, Sidoarjo, Lombok Timur, Makassar, dan Sidrap.

 

Reporter: Sulaeman

Sumber: Merdeka.com

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Pasok Beras ke Freeport, Bulog Kantongi Omzet Rp 2 Miliar per Bulan

Perum Bulog terus melakukan inovasi dalam menghasilkan produksi beras berkualitas. Salah satunya melalui pabrik pengolahan beras Rice to Rice (RTR) Sukoharjo, Jawa Tengah.

RTR Sukoharjo sendiri tidak hanya melayani pesanan beras berkualitas di sekitar kawasan, tapi juga hingga ke Papua seperti yang dipesan oleh PT Freeport Indonesia.

"Kita tidak membatasi layanan penjualan. Bahkan kemarin ada pesanan beras yang (merek) Kota Radja dari Freeport," ujar Operation Manager RTR Sukoharjo Wisnu Sancoyo di RTR Sukoharjo, Jawa Tengah, Jumat (22/7/2022).

Selain RTR, Perum Bulog juga memiliki infrastruktur penggilingan beras modern atau Modern Rice Milling Plant (MRMP) yang tersebar di berbagai wilayah. Salah satunya MRMP berskala kecil yang ada di Kabupaten Merauke, Papua.

Namun, Wisnu menyangkal beras hasil penggilingan dari Merauke memiliki mutu lebih rendah dibanding Sukoharjo. Adapun pesanan Freeport yang datang padanya lebih kepada urusan selera.

"Bukan (karena secara kualitas lebih rendah), lebih karena kecocokan saja. Beras yang dari sana kan lebih keras, mungkin mereka lebih sesuai dengan yang ada di sini," ungkapnya.

Untuk RTR Sukoharjo, Wisnu menjelaskan, itu memiliki kapasitas produksi antara 6-7 ton per jam. Sehingga produksi beras yang bisa dihasilkan dalam sehari bisa mencapai 48 ton.

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

3 dari 4 halaman

Sarana Penggilingan Modern

Menurut dia, target tersebut berlaku untuk seluruh pabrikan RTR yang dimiliki Bulog. Tak hanya hasil produksi, Bulog juga mematok target omzet dari masing-masing RTR sekitar Rp 2 miliar per bulan.

"Target ini sama dengan RTR lainnya. Kita lebih target kepada omzet sih, minimal Rp 2 miliar per bulan," kata Wisnu.

Rice to Rice (RTR) sendiri merupakan sarana penggilingan modern untuk mengolah ulang beras asalan menjadi beras sesuai permintaan pasar. Fungsinya berbeda dengan MRMP, yang memfasilitasi proses penggilingan dari gabah petani hingga menjadi beras.

Total, Bulog saat ini memiliki 7 RTR yang tersebar di DKI Jakarta, Indramayu, Sukoharjo, Sidoarjo, Lombok Timur, Makassar, dan Sidrap.

Sementara Bulog mempunyai total 10 MRMP yang berlokasi di Kendal dan Sragen (Jawa Tengah), Bojonegoro, Magetan, Jember, dan Banyuwangi (Jawa Timur), Subang dan Karawang (Jawa Barat), Bandar Lampung (Lampung), serta Sumbawa (NTB).

4 dari 4 halaman

Jualan Online, Bulog Raup Omzet Rp 8 Miliar per Tahun

Perum Bulog sukses meraup omzet Rp 8 miliar lebih dari transaksi pada toko online miliknya, iPangananDotCom. Selain menjual beras sebagai komoditas utamanya, platform yang dibangun Bulog tersebut juga menjajakan produk lain semisal minyak goreng sampai gula.

Sekretaris Perusahaan Perum Bulog Awaludin Iqbal mengatakan, jumlah transaksi terbesar via iPangananDotCom berasal dari wilayah Jabodetabek, khususnya Jakarta.

 "Kalau secara nasional per bulan sekitar Rp 700 juta, kalau setahun Rp 8 miliar. (Transaksi) di Jakarta lebih banyak. Kalau Jabodetabek transaksi jumlahnya 500-1.000 transaksi per hari," terang Iqbal di Gudang Bulog Tambak Aji, Semarang, Jawa Tengah, Jumat (22/7/2022).

iPangananDotCom sendiri merupakan toko online hasil kerjasama Perum Bulog dengan SSI (StoreSend Indonesia). Platform ini hadir di 11 kota besar, meliputi Jakarta,Tangerang, Bogor, Karawang, Bandung, Semarang, Surabaya, Yogyakarta, Solo, Medan,dan Makasar.

Konsep yang ditawarkan adalah hyperlocal, yakni menyediakan stok bahan pangan di titik lokasi gudang, sehingga tercipta efisiensi waktu proses pengiriman. Konsep ini menjadi nilai tambah dalam menjamin kelancaran berbelanja menjadi praktis dan cepat.

Wakil Pimpinan Wilayah Bulog Jawa Tengah Sri Muniati menyampaikan, iPangananDotCom di Semarang menempatkan pusat distribusinya pada salah satu unit gudang di Komplek pergudangan Tambak Aji Semarang.

"Omzet penjualan rata-rata Rp 450 juta per tahun, atau Rp 1,4 juta per hari. Produk paling laris adalah beras, khususnya kualitas medium merk Nanas Madu. Sedangkan beras kualitas premium merk Cap Tanak, produk non beras paling laris adalah gula Maniskita," bebernya.

Secara keseluruhan, ia menambahkan, iPangananDotCom menyediakan sekitar 19 jenis komoditas. Termasuk 104 merk non-Bulog yang terdaftar.

"Khusus di iPangananDotCom Semarang, saat ini kami menawarkan beras kualitas premium diantaranya merk Tanak, Eunak, Befood Slyp Super, Befood Setra Ramos dan Pulen Wangi," tuturnya.  

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.