Sukses

Rupiah Berpotensi Lesu pada Rabu 20 Juli 2022

Rupiah ditutup menguat 4 poin pada perdagangan Selasa (19/7/2022), meski sebelumnya menguat 15 poin.

Liputan6.com, Jakarta - Pada perdagangan Selasa (19/7/2022) Rupiah ditutup menguat 4 poin walaupun sebelumnya sempat menguat 15 poin di level Rp 14.977. Sedangkan, pada penutupan perdagangan sebelumnya Rupiah berada di posisi 14.981.

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi mengatakan, Rupiah berpotensi melemah pada perdagangan Rabu, 20 Juli 2022.

"Mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif namun ditutup melemah di rentang Rp 14.960 hingga Rp 14.090,” kata Ibrahim dalam keterangan tertulis, Selasa, 19 Juli 2022.

Secara internal, Ibrahim menjelaskan, Indonesia berpeluang mengalami resesi ekonomi akibat inflasi global pada kuartal III atau kuartal IV 2022. Sebab, inflasi akan berdampak pada harga yang terus meningkat sehingga berpotensi makin menekan tingkat konsumsi masyarakat. 

"Itu tercermin dari biaya hidup makin meningkat dan daya beli yang menurun. Inflasi tahun ini akan berada di atas 6,5 persen sampai akhir tahun tetapi mulai menurun di tahun depan," ujar Ibrahim. 

Sedangkan, inflasi global akan mulai mereda pada awal 2023 mendatang. Meski angkanya tetap tinggi, tapi inflasi akan mulai menunjukkan tren penurunan pada waktu tersebut. 

"Asumsinya ini berdasarkan pada adanya pembicaraan antara Rusia dengan Uni Eropa untuk mulai menarik sanksi secara perlahan. Situasi ini diharapkan mampu memperbaiki pasokan minyak dan gas dalam skala global,” ujar Ibrahim. 

 

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Inflasi Jadi Ancaman

Meski begitu, inflasi masih akan menjadi ancaman hingga akhir tahun ini. Sejumlah komoditas yang akan berperan penting adalah BBM dan Gas. Inflasi yang tinggi itu akan menggerogoti prospek pertumbuhan ekonomi. 

Potensi pertumbuhan ekonomi saya kira berada di bawah 4,5 persen, lebih rendah dari prediksi semula yang 5 persen. 

Guna untuk menghindari resesi di kuartal III atau kuartal IV,Bank Indonesia (BI) siap menjaga stabilitas nilai tukar rupiah dari ancaman resesi global. Sederet bauran kebijakan siap ditempuh baik langsung maupun tidak langsung.

Meski demikian, BI akan meredam gejolak yang timbul. BI berada di pasar memastikan ketersediaan valuta asing dan siap mengambil langkah intervensi apabila dibutuhkan. 

 

3 dari 4 halaman

Dolar AS Menguat

Di sisi lain,  Dolar AS melayang pada Selasa tepat di atas level terendah satu minggu yang dicapai semalam versus mata uang utama karena pasar mengurangi kemungkinan kenaikan suku bunga Federal Reserve poin persentase bulan ini.

Data pekan lalu menunjukkan inflasi AS. sudah berada di level tertinggi empat dekade dan terus meningkat pada Juni, karena investor bertaruh pada pelonggaran yang sangat besar. Namun, angka dari Jumat lalu menunjukkan penurunan ekspektasi inflasi konsumen ke level terendah dalam setahun.

Investor mengawasi pertemuan Federal Reserve AS yang dijadwalkan pada 26-27 Juli untuk mendapatkan petunjuk tentang seberapa agresif Fed akan menaikkan suku bunga.

Bloomberg Economics mengatakan data AS terbaru memperkuat dukungan pejabat untuk kenaikan 75 basis poin lainnya.

4 dari 4 halaman

Rupiah Ikut Melemah

Sebelumnya, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada Selasa pagi melemah seiring kekhawatiran meningkatnya peluang terjadinya resesi di Eropa.

Rupiah pagi ini bergerak melemah 10 poin atau 0,06 persen ke posisi 14.991 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya 14.981 per dolar AS.

Analis Indonesia Commodity and Derivatives Exchange (ICDX) Revandra Aritama mengatakan saat ini pelaku pasar sedang mencermati kondisi inflasi Eropa yang diperkirakan akan lebih tinggi dari sebelumnya sehingga ada potensi Bank Sentral Eropa (ECB) menaikkan suku bunga.

"Jika ini terjadi, peluang resesi di Eropa kemungkinan meningkat sehingga menguntungkan dolar sebagai aset safe haven," ujar Revadra dikutip dari Antara, Selasa (19/7/2022).

Dari dalam negeri, lanjut Revandra, pelaku pasar masih menunggu hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia yang akan digelar pekan ini dan menanti kebijakan yang akan diambil bank sentral.

"Apakah ada kenaikan suku bunga atau tidak, mengingat inflasi dalam negeri mulai meningkat. Walaupun begitu, inflasi Indonesia tergolong rendah dibanding beberapa negara berkembang lainnya," kata Revandra.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.