Sukses

Holding BUMN Farmasi Cetak Laba Rp 1,93 T di 2021, Naik 2 Kali Lipat

Sepanjang tahun 2021, Holding BUMN Farmasi mencatatkan penjualan bersih sebesar Rp 43,44 triliun.

Liputan6.com, Jakarta Sepanjang tahun 2021, Holding BUMN Farmasi mencatatkan penjualan bersih sebesar Rp 43,44 triliun. Pencapaian ini meningkat lebih dari 2 kali lipat pendapatan pada tahun 2020 yang hanya Rp 14,32 triliun.

Sehingga holding tahun 2021 Bio Farma, Kimia Farma dan Indofarma mencatatkan untung Rp 1,93 triliun, naik 668,1 persen dari capaian tahun 2020.

Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir mengatakan kinerja yang meningkat signifikan ini salah satunya merupakan kontribusi Bio Farma dalam melaksanakan penugasan untuk penyediaan dan pendistribusian vaksin Covid-19.

Termasuk dari penjualan layanan regular Bio Farma berupa vaksin dan serum untuk pasar domestik maupun pasar internasional.

"“Kinerja Bio Farma sebagai induk, kontribusi dari sektor pemerintah melalui penugasan penyediaan vaksin Covid-19, sebesar Rp 26,81 triliun. " kata Honesti dalam keterangan resminya.

Kinerja ekspor Bio Farma sepanjang tahun 2021 tercatat mencapai Rp 1,47 triliun, meningkat sebesar 47,58 persen. Sementara itu, pendistribusian vaksin Covid-19 hibah sebesar Rp 388,83 miliar.

Selain vaksin dan serum, penjualan holding BUMN Farmasi juga ditopang dari kinerja PT Kimia Farma pada sektor manufaktur dan Indofarma yang berasal peningkatan nilai penjualan dari segmen produk obat dan pengadaan vaksin Covid-19.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Kontribusi Kimia Farma dan Indofarma Meningkat

Kimia Farma (KAEF) sebagai anggota Holding BUMN Farmasi, memberikan kontribusi sebesar 29,6 persen dari total pendapatan bersih, atau mencapai Rp 12,85 triliun. Penjualan Kimia Farma didominasi oleh peningkatan pada segmen manufaktur yang tumbuh hingga 246,75 persen, dan segmen ritel yang tumbuh 19,12 persen dari tahun sebelumnya.

Sementara itu, Indofarma (INAF) memberikan kontribusi sebesar 6,68 persen atau mencapai Rp 2,9 triliun. Mengalami peningkatan hingga 69,15 persen dari kinerja tahun 2020.

Pencapaian tersebut berasal dari peningkatan nilai penjualan dari segmen produk Obat sebesar Rp 2,1 triliun, Angka ini mengalami kenaikan Rp 1,234 triliun atau 142,52 persen dibandingkan tahun 2020 sebesar Rp 865,86 miliar.

"Pengadaan vaksin Covid-19 memberikan kontribusi penjualan bersih sebesar Rp 924,76 miliar," kata dia.

 

3 dari 3 halaman

Kinerja Menggembirakan

Kinerja Holding BUMN Farmasi yang menggembirakan di tahun 2021 diharapkan akan berlanjut di tahun 2022. Terlebih Holding BUMN Farmasi sedang bertransformasi ke industri healthcare dan digitalisasi layanan kesehatan.

Sebagai informasi, sejak dibentuk pada 2020, Holding BUMN Farmasi membawa misi untuk mewujudkan ketahanan kesehatan nasional di Indonesia. Caranya dengan mengintegrasikan seluruh kompetensi yang dimiliki, memadukan seluruh talenta dan kemampuan untuk berinovasi. Termasuk mempersiapkan program-program transformasi sebagai roadmap bagi pengembangan BUMN Farmasi menjadi Leading Life Science Company kelas dunia.

BUMN Farmasi sejak awal pandemic Covid 19 juga telah berperan sebagai garda terdepan dalam mencegah dan menanggulangi pandemi dengan menyediakan, mengembangkan, memproduksi dan mendistribusikan vaksin COVID-19 ke seluruh pelosok negeri. Sehingga tujuan pembentukan kekebalan kelompok (herd immunity) bisa tercapai.

 

Reporter: Anisyah Al Faqir

Sumber: Merdeka.com

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.