Sukses

Keluhan Erick Thohir Soal Ekonomi Digital Indonesia: Fintech Bukan Bagus Malah Tempat Penipuan

Selain e-commerce, Erick mencontohkan ketidaksiapan Indonesia dalam mengoptimalkan ekonomi digital juga tercermin di sektor jasa keuangan.

Liputan6.com, Jakarta Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir sangat kecewa karena Indonesia hanya jadi penonton di kancah perkembangan ekonomi digital. Saat ini Indonesia hanya menjadi konsumen akan produk asing yang membanjiri platform digital e-commerce. Padahal dengan kekuatan yang ada Indonesia bisa menjadi pemain utama.

"Kita bicara e-commerce barangnya asing. Itu realita," ujar Erick Thohir saat mengisi Kuliah Umum di Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung, Selasa (21/6/2022).

Selain e-commerce, Erick mencontohkan ketidaksiapan Indonesia dalam mengoptimalkan ekonomi digital juga tercermin di sektor jasa keuangan. Salah satunya ditandai dengan maraknya pinjaman online (pinjol) ilegal berkedok fintech yang meresahkan masyarakat.

"Fintech bukannya bagus malah tempat penipuan pinjol," ujarnya.

Pun, di industri gim Indonesia masih belum berbicara banyak. Mengingat, mayoritas game yang tersedia saat ini berasal dari produksi luar negeri.

"Yang suka main game, coba game dilihat buatan siapa. Buatan negara lain," bebernya.

Padahal, lanjut Erick, potensi ekonomi digital Indonesia mencapai Rp 4.500 triliun di 2030 mendatang. Angka ini sekaligus menjadikan Indonesia sebagai pasar terbesar untuk perkembangan ekonomi digital di kawasan Asia Tenggara atau ASEAN.

Untuk itu, Erick mendorong perusahaan BUMN agar lebih berpihak terhadao pengembangan kreator dan konten lokal. Antara lain dengan merefocusing bisnis Telkom dan Telkomsel melalui pembangunan data center dan cloud untuk mendukung aktivitas bisnis.

Kemudian, pengembangan jaringan fiber optik. Serta launching jaringan 5G BTS di sembilan kota untuk mendukung industri 5.0.

Upaya lainnya, Kementerian BUMN telah mendirikan Merah Putih Fund yang telah diresmikan Presiden Joko Widodo pada 17 Desember 2021. Merah Putih Fund sendiri merupakan lembaga pelat merah yang difokuskan pada pembiayaan perusahaan rintisan atau startup lokal.

"Ini semua aga jangan sampai market kita yang besar hanya dipakai oleh pertumbuhan bangsa lain," tutupnya.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Potensi Ekonomi Digital Rp 4.531 T jadi Peluang Menggiurkan bagi Pelaku Usaha

Sebelumnya, Badan Pengkajian dan Pengembangan Perdagangan (BPPP) Kementerian Perdagangan memperkirakan kontribusi Ekonomi Digital Indonesia (EDI) di tahun 2030 akan mencapai 18 persen dari produk domestik bruto (PDB) atau sekitar Rp 4.531 triliun. Itu artinya dalam 8 tahun ke depan, ekonomi digital tumbuh 4,5 kali dibandingkan saat ini yang sekitar 4 persen.

Pakar bisnis dan ekonomi digital dari Inventure, Yuswohady mengatakan besarnya potensi ekonomi digital itu menjadi peluang kepada pelaku usaha digital untuk semakin meningkatkan pertumbuhan bisnisnya.

Itu sebabnya banyak perusahaan berbasis digital seperti GoTo, Grab, Blibli dan lainnya sangat agresif untuk menjaring patner bisnis dan melayani target konsumennya.

“Jika dilihat saat ini perilaku konsumen kita sudah mengarah kepada digitalisasi, mulai dari belanja online, pembayaran online, sampai transportasi online. Sekarang tinggal bagaimana pelaku usaha di bidang ini menangkap peluang tersebut,” kata Yuswohady, dikutip Minggu (19/6/2022).

Laporan e-Conomy SEA 2021 dari Google, Temasek, and Bain & Company mengungkapkan, terdapat sekitar 21 juta konsumen digital baru di Indonesia sejak awal pandemi Covid 19 hingga kuartal pertama 2021.

Dengan jumlah penduduk yang mencapai 270 juta dan pendapatan per kapita yang dipoyeksi akan terus meningkat, potensi pasar Indonesia sangat besar.

Meskipun pasarnya besar, kompetisi di industri digital juga semakin ketat. Menurut Yuswohady, selain harus menjaring pengguna baru, perusahaan digital juga dituntut untuk mengembangkan berbagai strategi guna menjaga loyalitas konsumen dan selalu aktif bertransaksi walau tanpa harus bakar uang melalui promo.

3 dari 3 halaman

Transaksi Konsumen

Sebagai contoh keberhasilan GoTo dalam meningkatkan transaksi konsumen di ekosistemnya. Perusahaan hasil kombinasi bisnis antara Gojek dan Tokopedia ini mampu mendorong konsumen yang bergabung di tahun 2018 untuk bertransaksi 6,8 kali lebih banyak selama tahun 2021.

Selain reward bagi konsumen, ekosistem digital perlu memperhatikan kebutuhan penjual (seller) agar produknya cepat terjual.

“Layanan kepada mereka juga harus menjadi perhatian. Karena para seller ini juga akan sangat menentukan transaksi yang ada di ekosistem digital itu sendiri,” katanya.

Untuk menjaga loyalitas konsumen, GoTo memilih strategi dengan mengembangkan GoPay Coins. Jika sebelumnya hanya dapat digunakan untuk belanja di Tokopedia, kini GoPay Coins bisa dipakai untuk berbagai pembayaran layanan di ekosistem GoTo tanpa mengurangi saldo GoPay.

Chief Marketing Officer GoPay Fibriyani Elastria menjelaskan, kehadiran GoPay Coints sejak bulan Mei untuk berbagai layanan di aplikasi Gojek mendapatkan sambutan positif dari pengguna.

Sejak perluasan itu, GoPay mencatat peningkatan sebesar 20 persen pada jumlah pengguna yang bertransaksi menggunakan GoPay Coins. GoPay Coins adalah sistem poin loyalitas universal pada ekosistem GoTo dalam bentuk saldo cashback yang diberikan sebagai reward kepada pengguna setelah menyelesaikan transaksi.

“GoPay Coins menjadi salah satu inovasi kami untuk memaksimalkan keuntungan cashback dan mencegah penyalahgunaan tanpa mengurangi apresiasi terhadap pengguna setia layanan di ekosistem GoTo. Harapannya, pengguna dapat bertransaksi dengan lebih aman dan efisien serta bisa memaksimalkan keuntungan yang disediakan oleh berbagai layanan di ekosistem GoTo, ” kata Fibriyani.

 

Reporter: Sulaeman

Sumber: Merdeka.com

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.