Sukses

Rupiah Berpotensi Lesu pada Jumat 22 Juli 2022

Rupiah kembali ditutup melemah pada perdagangan Kamis (21/7/2022) usai pengumuman suku bunga acuan BI.

Liputan6.com, Jakarta - Pada perdagangan Kamis (21/7/2022) Rupiah ditutup melemah 18 poin walaupun sempat melemah 20 poin di level Rp 15.007. Sedangkan, pada penutupan perdagangan sebelumnya Rupiah berada di posisi 14.989.

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi mengatakan, Rupiah berpotensi melemah pada perdagangan Jumat, 22 Juli 2022.

"Mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif namun ditutup melemah di rentang Rp 14.990 hingga Rp 15.030,” kata Ibrahim dalam keterangan tertulis, Kamis (21/7/2022).

Sentimen Internal

Secara internal, Asian Development Bank (ADB) menaikkan perkiraan pertumbuhan ekonomi untuk Indonesia menjadi 5,2 persen tahun ini karena permintaan dalam negeri yang bagus dan pertumbuhan ekspor yang stabil. 

Revisi proyeksi tersebut diberikan dalam Asian Development Outlook (ADO) Supplement yang dirilis, Kamis, 21 Juli 2022  naik dari prakiraan ADB sebelumnya pada April sebesar 5,0 persen. 

“Revisi prakiraan pertumbuhan dalam edisi tambahan dari publikasi ternama ADB ini juga selaras dengan naiknya proyeksi pertumbuhan Asia Tenggara. Untuk kawasan ini ADB kini memproyeksikan pertumbuhan 5,0 persen pada 2022, naik dari proyeksi pada bulan April sebesar 4,9 persen,” kata Ibrahim.

Laporan ini memperkirakan inflasi di Indonesia akan lebih tinggi tahun ini sebesar 4,0 persen dibandingkan dengan proyeksi ADB pada April sebesar 3,6 persen, akibat tingginya harga komoditas. 

Untuk 2023, ADB memproyeksikan perekonomian Indonesia akan tumbuh 5,3 persen dan inflasi mencapai 3,3 persen. 

“Kegiatan ekonomi di Indonesia terus berangsur normal, sedangkan infeksi Covid-19 masih terkendali, terlepas dari naiknya jumlah kasus belakangan ini," ujar Direktur ADB untuk Indonesia Jiro Tominaga dalam keterangannya. 

 

 

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Sentimen Eksternal

Dia menambahkan, peningkatan inflasi menurunkan daya beli rumah tangga, tetapi tingginya harga sejumlah komoditas ekspor utama mendatangkan keuntungan berupa penghasilan ekspor dan pendapatan fiskal. 

Hal ini memungkinkan pemerintah untuk memberi bantuan di tengah kenaikan harga pangan, listrik, dan bahan bakar, sambil tetap mengurangi defisit anggaran.

Sentimen Eksternal

Sedangkan secara eksternal, Investor memperdebatkan apakah pembuat kebijakan ECB akan memberikan sinyal kenaikan 25 basis poin atau kenaikan setengah poin untuk mengekang inflasi yang tidak terkendali. Bank sentral juga kemungkinan akan mengungkap alat manajemen krisis barunya.

Dolar AS mencapai level tertinggi 20 tahun pekan lalu setelah Indeks Harga Konsumen AS mencapai puncak empat dekade sebesar 9,1 persen untuk tahun ini hingga Juni. 

Ini mendorong beberapa pedagang pasar uang untuk bertaruh pada rekor kenaikan suku bunga Fed 100 basis poin untuk Juli. Ekspektasi telah diturunkan menjadi konsensus untuk kenaikan 75 basis poin.

 

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

3 dari 4 halaman

Rupiah Hampir Sentuh 15.000 per Dolar AS Jelang Pengumuman Rapat BI

Sebelumnya, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada Kamis pagi bergerak melemah. Pelemahan nilai tukar rupiah ini terjadi jelang pengumuman hasil rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (BI).

Pada Kamis (21/7/2022) pagi, rupiah bergerak melemah 3 poin atau 0,02 persen ke posisi 14.993 per dolar AS dibandingkan dengan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya 14.990 per dolar AS.

"Memang dalam beberapa minggu terakhir kalau kita perhatikan selalu bergerak di kisaran 15.000 per dolar AS, tapi closing-nya selalu di bawah 15.000 per dolar AS," kata Ekonom Senior Mirae Asset Sekuritas Rully Arya Wisnubroto dikutip dari Antara, Kamis.

Rully memproyeksikan rupiah hari ini akan sedikit melemah seiring dengan pengumuman hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada siang ini.

"Market masih split, antara (suku bunga BI) naik or stay," ujar Rully.

RDG BI Juni 2022 lalu memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan BI 7-Day Reverse Repo Rate sebesar 3,5 persen.

 

 

4 dari 4 halaman

Selanjutnya

Sebelumnya bank sentral menyatakan siap untuk menyesuaikan suku bunga acuan jika ada tanda-tanda inflasi inti yang terdeteksi lebih tinggi, sehingga akan tetap mewaspadai tekanan inflasi dan dampaknya terhadap ekspektasi inflasi.

Adapun inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) mulai meningkat, yang didorong oleh tekanan dari sisi penawaran sebagai akibat wajar dari kenaikan harga komoditas internasional. Namun, inflasi inti tetap dalam target kisaran BI sebesar dua persen hingga empat persen.

"Secara umum kondisi ekonomi Indonesia cukup baik. Data rilis terakhir FDI kita naik cukup signifikan pada kuartal II 2022," kata Rully.

Dari dalam negeri, investasi langsung asing atau Foreign Direct Investment (FDI), tidak termasuk investasi di sektor perbankan dan migas, melompat 39,7 persen (yoy) pada kuartal II 2022, lebih cepat dari pertumbuhan FDI sebesar 31,8 persen (yoy) pada kuartal I 2022 di tengah upaya pemerintah memperbaiki iklim usaha dan kemudahan berusaha di Indonesia.

Rully memperkirakan hari ini rupiah akan bergerak di kisaran 14.950 per dolar AS hingga 15.000 per dolar AS.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.