Sukses

Pencegahan Stunting Jadi Tema Hari Keluarga Nasional 2022

Hari Keluarga Nasional 2022 atau Harganas ke-29 diperingati pada Rabu hari ini, 29 Juni 2022.

Liputan6.com, Jakarta - Indonesia tengah menyambut Hari Keluarga Nasional 2022 atau Harganas ke-29 pada Rabu hari ini, 29 Juni 2022. 

Upaya pencegahan atau penurunan stunting menjadi perayaan Hari Keluarga Nasional 2022.

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) akan menggelar puncak acara Hari Keluarga Nasional ke-29 dengan tema "Ayo Cegah Stunting Agar Keluarga Bebas Stunting" hari ini di Medan, Sumatera Utara. 

Deputi Bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga BKKBN Nopian Andusti SE.,MT mengatakan, Harganas 2022 menjadi ajang konsolidasi dan koordinasi tim Percepatan Penurunan Stunting Kabupaten/Kota dan Provinsi.

Nantinya kepala daerah berprestasi yang telah berhasil mengendalikan stunting di wilayahnya akan mendapat penghargaan dari BKKBN di acara puncak Harganas 2022.

"Ada pesan khusus di Harganas 2022 ini, terutama kita jadikan momentum ini untuk berlari cepat mencapai target penurunan stunting 14 persen di tahun 2024. Artinya Harganas 2022 ini adalah salah satu momentum baik untuk meningkatkan program kerja Bangga Kencana secara umum dan khususnya upaya penurunan stunting," kata Nopian, dikutip dari laman Keluarga Indonesia BKKN, Rabu (29/6/2022).

"Kita sudah beberapa kali melakukan rapat panitia yang melibatkan unsur mitra atau eksternal kita. Dari persiapan ini kita sudah pada on the track dengan waktu yang singkat ini sebetulnya murni hybrid tapi kita modifikasi sedikit jadi hybrid yang diperluas," bebernya. 

Dirayakan setiap tanggal 29 Juni, sejarah Hari Keluarga Nasional atau Harganas memiliki keterkaitan dengan perjuangan kemerdekaan Indonesia.

Sejarah Hari Keluarga Nasional berawal pada 22 Juni 1949, ketika Belanda menyerahkan secara utuh kedaulatan Bangsa Indonesia.

Para pejuang yang gugur kembali ke pangkuan Ibu Pertiwi dan dimakamkan dengan atau tanpa dikenali.

Para pejuang yang selamat kembali berkumpul kepada keluarganya, setelah sekian lama terpisah selama masa perjuangan.

Momen kembali berkumpulnya para pejuang dengan keluarga pada 29 Juni 1949 ini yang dijadikan peringatan sebagai Hari Keluarga Nasional.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Hari Keluarga Nasional Digagas Haryono Suyono

Berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia nomor 39 Tahun 2014 tentang Hari Keluarga Nasional ditetapkan tanggal 29 Juni sebagai Hari Keluarga Nasional dan bukan merupakan hari libur.

Walaupun demikian, peringatan Hari Keluarga secara nasional telah dicanangkan oleh Presiden Soeharto pada tanggal 29 Juni 1993 di Provinsi Lampung.

Prof. Dr. Haryono Suyono merupakan penggagas Hari Keluarga Nasional.

Saat itu Prof. Haryono Suyono merupakan Ketua Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) di era Presiden Soeharto. (Kini lembaga pemerintah itu berubah menjadi Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional dengan akronim tetap BKKBN dan dipimpin dr. Hasto Wardoyo).

Di sela-sela persiapan Harganas ke 29 di Medan, Sumatera Utara, Direktur Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) BKKBN Eka Sulistia Ediningsih mengatakan bahwa "Perjuangan membangun bangsa Indonesia dan membangun keluarga adalah satu nafas kehidupan. Membangun keluarga berarti juga membangun bangsa".

Peringatan hari keluarga menurut Eka, merupakan upaya mengingatkan seluruh masyarakat Indonesia, betapa pentingnya suatu keluarga.

Keluarga mempunyai peranan dalam upaya memantapkan ketahanan nasional dalam mewujudkan persatuan dan kesatuan bangsa. Dari keluargalah kekuatan dalam pembangunan suatu bangsa akan muncul.

 

3 dari 3 halaman

Ketahui Tiga Pokok Pikiran Hari Keluarga Nasional

Kepada Presiden Soeharto, Haryono menyampaikan tiga pokok pikiran terkait Hari Keluarga Nasional.

Pertama, mewarisi semangat kepahlawanan dan perjuangan bangsa.Kedua, tetap menghargai dan perlunya keluarga bagi kesejahteraan bangsa.

Ketiga, yakni membangun keluarga menjadi keluarga yang bekerja keras dan mampu berbenah diri menuju keluarga yang sejahtera.

Presiden Soeharto menyetujui gagasan tersebut.

Maka, lahirlah Hari Keluarga Nasional yang diperingati setiap 29 Juni.

Ada nilai sejarah di balik pemilihan tanggal dan bulan tersebut.

"Tanggal 29 Juni merupakan kristalisasi semangat pejuang Keluarga Berencana untuk memperkuat dan memperluas program KB,” jelas Eka.

Secara resmi, pemerintah menjadikan program Keluarga Berencana menjadi program nasional, dilakukan bersamaan dengan berdirinya Badan Koordinasi dan Keluarga Berencana Nasional ( BKKBN) pada 29 Juni 1970.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.