Sukses

Respons BRI Finance Jika Bank Indonesia Kerek Suku Bunga Acuan

Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau Federal Reserve (The Fed) menaikkan suku bunga paling agresif dalam hampir 30 tahun.

Liputan6.com, Jakarta Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau Federal Reserve (The Fed) menaikkan suku bunga paling agresif dalam hampir 30 tahun. Suku bunga The Fed naik 0,75 poin persentase di tengah perjuangan mengatasi lonjakan inflasi.

Lantas bagaimana dengan Bank Indonesia, apakah akan menaikkan suku bunga juga?

Beberapa pengamat dan ekonom memperkirakan hingga akhir tahun ini BI akan mempertimbangkan untuk menormalisasi suku bunga acuannya sebesar 50-75 basis poin.

Menanggapi, Direktur Manajemen Resiko BRI Finance Ari Prayuwana, berharap BI tidak menaikan suku bunga acuan terlalu tinggi. Sebab jika tinggi maka akan berpengaruh terhadap penjualan perusahaan multifinance.

"Kalo kita dari perusahaan multifinance pengennya ga terlalu tinggi ditariknya. Tapi arahnya akan naik ya tapi tidak terlalu drastis. Jadi, ya pengennya di perusahaan pembiayaan naiknya ga terlalu tinggii, karena itu berpengaruh ke penjualan, penjualan itu sekarang lagi bagus bagusnya," kata Ari saat ditemui di kantor BRI Finance, Jakarta Selatan, Selasa (21/6/2022).

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Saran BRI Finance

Dari BRI Finance sendiri menyarankan tidak naik dulu, tapi meskipun naik pihaknya berharap 25 bps dulu. Tujuannya agar pasarnya tidak bergejolak.

"Paling tinggi ya prefer kita ga naik, tapi kita 25 bps dulu biar pasarnya ga bergejolak. Kalo perkiraan tahun ini BI naikin 50 bps," ujarnya.

Kendati begitu, Ari menjelaskan, dari sisi cost of fund-nya BRI finance memang selama ini sudah melakukan efisiensi. Pertama, dengan operasional, kemudian disusul proses bisnisnya BRI Finance tidak memakai banyak orang sehingga cost yang tinggi kini menjadi rendah.

"Di dalam kita memang meskipun suku bunga gak jadi naik, tapi semangat kami itu melakukan efisiensi di operasional, melalui digitalisasi. Menurut saya bri finance masih kecil ya, meskipun ada gejolak itu tetap bagi kami mencoba untuk tidak terganggu," pungkasnya. 

3 dari 4 halaman

BRI Finance Incar Pembiayaan Rp 4,1 Triliun Lewat Pengguna Motor Listrik

Sebelumnya, PT BRI Finance Indonesia (BRIF) menargetkan pembiayaan baru sebesar Rp 4,1 triliun melalui kerjasama dengan PT Smoot Motor Indonesia. Adapun realisasi pembiayaan baru saat ini sudah lebih dari Rp2 triliun.

Direktur Utama BRI Finance Azizatun Azhimah, mengungkapkan BRIF berencana untuk terus meningkatkan pasar pembiayaan segmen konsumer, dimana komposisi segmen konsumer BRIF ditargetkan mencapai 70 persen terhadap total portofolio pembiayaan. Tercatat hingga Mei 2022, pembiayaan konsumer telah mengkontribusi sebesar 68 persen dari total pembiayaan BRIF.

"Untuk pembiayaan sendiri kami targetkan pembiayaan baru itu minimal sekitar Rp4,1 triliun. Hingga Mei 2022, realisasinya sudah sekitar Rp2 triliun," kata Azizatun dalam launching penggunaan motor listrik kendaraan operasional BRI Finance, di Menara BRILIAN, Jakarta Selatan, Selasa (21/6/2022).

Menurutnya, Motor listrik ini opportunity-nya bagus, BRIF memulai sambil harapannya kondisi ekonomi dan semuanya kembali normal termasuk edukasi kepada masyarakat. Saat ini banyak orang tertarik dengan kendaraan listrik tapi belum siap untuk mulai menggunakannya.

"Jadi, memang butuh effort dari semua pihak terkait untuk memperkenalkan kendaraan listrik ini," ujarnya.

Lebih lanjut, diharapkan kerja sama ini akan berkontribusi terhadap keseluruhan kinerja BRIF. Per Mei 2022, total piutang pembiayaan BRIF mencapai Rp5,7 triliun, naik sekitar 39 persen secara tahunan, dan tumbuh sekitar 18 persen dari Desember 2021.

Masih pada periode yang sama, porsi piutang pembiayaan motor tercatat sekitar 4 persen dari total portofolio. Selain itu BRIF juga berhasil meningkatkan kinerja keuangan dan kualitas aset.

"Total aset tercatat sebesar Rp6,3 triliun atau naik sekitar 46 persen secara tahunan. Laba bersih mencapai Rp25 miliar atau naik signifikan sekitar 126 persen secara tahunan. Hal itu diiringi dengan NPF yang terjaga stabil dikisaran 2 persen," pungkasnya.

4 dari 4 halaman

Pakai Motor Listrik untuk Operasional, BRI Finance Gandeng Smoot Motor Indonesia

PT BRI Multifinance Indonesia atau BRI Finance (BRIF) menggandeng PT Smoot Motor Indonesia (Smoot) meluncurkan Program Penggunaan Motor Listrik Untuk Kendaraan Operasional. Langkah ini dijalankan oleh BRI Finance dalam Rangka Implementasi Environmental, social, and corporate governance (ESG).

Peluncuran ini dilakukan di Lobby Menara BRILIAN Gatot Subroto, Jakarta Selatan, Selasa (21/6/2022).

Direktur Utama BRI Finance Azizatun Azhimah, menjelaskan, peluncuran tersebut untuk memperluas pasar pembiayaan sepeda motor listrik.

Selain itu, hal ini seiring dengan aspirasi BRIF untuk memperbesar pangsa pasar pembiayaan konsumer sekaligus berperan aktif mendukung program pemerintah dalam peningkatan kendaraan ramah lingkungan.

Azizatun menyebut, sepeda motor Smoot dari PT Smoot Motor Indonesia adalah produk dalam negeri yang memiliki komitmen yang sama dengan BRIF untuk bergerak ke arah bisnis berkelanjutan yang lebih ramah lingkungan.

"Smoot adalah salah satu produsen motor listrik di Indonesia. Dan kami menggunakan motor listrik Smoot untuk operasional, ini merupakan wujud komitmen dari BRIF untuk mengimplementasikan ESG melalui partisipasi dalam green automotive. Kami lihat prospek kendaraan ramah lingkungan akan sangat baik ke depan. Selain itu, Smoot kami lihat support system-nya juga sudah banyak, khususnya di daerah Jabodetabek," kata Azizatun.

Diketahui bersama, saat ini pemerintah terus memacu penggunaan kendaraan yang lebih ramah lingkungan, khususnya kendaraan listrik melalui Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2019 tentang Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB) untuk Transportasi Jalan.

Regulasi itu pun diperkuat dengan Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 27 Tahun 2020 tentang Spesifikasi Teknis, Roadmap Electric Vehicle (EV) dan Perhitungan Tingkat Kandungan Lokal Dalam Negeri (TKDN). 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.