Sukses

Survei: Harga Emas Masih Bisa Lebih Murah Minggu Ini

Harga emas bisa jatuh di bawah USD 1.800 per ounce karena sentimen di pasar terus memiliki kemiringan sedikit bearish

Liputan6.com, Jakarta Harga emas bisa jatuh di bawah USD 1.800 per ounce karena sentimen di pasar terus memiliki kemiringan sedikit bearish. Namun, analis pasar tidak memperkirakan rute utama dalam emas karena logam mulia terus bertahan, menghadapi kenaikan suku bunga di seluruh dunia.

Survei Emas Mingguan Kitco News terbaru menunjukkan bahwa sentimen relatif netral di antara analis Wall Street dan investor Main Street.

David Madden, Analis Pasar di Equiti Capital, capital mengatakan bahwa USD 1.800 per ounce dapat mewakili nilai wajar untuk emas dalam waktu dekat. Hal ini karena pasar terus terperangkap karena kenaikan suku bunga mendorong dolar AS tetapi juga menciptakan lebih banyak volatilitas untuk pasar ekuitas.

"Saya pikir dolar AS memiliki sedikit keunggulan dibandingkan emas sebagai aset safe-haven. Meskipun emas terlihat nyaman diperdagangkan di sekitar USD 1.800, gambaran teknis menunjukkan harga bisa bergerak lebih rendah dalam waktu dekat," tambahnya, seperti dikutip dari Kitco.com, Senin (4/7/2022).

Komentar tersebut muncul saat pasar emas mengakhiri minggu ketiga di wilayah negatif. Emas berjangka Agustus terakhir diperdagangkan pada USD 1,800,80 per ounce, turun lebih dari 1,5 persen dari Jumat lalu. Menambah prospek teknis yang suram, pasar emas mengakhiri Juni dengan kerugian ketiga berturut-turut.

Meskipun awal yang suram pada paruh kedua tahun 2022, emas terus mengungguli pasar ekuitas. S&P 500 mengakhiri paruh pertama tahun ini dengan turun 20 persen, kinerja setengah tahun terburuk sejak 1970-an.

"Emas masih melakukan apa yang seharusnya," kata. Daniel Pavilonis, pialang Komoditas Senior di RJO Futures. “Dengan semua masalah kenaikan suku bunga, emas bertahan. Harganya lebih rendah tetapi belum rusak,” pungkasnya.

 

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Masih Akan Lebih Murah

Minggu ini 16 analis Wall Street berpartisipasi dalam survei emas Kitco News. Di antara peserta, lima analis, atau 31 persen, berada di bullish emas dalam waktu dekat. Pada saat yang sama, tujuh analis, atau 44 persen, bersikap bearish pada emas dan empat analis, atau 25 persen, netral terhadap logam mulia minggu depan.

Sementara itu, 612 suara diberikan dalam jajak pendapat Main Street online. Dari jumlah tersebut, 253 responden, atau 41 persen, mencari emas untuk naik minggu depan. 233 lainnya, atau 38 persen, mengatakan lebih rendah, sementara 126 pemilih, atau 21 persen, netral dalam waktu dekat.

Meskipun sentimen di kalangan investor ritel tetap rendah dalam beberapa tahun, demikian juga dengan tingkat partisipasi. Analis telah mencatat bahwa minat investor pada emas telah mendingin baru-baru ini karena harga berkonsolidasi.

Menurut beberapa analis harga emas akan terus berjuang karena Federal Reserve memimpin dorongan global untuk menaikkan suku bunga. Bank sentral AS diperkirakan akan menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin akhir bulan ini.

Tetapi Federal Reserve bukan satu-satunya bank sentral yang ingin memperketat kebijakan moneternya. Harapan tumbuh bahwa Bank Sentral Eropa akan menaikkan suku bunga pada bulan Juli karena inflasi terus meningkat. Jumat, data awal menunjukkan bahwa inflasi di Eropa naik 8,6 persen untuk tahun ini di bulan Juni, naik dari kenaikan bulan Mei sebesar 8,1 persen.

Namun, analis lain mencatat bahwa semua bank sentral menghadapi dilema yang sama ketika mereka ingin menaikkan suku bunga dalam menghadapi pertumbuhan yang melambat.

 

3 dari 3 halaman

Sudah Murah

Adrian Day, Presiden Adrian Day Asset Management mengatakan bahwa di lingkungan saat ini, emas sudah oversold dan akan memantul.

“[Bank sentral] akan menghadapi pilihan untuk melanjutkan pengetatan untuk menurunkan inflasi, atau mendorong ekonomi ke dalam resesi; AS mungkin sudah menjadi satu. Pada saat itu, sebagian besar akan memperlambat pengetatannya atau, jika kondisi ekonomi cukup buruk, sebaliknya,” kata Day. "Jika The Fed dan bank lain mengabaikan upaya mereka untuk mengendalikan inflasi, ini akan sangat positif untuk emas," tambahnya.

Marc Chandler, Managing Director Bannockburn Global Forex, mengatakan bahwa dia juga mencari kenaikan emas; Namun, dia tidak begitu optimis pada logam mulia.

"Saya enggan untuk mengejarnya lebih rendah setelah terobosan besar minggu ini, di bawah USD1800," katanya. "Yang mengatakan, ini adalah pemantulan untuk menjual karena kekhawatiran resesi melampaui inflasi sebagai kecemasan utama," pungkasnya.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.