Sukses

Satu Lagi Pembuat Game Online Pegang Mahkota Miliarder Dunia, Siapa Dia?

Forbes memperkirakan kekayaan miliarder ini mencapai USD 1,7 miliar atau setara Rp 25,5 triliun.

Liputan6.com, Jakarta - Pendiri perusahaan game online Korea Selatan Lionheart Studio, yakni Kim Jae-young, berhasil menjadi miliarder setelah meraih investasi senilai USD 925 juta atau setara Rp 13,8 triliun dari raksasa internet lokal Kakao. 

Pencapaian ini membuat Kim Jae-young berhasil menjadi pengusaha game ketiga di Korea Selatan yang mencapai status miliarder. 

Dilansir dari Forbes, Senin (18/7/2022) Kakao Games Europe, anak perusahaan Eropa dari cabang game Kakao, Kakao Games, membeli 30,37 persen saham Lionheart Studio atau seharga Rp. 13,8 triliun pada akhir Juni 2022, dari nilai perusahaan sekitar USD 3 miliar.

Sebagian besar saham itu dibeli dari Kim Jae-young, yang kini memiliki 34,67 persen saham Lionheart Studi.

Kim Jae-young, yang merupakan CEO dan pimpinan Lionheart Studio, juga memiliki 2,87 persen saham di Kakao Games, yang pendapatannya mencapai rekor berkat game online terkenal buatan Lionheart, Odin: Valhalla Rising.

Forbes memperkirakan kekayaan bersih Kim Jae-young kini sebesar USD 1,7 miliar atau setara Rp 25,5 triliun.

Dikembangkan oleh Lionheart Studio dan diterbitkan oleh Kakao Games, Odin dirilis di Korea Selatan pada Juni 2021 lalu dan menduduki peringkat teratas toko aplikasi di negara itu.

Kakao Games merilis Odin di Hong Kong, Makau, dan Taiwan pada Maret 2022, dan perusahaan itu ini sedang bersiap untuk merilis game tersebut di Jepang pada paruh kedua tahun ini.

Odin sendiri telah diunduh lebih dari 1 juta kali di Google Play Store, termasuk 10.000 bulan lalu, menurut perusahaan riset aplikasi Sensor Tower.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Pendapatan Lionheart Studio di 2021 Capai Rp 2,7 Triliun

Ketika Odin diluncurkan, game tersebut meningkatkan pendapatan game mobile Kakao Games ke rekor tertinggi senilai USD 315 juta pada kuartal ketiga, naik 359 persen dari periode yang sama tahun lalu.

Lionheart Studio, yang menarik sebagian besar keuntungannya dari Odin, melaporkan pendapatan pada 2021 sebesar USD 180 juta (Rp 2,7 triliun) dan kerugian 150,7 miliar won, naik dari kerugian 25,4 miliar won tahun sebelumnya.

Berbasis di Seongnam, selatan Seoul, Lionheart Studi sedang mempersiapkan penawaran umum perdana, kata juru bicara perusahaan itu.

Surat kabar lokal Maeil Business Newspaper melaporkan bahwa Lionheart dapat bernilai setinggi USD 6 miliar, mengutip perkiraan analis.

IPO Lionheart juga disebut akan menjadi yang terbesar oleh perusahaan game Korea Selatan sejak Krafton milik miliarder Chang Byung-gyu, yang mengumpulkan USD 3,8 miliar pada Agustus tahun lalu di Korea Exchange.

3 dari 3 halaman

Sekilas Mengenai Perusahaan Game Online Lionheart Studio

Kim Jae-young mendirikan Lionheart Studio pada tahun 2018 terutama dengan investasi dari Kakao Games dan pengembang game Wemade, pelopor game berbasis blockchain di Korea Selatan.

Kakao Games secara bertahap meningkatkan kepemilikannya di Lionheart selama bertahun-tahun, dan sekarang memiliki 24,57 persen saham perusahaan.

Bersama dengan cabangnya di Eropa, Kakao Games, yang merupakan bagian dari konglomerat internet Kakao milik miliarder Kim Beom-su, kini memiliki mayoritas saham Lionheart.

Pemegang saham utama Lionheart Studio lainnya adalah Wemade, yang memegang 4,23 persen saham setelah menjual hampir setengah dari saham Lionheart ke Kakao Games.

"Dengan akuisisi saham mayoritas di Lionheart Studio, pengembang judul terkenal Odin, Kakao Games akan meningkatkan kemampuan pengembangannya dan mengamankan pertumbuhan pendapatan yang signifikan," kata analis NH Investment & Securities Jaemin Ahn dalam sebuah catatan penelitian.

"Akuisisi ini seharusnya menjadi peluang bagi Kakao Games untuk membidik pasar global dengan sungguh-sungguh," tuturnya.

Sebelum Lionheart, Kim Jae-young sebelumnya mendirikan perusahaan game online lain, yaitu Action Square, pada 2012. 

Perusahaan itu go public di Korea Exchange melalui perusahaan akuisisi tujuan khusus pada tahun 2015.

Sebelum menggeluti bisnis game online, Kim Jae-young, yang memegang gelar master di bidang teknik mesin dari Universitas Hanyang Seoul, bekerja di perusahaan pembuat video game Jepang Koei dan Neowiz, salah satu perusahaan game online paling awal di Korea Selatan, yang didirikan oleh Chang dari Krafton.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.